1. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa, atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya, atau lebih tepat lagi, seperti dikatakan Martinet (1897:19), telaah ilmiah mengenai bahasa manusia.ilmu linguistik sering juga disebut linguistuk umum general linguistics). Artinya, ilmu linguistik itu tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya. 2. Nama ahli : Abdul Chaer Judul nuku : Linguistik Umum Tahun terbit :2007 Nama penerbit :PT Rineka Cipta Kota penerbit : Jakarta 3. Linguistik mendekati dan memandang bahasa sebagai bahasa, linguistik melihat bahasa sebagai bunyi,artinya bagi linguistik bahasa lisan adalah yang primer sedangkan bahasa tulis hanya sekunder. Sebagai ilmu empiris linguistik berusaha mencari keteraturan atau kaidah-kaidah yang hakiki dari bahasa yang ditlitinya. Karena itu, linguistik sering juga disebut sebagai ilmu nomotetik. Kemudian sesuai dengan predikat keilmiahan yang disandangnya linguistik tidak pernah berhenti pada satu titik kesimpulan, tetapi akan terus menyenpurnakan kesimpulan tersebut berdasarkan data empiris selanjutnya. 4. Menggunakan bahasa dengan baik dan benar sehingga dapat dimengerti dan dipahami 5. Ada 5 subkajian linguistik yaitu : a. Fonetik b. Fonologi c. Morfologi d. sintaksis e. semantik 6. Fonetik dalam tataran medium karena fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
1. Kutiplah definisi linguistik yang berasal dari sumber lain! => Linguistik adalah ilmu bahasa. Linguistik tetap merupakan ilmu yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa.
2. Tulislah nama ahli yang memberikan definisi tersebut, judul buku, tahun terbit, nama penerbit, dan kota penerbit! => Nama Tokoh : Drs. Abdul Chaer Judul Buku : Linguistik Umum Tahun Terbit : Edisi Revisi 2014 Nama Penerbit : PT. RINEKA CIPTA Kota Penerbit : Jakarta
3. Berikanlahnya penjelasan definisi linguistik yang telah Anda kutip tersebut! => Ilmu linguistik tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya. Bahasa menjadi alat interaksi sosial milik manusia. Bahasa dilihat dan digunakan sebagai sarana menciptakan keindahan atau bunyi dan nada dalam seni musik. Bahasa sebagai objek kajian linguistik bisa kita bandingkan dengan peristiwa-peristiwa alam yang menjadi objek kajian ilmu fisika, atau dengan berbagai penyakit dan cara pengobatannya yang menjadi objek kajian ilmu kedokteran atau dengan gejala-gejala sosial dalam masyarakat yang menjadi objek kajian sosiologi. Keumuman linguistik ini akan tampak dari pembahasan yang diambil dari berbagai bahasa, bukan dari bahasa tertentu.
4. Kesiapan apa saja yang dimiliki oleh pengkaji bahasa? => Kesiapan belajar memandang bahasa secara objektif. Pandangan yang objektif yaitu memandang bahasa sebagai bahasa.
5. Ada berapa subkajian linguistik? => a. Fonetik b. Fonologi c. Morfologi d. Sintaksis e. Semantik
6. Mengapa Fonetik itu berada dalam tataran medium? Apa maksudnya? => Karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa.
DYAH ANGGORO AYUNABYLLA NORKINANTHI A310160114 KELAS C
TUGAS FONETIK Latihan halaman 14
1) Kutiplah definisi linguistik yang berasal dari sumber lain! Linguistik adalah ilmu tentang bahasa, atau telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. Linguistik juga sering disebut lingistik umum (general linguistics) karena linguistik tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja (misalnya seperti Bahasa Jawa), melainkan mengkaji bahasa pada umumnya.
2) Tulislah nama ahli yang memberikan definisi tersebut, judul buku, tahun terbit, nama penerbit, dan kota penerbit! Nama Ahli : Drs. Abdul Chaer Judul Buku : Linguistik Umum Tahun Terbit : 2014 (Cetakan Keempat, Edisi Revisi) Penerbit : Rineka Cipta Kota Penerbit : Jakarta
3) Berikanlah penjelasan definisi linguistik yang telah Anda kutip tersebut! Linguistik tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya. Keumuman linguistik ini akan tampak dari pembahasan yang diambil dari berbagai bahasa, bukan dari bahasa tertentu. Dalam istilah Prancis bahasa secara umum disebut langage, bahasa yang menjadi alat interaksi sosial milik manusia, seperti tampak dalam ungkapan "Manusia punya bahasa sedangkan binatang tidak".
4) Kesiapan apa saja yang dimiliki oleh pengkaji bahasa? Pengkaji bahasa haruslah mempersipkan diri memandang bahasa secara objektif. Pandangan yang objektif yakni memandang bahasa sebagai bahasa. Diharapkan pengkaji dapat mengucapkan lafal bahasa dengan tepat dan juga mengerti makna bahasa yang diucapkan.
5) Ada berapa subkajian linguistik? Terdapat lima sub atau bidang dalam linguistik, meliputi: • Fonetik • Fonologi • Morfologi • Fonologi • Sintaksis • Semantik
6) Mengapa Fonetik itu berada dalam tataran medium? Apa maksudnya? Fonetik berada dalam tataran medium sebab fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa.
1. Linguistik merupakan ilmu bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya ( Abdul Chaer,2009:3) 2. Nama Ahli : Abdul Chaer Judul Buku : Psikolinguistik Kajian Teoritik Tahun Terbit : 2009 Nama Penerbit: PT. Rineka Cipta Kota Terbit : Jakarta 3. Berdasarkan yang saya kutip,definisi linguistik merupakan ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya,karena bahasa sebagai alat interaksi sosial dan alat komunikasi yang sangat bermanfaat dalam kehidupan sosial.Karena tanpa adanya bahasa kita akan kesulitan dalam menjalani kegiatan sehari-hari. 4.Seorang pengkaji bahasa harus memiliki kesiapan,yaitu yang pertama seorang pengkaji bisa mengucapkan lafal bahasa yang diucapkan dengan benar dan yang kedua seorang pengkaji bahasa harus bisa mengetaui makna bahasa yang telah diucapkan 5. Subkajian linguistik ada lima yaitu fonetik,fonologi,morfologi,sintaksis dan semantik 6. Fonetik berada dalam tataran medium karena hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa.
Nama : SETYO EKO WAHYU ADDIN NUGROHO NIM : A310160119 Kelas : C 1. Kutiplah definisi linguistik yang berasal dari sumber lain! Linguistik adalah ilmu bahasa. Linguistik tetap merupakan ilmu yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa.
2. Tulislah nama ahli yang memberikan definisi tersebut, judul buku, tahun terbit, nama penerbit, dan kota penerbit Nama Tokoh : Drs. Abdul Chaer Judul Buku : Linguistik Umum Tahun Terbit : Edisi Revisi 2014 Nama Penerbit : PT. RINEKA CIPTA Kota Penerbit : Jakarta3) Berikanlah penjelasan definisi linguistik yang telah Anda kutip tersebut! Linguistik tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya. Keumuman linguistik ini akan tampak dari pembahasan yang diambil dari berbagai bahasa, bukan dari bahasa tertentu. Dalam istilah Prancis bahasa secara umum disebut langage, bahasa yang menjadi alat interaksi sosial milik manusia, seperti tampak dalam ungkapan "Manusia punya bahasa sedangkan binatang tidak".
3. Berdasarkan yang saya kutip,definisi linguistik merupakan ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya,karena bahasa sebagai alat interaksi sosial dan alat komunikasi yang sangat bermanfaat dalam kehidupan sosial.Karena tanpa adanya bahasa kita akan kesulitan dalam menjalani kegiatan sehari-hari.
4) Kesiapan apa saja yang dimiliki oleh pengkaji bahasa? Pengkaji bahasa haruslah mempersipkan diri memandang bahasa secara objektif. Pandangan yang objektif yakni memandang bahasa sebagai bahasa. Diharapkan pengkaji dapat mengucapkan lafal bahasa dengan tepat dan juga mengerti makna bahasa yang diucapkan.
5) Ada berapa subkajian linguistik? Terdapat lima sub atau bidang dalam linguistik, meliputi: - Fonetik - Fonologi - Morfologi - Fonologi - Sintaksis - Semantik 6. Fonetik dalam tataran medium karena fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
TUGAS FONETIK BAB II HAL-14 NAMA : HANIFAH NUR VATIMAH NIM : A31O16O12O KELAS : 1C
1. “Linguistik” berarti ‘ilmu bahasa’ Kata linguistik berasal dari kata latin, yaitu lingua ’bahasa’. Linguistik modern berasal dari Swis Ferdinand de saussure. Bagi de saussure,lingue adalah salah satu bahasa (misalnya bahasa inggris, bahasa indonesia, dan bahasa prancis)
2.NAMA AHLI : Swis Ferdinand de Saussure JUDUL BUKU : Asas – asas Linguistik Umum PENERBIT : GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS TAHUN TERBIT : 2006 KOTA TERBIT : Yogyakarta
3. Ilmu linguistik sering kali disebut ‘Linguistik umum’. Artinya ilmu linguistik tidak hanya menyelidiki salah satu bahasa saja (seperti bahasa inggris dan bahasa indonesia saja). Meskipun bahasa di dunia ini berbeda satu sama lain, tetapi menurut para ahli linguistik memiliki persamaanya juga.
4.-Bunyi bahasa baik/mudah dimengerti -Melafalkan bahasa dengan benar -Mengerti makna bahasa yang telah diucapkan
5. SUB KAJIAN FONETIK: -FONETIK -FONOLOGI -MORFOLOGI -SINTAKSIS -SEMANTIK
6. Fonetik berada dalam kelas medium karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa.
NAMA : SITI SURAMTI NIM : A310160116 KELAS : C TUGAS : BUKU FONETIK HALAMAN 14
1. “Linguistik” berarti ‘ilmu bahasa’ Kata linguistik berasal dari kata latin, yaitu lingua ’bahasa’. Linguistik modern berasal dari Swis Ferdinand De Saussure. Bagi Ferdinand De saussure, lingue adalah salah satu bahasa (misalnya bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan bahasa Prancis). "Linguistik" adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagagai objek kajiannya. (Martinet 1987:19) "Linguistik" adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. (Abdul Chaer 2009:3) Sumber: htttp: //carapedia.com
2. Nama Ahli : Drs. Abdul Chaer Judul Buku : Linguistik Umum Tahun Terbit : 2014 (Edisi Revisi) Nama Penerbit : PT. Rineka Karya Kota Penerbit : Jakarta
3. Linguistik adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji sebuah bahasa misalnya bahasa Jawa, Arab, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya karena bahasa sebagai alat interaksi sosial dan alat komunikasi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari
4. Kesiapan yang dimiliki oleh pengkaji bahasa antara lain: a. Bunyi bahasa baik dan mudah dimengerti b. Bisa mengucap lafal bahasa dengan benar dan tepat c. Mengerti makna bahasa yang telah diucapkan 5. Subkajian linguistik ada 5, yaitu: - Fonetok - Morfologi - Fonologi - Sintaksis - Semantik
6. Fonetik berada dalam tataran medium karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi bahasa, dan tidak sampai mempelajari fungsi dari bunyi bahasa secara mendalam.
Tugas Fonetik halaman 14 Nama : Muhammad Latief Prakosa NIM : A310160089 KELAS : C
1).Linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Martinet (1987:19). Kajian bahasa melalui pengamatan yang teratur dan secara empiris (berdasarkan penemuan, percobaan, pengamatan, dan pengalaman) dapat dibuktikan benar atau tidaknya serta mengacu pada teori umum tentang struktur bahasa.
2).Nama ahli : Abdul Chaer Judul buku : Linguistik Umum Tahun terbit : 2012 Nama penerbit : Rineka Cipta Kota terbit : Jakarta
3).Ilmu linguistik sering juga disebut linguistik umum (general linguistics), Karena ilmu linguistik itu tidak hanya mengkaji sebuah bahasa seperti bahasa Jawa atau bahasa Arab melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya, bahasa yang menjadi alat interaksi sosial manusia. Bahasa-bahasa didunia ini memang beda tetapi ternyata ada persamaan yang merujuk pada pola-pola tertentu.
4). Kesiapan apa saja yang dimiliki oleh pengkaji bahasa? Jawab: -Harus mengerti makna bahasa yang di ucapkan -Harus mengucapkan lafal bahasa dengan benar
6).Mengapa fonetik itu berada dalam tataran medium ? Apa maksudnya ? Jawab: Fonetik berada dalam tataran medium karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa, tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa.
TUGAS FONETIK 1.Linguistik adalah ilmu bahasa, atau telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. linguistik juga sering disebut linguistik umum karena linguistik tidak mengkaji sebuah bahasa saja (seperti bahasa jawa), melainkan mengkaji bahasa pada umumnya. 2. Nama ahli: Abdul chaer judul buku : linguistik umum tahun terbit : 2007 nama penerbit : PT. RINEKA CIPTA kota penerbit : jakarta 3. linguistik umum adalah linguistik yang mempelajari kaedah kaedah bahasa secara umum, bukan bahasa tertentu. kaedah kaedah khusus atau spesifik mempelajari bahasa arap atau bahasa sunda. kajian khusus ini juga bisa di lakukan terhadap satu rumpun atau subrumpun bahasa misal bahasa autronesia, atau subrumpun indojerman. 4. menggunakan bahasa dengan baik dan benar 5. subkajian ada 5 : a. Fonetik b. Fonologi c. Morfologi d. Sintaksis e. Semantik 6. karena fonetik berada dalam tataran medium, fonetik hanya mempelajari tentang bunyi bahasa, tidak sampai mendalami bunyi bunyi bahasa
NAMA : M. ALIP SAMSUDIN KABUT NIM : A310160082 KELAS : C TUGAS
1.Linguistik adalah ilmu bahasa, atau telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. linguistik juga sering disebut linguistik umum karena linguistik tidak mengkaji sebuah bahasa saja (seperti bahasa jawa), melainkan mengkaji bahasa pada umumnya.
2. Nama ahli: Abdul chaer judul buku : linguistik umum tahun terbit : 2007 nama penerbit : PT. RINEKA CIPTA kota penerbit : jakarta
3. linguistik umum adalah linguistik yang mempelajari kaedah kaedah bahasa secara umum, bukan bahasa tertentu. kaedah kaedah khusus atau spesifik mempelajari bahasa arap atau bahasa sunda. kajian khusus ini juga bisa di lakukan terhadap satu rumpun atau subrumpun bahasa misal bahasa autronesia, atau subrumpun indojerman.
4. menggunakan bahasa dengan baik dan benar
5. subkajian ada 5 : a. Fonetik b. Fonologi c. Morfologi d. Sintaksis e. Semantik
6. karena fonetik berada dalam tataran medium, fonetik hanya mempelajari tentang bunyi bahasa, tidak sampai mendalami bunyi bunyi bahasa
Nama :SITI ISTIQOMAH Nim :A310160097 Kelas :C Tugas :Buku Fonetik hal.14
1.Linguistik adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya.(MARTINET1987:19) Linguistik adalah ilmu bahasa/ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya.(ABDUL CHAER2009:3) Linguistik, ide dasar yang ada didalam teks yang bersangkutan. Bila dikatakan bahwa makna ini tidak berbeda jauh dari serangkaian makna leksikal(NEWMARK) Sumber:http://carapedia.com
2.Nama ahli:Abdul Chaer Judul buku:Psikolinguistik kajian teoritik Tahun terbit:2009 Nama penerbit:PT.Rineka Cipta Kota penerbit:Jakarta
3.Linguistik adalah Ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji sebuah bahasa jawa,arab,melainkan mengkaji seluk beluk bahasa umumnya karena bahasa sebagai alat interaksi sosial dan alat komunikasi.
4.a. bunyi bahasa baik/mudah dimengerti b.bisa mengucap lafal bahasa yang diucapkan dengan benar c.mengerti makna bahasa yang telah diucapkan
Nama : Susi pratiwi NIM : A310160088 Kelas : C 1. Definisi linguistik dari sumber buku lain: Linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya atau lebih tepat lagi seperti dikatakan Martined (187:19) telaah mengenai bahasa manusia. Linguistik adalah sains (science) seperti halnya fisika dan kimia adalah saims (science) (Blomfield : 1933:20-34). Linguistik merupakan kajian ilmiah tentang bahasa (Dubois Jeau). Linguistik adalah ilmu bahasa atau ilmu yang mengandung bahasa sebagai objek kajiannya (Abdul Chaer, 2009:3). Linguistik adalah dasar yang ada didalam teks yang bersangkutan bila dikatakan bahwa makna ini tidak berbeda jauh dari serangkaian makna leksikal (Newmflek). 2. Nama ahli : Abdul Chaer Judul buku : Psikolinguistik Kajian Teoritik Tahun terbit : 2009 Nama penerbit : PT. Rineka Cipta Kota terbit : Jakarta 3. Penjelasan kutipan definisi linguistik : linguistik ini juga sering disebut linguistik umum. Linguistik mendekati dan memandang bahasa sebagai bahasa, linguistik melihat bahasa sebagai bunyi,artinya bagi linguistik bahasa lisan adalah yang primer sedangkan bahasa tulis hanya sekunder. Sebagai ilmu empiris linguistik berusaha mencari keteraturan atau kaidah-kaidah yang hakiki dari bahasa yang ditlitinya. Karena itu, linguistik sering juga disebut sebagai ilmu nomotetik. Kemudian sesuai dengan predikat keilmiahan yang disandangnya linguistik tidak pernah berhenti pada satu titik kesimpulan, tetapi akan terus menyenpurnakan kesimpulan tersebut berdasarkan data empiris selanjutnya. 4. Kesiapan yang dimiliki oleh pengkaji bahasa Memandang bahasa secara obyektif yaitu memandang bahasa sebagai bahasa Bunyi bahasa baik (mudah dimengerti) Mengerti bahasa yang telah diucapkan 5. Beberapa subkajian linguistik: Fonetik Fonologi Borfologi Sintaksis Semantik 6. Fenotik berada dalam tataran medium maksudnya adalah fonetik berada dalam kelas medium karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa, tidak sampai mendalami fungsi-fungsi, bunyi-bunyi bahasa.
Tugas fonetik halaman 14. 1. Definisi linguistik yang berasal dari sumber lain yakni menurut Martinet (1987:19) dalam buku Abdul Chaer (2012:1). Linguistik adalah ilmu tentang bahasa, atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya, atau lebih tepatnya lagi. kata linguistik (berpadanan dengan linguistics dalam bahasa Inggris, linguistique dalam bahasa Prancis dan linguistiek dalam bahasa Belanda). Diturunkan dari kata bahasa Latin lingua yang berarti "bahasa". Dalam bahasa-bahasa "Roman" yaitu bahasa-bahasa yang berasal dari bahasa Latin terdapat, kata yang serupa atau mirip dengan kata Latin itu. Antara lain lingua dalam bahasa Latin, lengue dalam bahasa Spanyol, langue dan langage dalam bahasa prancis. Dua istilah dalam bahasa prancis memiliki makna yang berbeda langue berarti suatu bahasa tertentu sedangkan langage berarti bahasa secara umum.
2. Nama ahli : Abdul Chaer Judul buku : Linguistik Umum Tahun terbit : 2012 Nama penerbit : PT Rineka Cipta Kota penerbit : Jakarta
3. Penjelasan definisi linguistik yang telah dikutip yakni kata linguistik berarti ilmu bahasa yang mempelajari tentang bahasa tetapi bukan bahasa saja melainkan mengkaji seluk beluk bahasa. Kajian bahasa melalui pengamatan yang teratur dan secara empiris dan sebagai media pengantar jalinan komunikasi.
4. Kesiapan yang dimiliki oleh seorang pengkaji bahasa yakni kesiapan pengkaji untuk memandang bahasa sebagai bahasa merupaka dasar objektif. Pandangan objektif yaitu memandang bahasa sebagai bahasa, sesuatu yang benar dan sudah semestinya.
NAMA : YASINTA SILVIANA NINGRUM NIM : A310160086 KELAS : C
TUGAS FONETIK BAB II
1. Definisi linguistik adalah ilmu bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya (Abdul Chaer, 2012:1), atau lebih tepat lagi, seperti dikatakan Martinet (1987:19), telaah ilmiah mengenai bahasa manusia.
2. Nama ahli : Abdul Chaer Judul buku : Linguistik Umum Tahun terbit : 2012 Nama penerbit : PT Rineka Cipta Kota penerbit : Jakarta
3. Penjelasa definisi linguistik : linguistik adalah ilmu tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya, bahasa yang menjadi alat interaksi sosial milik manusia.
4. Kesiapan pengkaji bahasa: -Kesiapan memandang bahasa secara objektif -Mampu menggunakan bahasa dengan baik sehingga mudah di mengerti -Mampu mengucap lafal bahasanya dengan benar -Mengerti makna dari setiap bahasa yang di kaji
5. Subkajian linguistik ada 5, yaitu fonetik, fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik
6. Fonetik berada dalam tataran medium, karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa, tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa.
NAMA : SANDRIA LARASATI NIM : A310160087 KELAS : C
TUGAS FONETIK HAL 14
1.Linguistik adalah ilmu bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. Dalam berbagai buku mungkin rumusnya agak berbeda, tetapi bahwa bahasa menjadi kajian linguistik, kiranya tidak perlu diperdebatkan lagi.
2.Nama ahli : Abdul Chaer Judul buku : Psikolinguistik Kajian Teoritik Tahun terbit : 2009 Nama penerbit : PT. Rineka Cipta Kota terbit : Jakarta
3. Pemjelasan dari definisi linguistik pada nomor 1 telah dia sebutkan bahwa bahasa sebagai objek kajian linguistik bisa kita bandingkan dengan peristiwa-peristiwa alam yang menjadi objek kajian ilmu fisika, atau dengan berbagai penyakit dan cara pengobatannya yang menjadi objek kajian ilmu kedokteran, atau dengan gejala-gejala sosial dalam masyarakat yang menjadi objek kajian sosial. Meskipun dalam dunia keilmuan ternyata yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya bukan hanya linguistik, tetapi linguistik tetap merupakan ilmu yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa, sedangkan ilmu lain tidak demikian.
4. Kesiapan pengkaji bahasa: -Kesiapan memandang bahasa secara objektif -Mampu menggunakan bahasa dengan baik sehingga mudah di mengerti -Mampu mengucap lafal bahasanya dengan benar -Mengerti makna dari setiap bahasa yang di kaji
1. Linguistik adalah ilmu bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Telaah ilmiah mengenai bahasa manuysia. Dalam berbagai buku mungkin rumusannya agak berbeda tetapi bahwa bahasa menjadi kajian linguistik, kiranya tidak perlu diperhatikan lagi.
2. Nama ahli:Abdul Chaer Judul buku:Psikolinguistik kajian teoritik Tahun terbit:2009 Nama penerbit:PT.Rineka Cipta Kota penerbit:Jakarta
3. Penjelasan dari definisi linguistik pada nomor 1 telah disebutkan bahwa bahasa sebagai objek kajian linguistik bisa kita bandingkan dengan peristiwa-peristiwa alam yang menjadi objek kajian ilmu fisika, atau dengan berbagai penyakit dan cara pengobatannya yang menjadi objek kajian ilmu kedokteran, atau dengan gejala-gejala sosial dalam masyarakat yang menjadi objek kajian sosial. Meskipun dalam dunia keilmuan ternyata yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya bukan hanya linguistik, tetapi linguistik tetap merupakan ilmu yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa, sedangkan ilmu lain tidak demikian.
4. Kesiapan yang harus dimiliki oleh pengkaji bahasa yaitu kesiapan belajar memandang bahasa secara objektif. Pandangan yang objektif yaitu memandang bahasa sebagai bahasa
Nama : Fera Diah Ayu Krismonita Nim : A310160123 Kelas: C
1.Linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya atau telaah ilmiah mengenai bahasa manusia (Martinet 1897:19)
2.Nama Ahli : Drs.Abdul Chaer Judul buku : Linguistik Umum Tahun terbit : Edisi Revisi 2014 Penerbit : Rineka Cipta Kota Penerbit : Jakarta.
3.Linguistik merupakan suatu ilmu yang dimana menjadikan bahasa sebagai objek utama kajiannya dan memandang bahasa sebagai bahasa didalam suatu kegiatan ilmiah.
4.Kesiapan yang dimiliki pengkaji bahasa yaitu mempersiapkan dirinya belajar memandang bahasa secara objektif, secara objektif yakni memandang bahasa sebagai bahasa, dan harus mengerti makna bahasa yang dilafalkan serta dapat mengucapkan bahasa itu dengan tepat.
5.Ada lima subkajian linguistik yaitu : a.)subkajian fonetik b.)subkajian fonologi c.)subkajian morfologi d.)subkajian sintaksis e.)subkajian semantik.
6. Fonetik berada dalam tataran medium karena fonetik hanya mempelajari bunyi-bunyi bahasa tidak sampai mempelajari fungsi-fungsi bahasa tersebut.
Nama : DWI KARTIKA NIM : A310160102 KELAS : C Latihan soal FONETIK Halaman : 14
JAWABAN
1 . BLOOMFIELD (1933: 20-34) Linguistik adalah sain (science), seperti halnya fisika dan kimia adalah sain. * COMSKY Linguistik adalah sebuah generatif yang bersifat mentalistik karena tujuan utamanya adalah menjelaskan hakekat competence, dan bukan performance * HJLEMSLEV Linguistik adalah sebuah contoh metasemiotika (telaah tentang bahasa yang juga adalah bahasa itu sendiri) * BENVENISTE Linguistik adalah perbedaan antara dimensi-simensi semiotik dan semantik pada bahasa * NEWMARK Lingusitik adalah ide dasar yang ada di dalam teks yang bersangkutan. Bisa dikatakan bahwa makna ini tidak berbeda jauh dari serangkaian makna leksikal. * MARTINET (1987: 19) Linguistik adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya * MATTHEWS Linguistik didefinisikan sebagai ilmu bahasa atau studi ilmiah mengenai bahasa * HARIMUTI KRIDALAKSANA Linguistik merupakan ilmu tentang tata bahasa * DUBOIS, JEAN Linguistik merupakan kajian ilmiah tentang bahasa
2. Martined ( 1987:19) telaah ilmiah mengenai bahasa manusia.
Nama Ahli : Abdul Chaer Judul Buku : Pengantar Linguistik Umum Tahun Terbit :2012 Nama Penerbit :PT . Rineka Cipta Kota Terbit :Jakarta
3. Linguistik adalah ilmu yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa. Kata linnguisti (perpadaan dengan linguistics) dalam bahasa inggris , lingguistique.dalam bahasa Prancis,linguistiek,dalam bahasa Belanda ) diturunkan dari kata bahasa Latin lingua yang berarti ‘ bahasa’ . 4. a) Seorang pengkaji bahasa wajib mempersiapkan dirinya belajar memandang bahasa secara objektif ,yaitu memandang bahasa sebagai bahasa . b).Kemampuan mempergunaakan bahasa sebagai kemampuan secara intuitif dimiliki oleh setiap penutur bahasa c).Hal-hal yang bersifat alami yang berhubungan dengan bahasa.
5. ada lima sub kajian Linguistik yaitu : - Bidang fonetik - Bidang fonologi -Bidang morfologi -Bidang sintaksis -Bidang semantik
6. Fonetik berada dalam tataran medium,karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi bahasa tidak sampai ke fungsi-fungsi bunyi bahasa.karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa.
Nama : Kevin NindaRahayu Nim : A310160109 Kelas : C
Jawaban dari Soal Fonetik Halaman : 14 1.Linguistik adalah ilmu bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kejiannya.(Abdul Chaer,2009:3).Pendapat para ahli yang lain mengenai Linguistik yaitu sebagai berikut: • Linguistik adalah sains,seperti halnya filsafat dan kimia adalah sains (Bloomfield,1933:20-24) • Linguistik merupakan kajian ilmiah tentang bahasa (Dubois,Jean) • Linguistik adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya (Martinet,1987:19) • Linguistik adalah perbedaan- perbedaan dimensi semiotik dan semantik dalam bahasa (Benueniste) • Linguistik adalah ide dasar yang berada pada teks yang bersangkutan.Bila dikatakan bahwa makna ini tidak berbeda jauh dari serangkaian makna leksikal (Newmark) 2. Nama Ahli : Abdul Chaer Judul Buku : Psikologistik Kajian Teoristik Tahun Terbit : 2009 Nama Penerbit : PT . Rineka Cipta Kota Penerbit :Jakarta 3.Definisi Linguistik adalah Ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji sebuah bahasa Jawa,bahasa Arab melainkan mengkaji seluk beluk bahasa umumnya karena bahasa sebagai alat interaksi sosial dan alat komunikasi. Definisi lain menurut Comsky adalah Linguistik yaitu generatif yang bersifat mentalistik karena tujuan utamanya adalah menjelaskan hakikat competence dan bukan performance 4.a) Bunyi bahasa baik atau mudah dimengerti b) Mengerti makna bahasa yang telah diucapkan c) Bisa mengucap lafal bahasa yang diucapkan dengan benar 5.Subkajian Linguistik,yaitu: • Fonetik • Fonologi • Morfologi • Sintaksis • Semantik 6.Fonetik berada pada kelas medium,karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa, tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa.
1.Kutiplah definisi linguistik yang berasal dari sumber lain ! 2. Tulislah nama ahli yang memberikan definisi tersebut,judul buku,tahu terbit,nama penerbit dan kota terbit ! 3. Berikanlah penjelsan definisi liguistik yang telah anda kutip ! 4. Kesiapan apa saja yang dimiliki oleh pengkaji bahasa? 5. Ada berapa sub kajian linguistik ? 6. Mengapa fonetik itu berada pada tataran medium ?Apa maksudnya?
Jawaban :
1.Definisi linguistik dari ilmu bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kejiannya.(Abdul Chaer,2009:3).Pendapat para ahli yang lain mengenai Linguistik :
a.Linguistik adalah menelaah bahasa secara ilmu pengetahuan.Tujuan utama adalah mempelajari suatu bahasa secara deskriptif. b.Linguistik adalah ilmu tentang bahasa penyelidikan bahasa secara ilmiah. 2. a. - Pringgodigdo dan Hasan Shaddily,dalam Siswanto PHM Dkk(2013) - Kridalaksana,dalam Siswanto PHM Dkk(2013) b. Nama Ahli : Abdul Chaer c. Judul buku : Pengantar Linguistik Umum d. Tahun Terbit :2012 e. Nama Penerbit : Media Perkasa f. Kota Terbit:Yogyakarta
3. Linguisitik berasal dari bahasa latin “Lingu” kata lain (langage,langue) Perancis,(lingua) Italia(lengua)Spanyol,(language)Inggris.Linguistik adalah ilmu yang mengkaji bahasa secara menyeluruh.Bidang kajian linguistik adalah bahasa sebagai bahasa artinya bahasa bukan dipandang sebagai alat komunikasi atau objek pengungkapan perasaan tetapi mengkaji bahasa secara keseluruhan bukan hanya mengacu pada satu bahasa.Peranan linguistik sebagai bahasa adalah dengan melihat hakikat bahas secara mendalam,dilakukan secara ilmiah dapat dikaji,diteliti dan dapat dibuktikan dari sumber yang jelas.
4. - Seorang pengkaji bahasa wajib mempersiapkan dirinya belajar memndang bahasa secara objektif yaitu memandang bahasa sebagai bahasa. - Kemampuan mempergunakan bahasa sebagai kemampuan secara intuisif dimiliki oleh setiap penutur bahasa. - Hal-hal yang bersifat alamiyang berhubungan dengan bahasa
5. Ada lima yaitu :
• Bidang Fonetik • Bidang Fonologi • Bidang Morfologi • Bidang Sintaksis • Bidang Sematik
6. Fonetik berada dalam tataran medium,karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa,tidak sampai mendalam fungsi bunyi-bunuyi bahasa.Karena fonetiktermasuk linguistik mikro yangmempelajaribunyi-bunyibahasatetapibelumsampai mempelajari tentang bunyi-bunyibahasa.
Nama : Alviana Dwi Lestari Nim : A310160108 Kelas : C
1.Menurut Benueiste Linguistik adalah perbedaan – perbedaan dimensi semantic dan semiotic dalam bahasa. Menurut Bloomfield :1933:20-34 Linguistik adalah sain (scince) seperti halnya fisika dan kimia adalah sain. Menurut Martinet : 1987:19 Linguistik adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. 2.Nama Ahli : Abdul Chaer Judul Buku : Linguistik Umum Tahun Penerbit: 2012 Kota Penerbit : Jakarta Nama Penerbit : PT Asdi Mahasatya 3.Definisi Menurut Comski Linguistik adalah generatif yang bersifat mentalistik karena tujuan utamanya adalah menjelaskan hakikat competence bukan pepormance. 4.a. Bunyi Bahasa baik atau mudah mengerti. b. bisa mengucap lafal bahasa yang diucapkan dengan benar. c. mengerti makna bahasa yang telah diucapkan. 5.Subkajian Linguistik: -Fonetik -Fonologi -Borfologi -Sintaksis -Semantik 6.Fonetik berada dikelas medium, karena fonetik hanya mempelajari tetang bunyi bahasa tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa.
Nama : Amalia Dwi Mar’atus Sholihah Nim : A310160115 Kelas : C LATIHAN 1. Kutiplah devinisi linguistik yang berasal dari sumber lain 2. Tulislah nama ahli yang memberikan definisi tersebut , judul buku, tahun terbit, nama penerbit, dan kota terbit. 3. Berikanlah penjelasan definisi linguistik yang telah anda kutip tersebut 4. Kesiapan apa saja yang dimiliki oleh pengkaji bahasa 5. Ada berapa subkajian linguistik 6. Mengapa fonetik itu berada dalam tataran medium? Apa maksutnya?
1) Devinisi linguistik yang berasal dari sumber lain BLOOMFIED ( 1933 : 20 -30) Linguistik adalah sain ( science). Seperti halnya fisika dan kimia adalah sain. BENVENISTE Linguistik adalah perbedaan antara dimensi dimensi semiotik dan semantik pada bahasa. MARTINET ( 1987 : 19 ) Linguistik adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya.
2) Nama ahli : Abdul Chaer judul buku : Psikolinguistik tahun terbit : 2009 nama penerbit : PT . Rineka cipta kota terbit : Jakarta
3) Penjelasan definisi linguistik yang telah anda kutip tersebuttik Devinisi Linguis :Ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan tidah hanya mengkaji sebuah bahasa Jawa, Arab, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa umumnya karena bahasa sebagai alat interaksi sosial dan alat komunikasi Devinisi Lain ( menurut comsky) : Linguistik dalam generatif yang bersifat metalisik karena tujuan utamannya adalah menjelaskan hakiakt competence dan bukan. 4) Kesiapan yang dimiliki oleh pengkaji bahasa Pengkaji bahasa wajib mempersiapkan dirinnya belajar memandang bahasa secara objektif. Yaitu memandang bahasa sebagai bahasa. 1.Bunyi bahasa baik atau mudah di mengerti 2.Bisa mengucap lafal bahasa yang diucapkan 3.Mengerti makna bahasa yang telah diucapkan.
5) Subkajian linguistik : Bidang fonetik Bidang fonologi Morfologi Sintaksis Semantik
6) Mengapa fonetik itu berada dalam tataran medium? Apa maksutnya? Fonetik berada dalam tataran medium karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi, bahasa, tidak sampai mendalami fungsi fungsi bahasa.
1.Linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya atau lebih tepat lagi seperti yang dikatakan martinet (1987:19) telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. 2.Judul buku : Abdul Chaer Nama ahli : Drs.Abdul Caher Tahun terbit : 2012 Nama Penerbit : PT. RINEKA CIPTA Kota Penerit : Jakarta 3.Maksudnya linguistik itu tidak hanya menyelidiki satu bahasa tetapi menyangkut bahasa pada umumnya. bahasa-bahasa di dunia ini memang berbeda-beda tetapi ternyata ada persamaan yang merujuk pada pola-pola tertentu. 4.– Bunyi bahasa baik mudah /mudah dimengerti -Bisa mengucap lafal bahasayang diucapkandengan benar -Mengerti makna yang telah diucapkan 5. Ada 30 subkaji 6. Karena fonetik berada dalam tataran medium karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa, tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa.
Nama : Nissa salecha Nim : A310160100 Kelas : 1C Fonetik latihan hal 14 1. a. linguistic adalah sain (scince) seperti halnya fisikan dan kimia adalan sain (bloomfrield :1933:20-34) b. linguistic adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya (martinet :1987:19) c. linguistic merupakan kajian ilmiah tentang bahasa (dubois jeau) d. linguistic adalah ilmu bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya (abdul chaer) e. linguistic adalah ide dasar yang ada di dalam teks yang bersangkutan bila dikatakan bahwa makna ini tidak berbeda jauh dari serangkaian makna leksikal (newmark) f. linguistic adalah perbedaan-perbedaan dimensi semiotic dan semantic dalam bahasa (benueniste)
2. nama ahli : Abdul Chaer judul buku : psikalinguistik kajian teoritik tahun terbit : 2009 nama penerbit : PT. Rineka Cipta kota penerbit : Jakarta
3. definisi linguistic : ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji sebuah bahasa jawa,arab, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa umumnya karna bahasa sebagai alat intereaksi dan alat komunikasi. Definisi lain menurut Comsky : linguistic adalah generative yang bersifat mentalistik karena tujuan utamanya adalah menjelaskan hakikat competence dan bukan performance
4. a. bunyi bahasa baik/mudah di mengerti b. bisa mengucap lafal bahasa yang diucapkan dengan benar c. mengerti makna bahasa yang telah diucapkan
5. subkajian linguistic yaitu : a. fonetik b. fonologi c. berfologi d. sintaksis e. sematik
6. fonetik berbeda dalam kelas medium karena fonetik hanya mempelajai tentang bunyi-bunyi bahasa tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa.
Nama: ROSSY ANDRIANI NIM: A310160101 kelas: C Tugas fonetik halaman 14
1. Kutiplah definisi linguistik yang berasal dari sumber lain! Linguistik adalah ilmu tentang bahasa, atau telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. Linguistik juga sering disebut lingistik umum atau general linguistics karena linguistik tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji bahasa pada umumnya.
2. Tulislah nama ahli yang memberikan definisi tersebut, judul buku, tahun terbit, nama penerbit, dan kota penerbit! Nama Ahli : Drs. Abdul Chaer Judul Buku : Linguistik Umum Tahun Terbit : 2014 (Cetakan Keempat, Edisi Revisi) Penerbit : Rineka Cipta Kota Penerbit : Jakarta
3. Berikanlah penjelasan definisi linguistik yang telah Anda kutip tersebut! Linguistik tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya. Keumuman linguistik ini akan tampak dari pembahasan yang diambil dari berbagai bahasa, bukan dari bahasa tertentu. Dalam istilah Prancis bahasa secara umum disebut langage, bahasa yang menjadi alat interaksi sosial milik manusia, seperti tampak dalam ungkapan "Manusia punya bahasa sedangkan binatang tidak".
4. Kesiapan apa saja yang dimiliki oleh pengkaji bahasa? Hendaknya Pengkaji bahasa haruslah mempersipkan diri memandang bahasa secara objektif. Pandangan yang objektif yakni memandang bahasa sebagai bahasa. Diharapkan pengkaji dapat mengucapkan lafal bahasa dengan tepat dan juga mengerti makna bahasa yang diucapkan.
5. Ada berapa subkajian linguistik? Ada lima sub atau bidang dalam linguistik, yakni: -Fonetik -Fonologi -Morfologi -Fonologi -Sintaksis -Semantik
6.Mengapa Fonetik itu berada dalam tataran medium? Apa maksudnya? Fonetik berada dalam tataran medium sebab fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa.
Nama : Anindita Yuan Prabandari NIM : A310160121 Kelas : C
1. Linguistik adalah ilmu bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. Dalam berbagai buku mungkin rumusannya agak berbeda, tetapi bahwa bahasa menjadi kajian linguistik, kiranya tidak perlu diperdebatkan lagi.
2. Definisi pada nomor 1 diungkapkan oleh Marinet (1987:19) yang dikutip dalam sebuah buku yang berjudul “Linguistik Umum” karya “Abdul Chaer” yang diterbitkan pada tahun 2014 oleh “Rineka Cipta” di Jakarta.
3. Penjelasan dari definisi linguistik pada nomor 1. Telah disebutkan bahwa bahasa sebagai objek kajian linguistik bisa kita bandingkan dengan peristiwa-peristiwa alam yang menjadi objek kajian ilmu fisika, atau dengan berbagai penyakit dan cara pengobatannya yang menjadi objek kajian ilmu kedokteran, atau dengan gejala-gejala sosial dalam masyarakat yang menjadi objek kajian sosiologi. Meskipun dalam dunia keilmuan ternyata yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya bukan hanya linguistik, tetapi linguistik tetap merupakan ilmu yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa, sedangkan ilmu lain tidak demikian.
4. Kesiapan yang harus dimiliki oleh pengkaji bahasa yaitu kesiapan belajar memandang bahasa secara objektif. Pandangan yang objektif yaitu memandang bahasa sebagai bahasa.
5. Subkajian linguistik ada 5. Yaitu fonetik, fonologi, mofologi, sintaksis, semantik.
6. Fonetik berada pada tataran medium, karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa, tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa.
1. Linguistik adalah ilmu bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. Dalam berbagai buku mungkin rumusannya agak berbeda, tetapi bahwa bahasa menjadi kajian linguistik, kiranya tidak perlu diperdebatkan lagi.
2. Definisi pada nomor 1 diungkapkan oleh Marinet (1987:19) yang dikutip dalam sebuah buku yang berjudul “Linguistik Umum” karya “Abdul Chaer” yang diterbitkan pada tahun 2014 oleh “Rineka Cipta” di Jakarta.
3. Penjelasan dari definisi linguistik pada nomor 1. Telah disebutkan bahwa bahasa sebagai objek kajian linguistik bisa kita bandingkan dengan peristiwa-peristiwa alam yang menjadi objek kajian ilmu fisika, atau dengan berbagai penyakit dan cara pengobatannya yang menjadi objek kajian ilmu kedokteran, atau dengan gejala-gejala sosial dalam masyarakat yang menjadi objek kajian sosiologi. Meskipun dalam dunia keilmuan ternyata yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya bukan hanya linguistik, tetapi linguistik tetap merupakan ilmu yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa, sedangkan ilmu lain tidak demikian.
4. Kesiapan yang harus dimiliki oleh pengkaji bahasa yaitu kesiapan belajar memandang bahasa secara objektif. Pandangan yang objektif yaitu memandang bahasa sebagai bahasa.
5. Subkajian linguistik ada 5. Yaitu fonetik, fonologi, mofologi, sintaksis, semantik.
6. Fonetik berada pada tataran medium, karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa, tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa
1. Linguistik adalah ilmu bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. Dalam berbagai buku mungkin rumusannya agak berbeda, tetapi bahwa bahasa menjadi kajian linguistik, kiranya tidak perlu diperdebatkan lagi.
2. Definisi pada nomor 1 diungkapkan oleh Marinet (1987:19) yang dikutip dalam sebuah buku yang berjudul “Linguistik Umum” karya “Abdul Chaer” yang diterbitkan pada tahun 2014 oleh “Rineka Cipta” di Jakarta.
3. Penjelasan dari definisi linguistik pada nomor 1. Telah disebutkan bahwa bahasa sebagai objek kajian linguistik bisa kita bandingkan dengan peristiwa-peristiwa alam yang menjadi objek kajian ilmu fisika, atau dengan berbagai penyakit dan cara pengobatannya yang menjadi objek kajian ilmu kedokteran, atau dengan gejala-gejala sosial dalam masyarakat yang menjadi objek kajian sosiologi. Meskipun dalam dunia keilmuan ternyata yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya bukan hanya linguistik, tetapi linguistik tetap merupakan ilmu yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa, sedangkan ilmu lain tidak demikian.
4. Kesiapan yang harus dimiliki oleh pengkaji bahasa yaitu kesiapan belajar memandang bahasa secara objektif. Pandangan yang objektif yaitu memandang bahasa sebagai bahasa.
5. Subkajian linguistik ada 5. Yaitu fonetik, fonologi, mofologi, sintaksis, semantik.
6. Fonetik berada pada tataran medium, karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa, tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa
1. Linguistik adalah ilmu bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. Dalam berbagai buku mungkin rumusannya agak berbeda, tetapi bahwa bahasa menjadi kajian linguistik, kiranya tidak perlu diperdebatkan lagi.
2. Definisi pada nomor 1 diungkapkan oleh Marinet (1987:19) yang dikutip dalam sebuah buku yang berjudul “Linguistik Umum” karya “Abdul Chaer” yang diterbitkan pada tahun 2014 oleh “Rineka Cipta” di Jakarta.
3. Penjelasan dari definisi linguistik pada nomor 1. Telah disebutkan bahwa bahasa sebagai objek kajian linguistik bisa kita bandingkan dengan peristiwa-peristiwa alam yang menjadi objek kajian ilmu fisika, atau dengan berbagai penyakit dan cara pengobatannya yang menjadi objek kajian ilmu kedokteran, atau dengan gejala-gejala sosial dalam masyarakat yang menjadi objek kajian sosiologi. Meskipun dalam dunia keilmuan ternyata yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya bukan hanya linguistik, tetapi linguistik tetap merupakan ilmu yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa, sedangkan ilmu lain tidak demikian.
4. Kesiapan yang harus dimiliki oleh pengkaji bahasa yaitu kesiapan belajar memandang bahasa secara objektif. Pandangan yang objektif yaitu memandang bahasa sebagai bahasa.
5. Subkajian linguistik ada 5. Yaitu fonetik, fonologi, mofologi, sintaksis, semantik.
6. Fonetik berada pada tataran medium, karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa, tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa
Tugas Fonetik (hal.14) 1. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa dan ilmu yg menjadikan bahasa sebagai objek kajian. Kata linguistik berpadanan dengan (linguistics dalam bahasa Inggris, linguistique dalam bahasa Prancis, dan linguistiek dalam bahasa Belanda).
2. Nama ahli : Drs. Abdul Chaer Judul buku : Psikolinguistik Kajian Teoritik Tahun penerbit : 2009 Nama penerbit : PT. Rineka Cipta Kota penerbit : Jakarta
3. Ilmu yg mempelajari tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji sebuah bahasa Jawa dan Arab saja. Melainkan mengkaji seluk-beluk bahasa pada umumnya, karena bahasa sebagai alat komunikasi.
4. a) Bisa mengucap lafal bahasa dengan benar b) Mengerti makna bahasa yg diucapkan
5. a) Fonetik b) Fonologi c) Semantik d) Sintaksis e) Borfologi
6. Fonetik berada dalam kelas medium, karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa, tidak sampai mendalami fungsinya.
Tugas Fonetik (hal.14) 1. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa dan ilmu yg menjadikan bahasa sebagai objek kajian. Kata linguistik berpadanan dengan (linguistics dalam bahasa Inggris, linguistique dalam bahasa Prancis, dan linguistiek dalam bahasa Belanda).
2. Nama ahli : Drs. Abdul Chaer Judul buku : Psikolinguistik Kajian Teoritik Tahun penerbit : 2009 Nama penerbit : PT. Rineka Cipta Kota penerbit : Jakarta
3. Ilmu yg mempelajari tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji sebuah bahasa Jawa dan Arab saja. Melainkan mengkaji seluk-beluk bahasa pada umumnya, karena bahasa sebagai alat komunikasi.
4. a) Bisa mengucap lafal bahasa dengan benar b) Mengerti makna bahasa yg diucapkan
5. a) Fonetik b) Fonologi c) Semantik d) Sintaksis e) Borfologi
6. Fonetik berada dalam kelas medium, karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa, tidak sampai mendalami fungsinya.
Nama : Sholikhah Satriawati NIM : A310160094 Kelas : C TUGAS FONETIK BAB 3 HALAMAN 21 1. 2.Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa, tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. 3.Nama ahli : Abdul Chaer Judul buku : Linguistik Umum Tahun terbit : 2012 Nomor halaman : 103 Nama penerbit : PT. Rineka Cipta Kota penerbit : Jakarta 4.Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang artinya mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa. 5.Fungsi bunyi bahasa adalah sebagai alat komunikasi : a.Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. b.Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami. c.Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi. 6.Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkret seperti ujaran. Contohnya seperti saat kita berkomunikasi dengan orang, maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan. 7.Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru (calon guru) bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa. 8.Seorang guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya, karena bahasa adalah suatu hal yang sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam pemaknaannya. 9.Cara seseorang mempelajari bunyi bahasa adalah seseorang tersebut harus sehat pendengaran, kemudian dapat mendengarkan suara. Suara bersumber dari gesekan atau benturan-benturan, suara bersumber dari alat suara pada manusia ataupun binatang. Selanjutnya lambang bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia. 10.Binatang tidak bisa menghasilkan bunyi bahasa, karena bunyi bahasa hanya dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sedangkan bunyi yang tidak dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa. 11.Manfaat teoritis yang berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan. Dan manfaat teoritis lainnya misalnya pengajar di perguruan tinggi, dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian di bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penguasaan secara teoritis memberikan bekal pengentahuan yang memadai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan. 12.Manfaat praktis dalam belajar fonetik adalah mampu mengetahui bunyi bahasa. Profesi yang memanfaatkan bidang fonetik yaitu, pembawa acara, penyair, guru bahasa.
Nama : Muhammad Latief Prakosa Nim : A310160089 Kelas : C
Tugas Fonetik Halaman 21
1.
2.Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa, tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
3.Nama ahli : Abdul Chaer Judul buku : Linguistik Umum Tahun terbit : 2012 Nomor halaman : 103 Nama penerbit : PT. Rineka Cipta Kota penerbit : Jakarta
4.Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang artinya mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5.Fungsi bunyi bahasa adalah sebagai alat komunikasi : a.Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. b.Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami. c.Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi.
6. Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkret seperti ujaran.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karna jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Guru bahasa harus mampu mendiskripsikan bunyi bahasa yang di ucapkan oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya, karena bahasa merupakan hal yang sekunder yang harus di pelajari dengan benar, baik dalam pengucapan maupun dalam pemaknaanya.
9. Cara seseorang mempelajari bunyi bahasa yaitu : Seseorang harus sehat pendengaran. Karena suara bersumber dari gesekkan atau benturan benda benda, suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya lambang bahasa adalah bunyi bunyi yang dihasilkan oleh alat bicara manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. Binatang tidak bisa menghasilkan bunyi bahasa, hanya bisa dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sedangkan bunyi yang tidak dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa.
11. Manfaat teoritis yang berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan. Dan manfaat teoritis lainnya misalnya pengajar diperguruan tinggi, dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penilitian di bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penguasaan secara teoritis memberikan bekal pengetahuan yang memadai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan.
12. Manfaat praktis dalam belajar fonetik adalah mampu mengetahui bunyi bahasa dan mempelajari tentang ketidaklancaran dalam berujar. Profesi yang memanfaatkan bidang fonetik yaitu : • Penyair • Guru bahasa • Pembawa acara • Reporter
Nama : Susi Pratiwi NIM :A310160088 Kelas : I C TUGAS FONETIK BAB 3 HALAMAN 21 1. 2. Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa, tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. 3. Nama ahli : Abdul Chaer Judul buku : Linguistik Umum Tahun terbit : 2012 Nomor halaman : 103 Nama penerbit : PT. Rineka Cipta Kota penerbit : Jakarta 4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang artinya mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa. 5. Fungsi bunyi bahasa adalah sebagai alat komunikasi : • Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. • Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami. • Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi. 6. Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkret seperti ujaran. Contohnya seperti saat kita berkomunikasi dengan orang, maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan. 7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru (calon guru) bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa. 8. Seorang guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya, karena bahasa adalah suatu hal yang sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam pemaknaannya. 9. Cara seseorang mempelajari bunyi bahasa adalah seseorang tersebut harus sehat pendengaran, kemudian dapat mendengarkan suara. Suara bersumber dari gesekan atau benturan-benturan, suara bersumber dari alat suara pada manusia ataupun binatang. Selanjutnya lambang bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia. 10. Binatang tidak bisa menghasilkan bunyi bahasa, karena bunyi bahasa hanya dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sedangkan bunyi yang tidak dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa. 11. Manfaat teoritis yang berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan. Dan manfaat teoritis lainnya misalnya pengajar di perguruan tinggi, dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian di bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penguasaan secara teoritis memberikan bekal pengentahuan yang memadai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan. 12. Manfaat praktis dalam belajar fonetik adalah mampu mengetahui bunyi bahasa. Profesi yang memanfaatkan bidang fonetik yaitu, pembawa acara, penyair, guru bahasa.
NAMA : M.ALIP SAMSUDIN KABUT NIM : A310160082 KELAS: 1C
TUGAS FONETIK BAB 3 HALAMAN 21 1. 2. Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa, tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. 3. Nama ahli : Abdul Chaer Judul buku : Linguistik Umum Tahun terbit : 2012 Nomor halaman : 103 Nama penerbit : PT. Rineka Cipta Kota penerbit : Jakarta 4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang artinya mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa. 5. Fungsi bunyi bahasa adalah sebagai alat komunikasi : • Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. • Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami. • Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi. 6. Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkret seperti ujaran. Contohnya seperti saat kita berkomunikasi dengan orang, maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan. 7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru (calon guru) bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa. 8. Seorang guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya, karena bahasa adalah suatu hal yang sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam pemaknaannya. 9. Cara seseorang mempelajari bunyi bahasa adalah seseorang tersebut harus sehat pendengaran, kemudian dapat mendengarkan suara. Suara bersumber dari gesekan atau benturan-benturan, suara bersumber dari alat suara pada manusia ataupun binatang. Selanjutnya lambang bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia. 10. Binatang tidak bisa menghasilkan bunyi bahasa, karena bunyi bahasa hanya dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sedangkan bunyi yang tidak dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa. 11. Manfaat teoritis yang berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan. Dan manfaat teoritis lainnya misalnya pengajar di perguruan tinggi, dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian di bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penguasaan secara teoritis memberikan bekal pengentahuan yang memadai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan. 12. Manfaat praktis dalam belajar fonetik adalah mampu mengetahui bunyi bahasa. Profesi yang memanfaatkan bidang fonetik yaitu, pembawa acara, penyair, guru bahasa.
NAMA : Kevin NindaRahayu NIM : A310160109 KELAS : C JAWABAN SOAL FONETIK HALAMAN : 21 NO. 1. Batasan fonetik berasal dari bahasa Inggris “Phonetics” artinya ilmu yang mengkaji bunyi-bunyi tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti (Verhaar.1982:12) dan Marsono (1989:1). Menurut Sudaryanto (1974:1) fonetik mengkaji bunyi bahasa dan sudut ucapan.Dapat disimpulkan fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendiskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan bagaimana cara membengtuknya sehingga menjadi getaran udara dan diterima oleh pendengar. 2. Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran,menelaah gelombang-gelombang bunyii bahasa yang dikeluarkan dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyii bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia. 3. Nama Ahli : Masnur Muslich Judul Buku : Fonologi Bahasa Indonesia Tahun Terbit : 2008 Nama Penerbit : PT . Bumi Aksara Kota Penerbit : Jakarta 4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bahasa tersebut karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tapi belum sampai mempelajari tentang fungsi-fungsi bunyi bahasa atau fonetik berada pada kelas medium sehingga tidak sampai membahas tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa. 5. Fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi antara lain, yaitu : •Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri •Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami •Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi 6. Kajian bunyi bahasa berada pada lingkup la parole artinya yaitu, bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkrit seperti ujaran. Contohnya: saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan. 7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa. 8. Karena seorang yang dikatakan sebagai guru hal tersebut merupakan hal sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam pemaknaannya,serta harus bisa menerangkan kaidah-kaidah bahasa dengan benar dan harus memperbaiki ucapan siswanya yang kurang benar agar makna dari kata tersebut tidak salah.Misalnya, me- + baca menjadi membaca sedangkan me- + dengar menjadi mendengar seorang guru harus bisa menerangkan tentang kaidah-kaidah tersbut. 9. Cara mempelajari bunyi bahasa,seorang tersebut harus sehat pendengarannya,lalu dapat mendengarkan suara.Suara bersumber pada benturan/gesekan benda-benda,suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia.Selanjutnya, lambang bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat bicara manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia. 10. Binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa, karena binatang juga dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak dimengerti oleh manusia. 11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan.Mahasiswa jenjang pendidikan sastra 1 dapat mengambil manfaat penggunaan fonetik atau penguasaan fonetik menjadi bekal untuk mengembangkan dirinya kejenjeng study selanjutnya. Manfaat teoritis lain yaitu, misalnya pengajar diperguruan tinggi dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian dibidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya.Penguasaan teoritis memberikan bekal pengetahuan yang memadahi untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan. 12. Seorang yang berprofesi dan mendayagunakan pengetahuan lisan patut atau harus menguasai bidang fonetik.Misalnya: Penyanyi, penyair, pembawa acara, reporter suatu media masa elektronik dan reporter.
1. Istilah fonetik berasal dari bahasa Inggris phonetics artinya 'ilmu yang mengkaji bunyi-bunyi tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti' (Verhaar, 1982: 12; Marsono, 1989: 1). Menurut Sudaryanto (1974: 1), fonetik mengkaji bunyi bahasa dari sudut ucapan (parole). Batasan fonetik dalam linguistic yaitu Fonetik adalah bagian dari studi linguistik yang mempelajari bunyi bahasa secara umum, tanpa memperhatikan makna, yang tidak bersifat fungsional, kajian bunyi bahasa manapun. Sedangkan fonemik adalah bagian dari studi linguistik yang mempelajari bahasa tertentu yang memperhatikan perbedaan makna. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan, bagaimana cara membentuknya sehingga menjadi getaran udara dan dapat diterima oleh pendengaran.
2. Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia.
3. Nama ahli : Masnur Muslich Judul buku : Fonologi Bahasa Indonesia Tahun terbit : 2008 Nomor halaman : Nama penerbit : PT Bumi Aksara Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi: a bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri b. komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami c. penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
6. kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan kongkrit, seperti ujaran. Contohnya saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan. 7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya, karena bahasa merupakan hal yang sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam pemaknaanya.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa, sesorang tersebut harus sehat pendengaran, lalu dapat mendengarkan suara. Suara bersumber pada gesekan atau benturan benda-benda. Suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya lambing bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat bicara manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa, karena binatang juga dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak dimengerti oleh manusia.
11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan.
12.Seseorang yang berprofesi dan mendayagunakan kemampuan lisan patut menguasai fonetik. Misalnya: penyair, penyanyi, presenter, pembawa acara, dan reporter suatu media masa elektronik dan sebagainya .
Nama : CHIKI ARIS SETIANTI NIM : A310160092 Kelas : C
TUGAS FONETIK BAB 3 HALAMAN 21 1.Batasan fonetik berasal dari bahasa Inggris “Phonetics” artinya ilmu yang mengkaji bunyi-bunyi tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti (Verhaar.1982:12) dan Marsono (1989:1). Menurut Sudaryanto (1974:1) fonetik mengkaji bunyi bahasa dan sudut ucapan.Dapat disimpulkan fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendiskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan bagaimana cara membengtuknya sehingga menjadi getaran udara dan diterima oleh pendengar. 2.Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa, tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. 3.Nama ahli : Abdul Chaer Judul buku : Linguistik Umum Tahun terbit : 2012 Nomor halaman : 103 Nama penerbit : PT. Rineka Cipta Kota penerbit : Jakarta 4.Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang artinya mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa. 5.Fungsi bunyi bahasa adalah sebagai alat komunikasi : a.Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. b.Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami. c.Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi. 6.Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkret seperti ujaran. Contohnya seperti saat kita berkomunikasi dengan orang, maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan. 7.Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru (calon guru) bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa. 8.Seorang guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya, karena bahasa adalah suatu hal yang sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam pemaknaannya. 9.Cara seseorang mempelajari bunyi bahasa adalah seseorang tersebut harus sehat pendengaran, kemudian dapat mendengarkan suara. Suara bersumber dari gesekan atau benturan-benturan, suara bersumber dari alat suara pada manusia ataupun binatang. Selanjutnya lambang bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia. 10.Binatang tidak bisa menghasilkan bunyi bahasa, karena bunyi bahasa hanya dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sedangkan bunyi yang tidak dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa. 11.Manfaat teoritis yang berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan. Dan manfaat teoritis lainnya misalnya pengajar di perguruan tinggi, dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian di bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penguasaan secara teoritis memberikan bekal pengentahuan yang memadai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan. 12.Manfaat praktis dalam belajar fonetik adalah mampu mengetahui bunyi bahasa. Profesi yang memanfaatkan bidang fonetik yaitu, pembawa acara, penyair, guru bahasa.
NAMA : HANIFAH NUR VATIMAH NIM : A310160120 KELAS : 1C
TUGAS FONETIK HAL 21
1. Istilah fonetik berasal dari bahasa Inggris phonetics artinya 'ilmu yang mengkaji bunyi-bunyi tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti' (Verhaar, 1982: 12; Marsono, 1989: 1). Menurut Sudaryanto (1974: 1), fonetik mengkaji bunyi bahasa dari sudut ucapan (parole). Batasan fonetik dalam linguistic yaitu Fonetik adalah bagian dari studi linguistik yang mempelajari bunyi bahasa secara umum, tanpa memperhatikan makna, yang tidak bersifat fungsional, kajian bunyi bahasa manapun. Sedangkan fonemik adalah bagian dari studi linguistik yang mempelajari bahasa tertentu yang memperhatikan perbedaan makna. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan, bagaimana cara membentuknya sehingga menjadi getaran udara dan dapat diterima oleh pendengaran.
2. Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia.
3. Nama ahli : Abdul Chaer Judul buku : Linguistik Umum Tahun terbit : 2012 Nomor halaman : 103 Nama penerbit : PT. Rineka Cipta Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi: a bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri b. komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami c. penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
6. kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan kongkrit, seperti ujaran. Contohnya saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya, karena bahasa merupakan hal yang sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam pemaknaanya.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa, sesorang tersebut harus sehat pendengaran, lalu dapat mendengarkan suara. Suara bersumber pada gesekan atau benturan benda-benda. Suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya lambing bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat bicara manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa, karena binatang juga dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak dimengerti oleh manusia.
11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan.
12.Seseorang yang berprofesi dan mendayagunakan kemampuan lisan patut menguasai fonetik. Misalnya: penyair, penyanyi, presenter, pembawa acara, dan reporter suatu media masa elektronik dan sebagainya .
Nama : Nanik hana putri Nim : A310160122 Kelas : C
Tugas fonetik halaman 21
1.Batasan fonetik terdapat dalam buku linguistik yakni fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
2. Kutipan batasan yakni fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan, bagaimana cara membentuknya sehinga menjadi getaran udara dan dapat diterima oleh pendengaran.
3. Nama ahli : Abdul chaer Judul buku : Linguistik umum Tahun terbit : 2012 Nomor halaman : 4.1 halaman 103 Nama penerbit : Rineka cipta Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengakaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa. Bahasa itu bermakna, maka segala ucapan yang tidak mempunyai makna dapat disebut bukan bahasa. Jadi sekali lagi bentuk bunyi bahasa yang tidak bermakna dalam bahasa apapun sebab fungsi bahasa adalah menyampaikan pesan, konsep, ide atau pemikiran.
5. Fungsi bunyi bahasa adalah sebagai alat komunikasi yang digunakan menyampaikan pesan, konsep, ide atau pemikiran.
6. Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole yakni bahasa dalam wujud nyata yang konkret yaitu yang berupa ujaran dalam kegiatan sehari-hari.
7. Fonetik yang mempelajari penekanan bagi guru (calon guru) yakni fonetik artikulatoris maksudnya mempelajari mekanisme alat-alat berbicara manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi bahasa, serta bagaimana bunyi klasifikasinya.
8. Guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswa nya karena sebagai seorang guru bahasa bukan hanya harus melatih keterampilan berbahasa, tetapi juga harus menerangkan kaidah-kaidah bahasa yang benar. Misalnya me-+ baca menjadi membaca, sedangkan me-+ dengar menjadi mendengar. Guru harus bisa menjelaskan kaidah tersebut. Bukan hanya mengatakan, memang begitulah seharusnya.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa : ● bunyi yang diinderakan melalui alat pendengaran dan syaraf si pendengar yang disebut impresif atau auditoris. Hal ini terbatas hanya kepada pemberian kesan tentang enak atau tidak enaknya bunyi yang di dengar, karena tidak diperoleh data-data yang objektif. ● berdasarkan arus bunyi yang telah keluar dari rongga mulut dan rongga hidung si pembicara merupakan gelombang bunyi udara yang disebut akustik. ● berdasarkan bunyi yang dihasilkan alat ucap yang disebut fisiologis atau artikuler. Cara yang paling udah dan praktis memberikan bukti dan datanya.
10. Binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa yakni pada dasarnya binatang menghasilkan bunyi bahasa yang menyerupai bunyi manusia,tetapi bunyi yang dihasilkan binatang tidak memiliki makna suara yang dihasilkan binatang hanya dikategorikan bunyi, bukan bahasa.
11. Manfaat teoretis yakni penguasaan teoretis memberikan bekal pengetahuan yang memadai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan. Misalnya pengajar di perguruan tinggi dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian dibidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya.
12. Manfaat praktis belajar fonetik yakni penguasaan fonetik akan memberikan mendasar praktis bagi seseorang yang berprofesi dan mendayagunakan kemampuan lisan patut menguasai fonetik. Misalnya : penyanyi, penyiar, presenter, pembawa acara, dan reporter suatu media masa elektronik.
NAMA : SETYO EKO WAHYU ADDIN NUGROHO NIM: A310160119 KELAS : C
TUGAS FONETIK HALAMAN 21 1. Batasan fonetik dalam linguistic yaitu Fonetik adalah bagian dari studi linguistik yang mempelajari bunyi bahasa secara umum, tanpa memperhatikan makna, yang tidak bersifat fungsional, kajian bunyi bahasa manapun. Sedangkan fonemik adalah bagian dari studi linguistik yang mempelajari bahasa tertentu yang memperhatikan perbedaan makna.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan, bagaimana cara membentuknya sehingga menjadi getaran udara dan dapat diterima oleh pendengaran. 2. Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia. 3. Nama ahli : Abdul ChaerJudul buku : Linguistik UmumTahun terbit : 2012Nomor halaman : 103Nama penerbit : PT. Rineka CiptaKota penerbit : Jakarta 4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa 5. fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi:a bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi dirib. komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahamic. penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi 6. kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa beradadalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan kongkrit, seperti ujaran. Contohnya saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan. 7. Fonetik yang dipelajari dan menjadipenekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbanganbagi kajian ilmu bahasa. 8. Guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswa nya karena sebagai seorang guru bahasa bukan hanya harus melatih keterampilan berbahasa, tetapi juga harus menerangkan kaidah-kaidah bahasa yang benar. Misalnya me- baca menjadi membaca, sedangkan me- dengar menjadi mendengar. Guru harus bisa menjelaskan kaidah tersebut. Bukan hanya mengatakan, memang begitulah seharusnya. 9. Cara mempelajari bunyi bahasa : ● bunyi yang diinderakan melalui alat pendengaran dan syaraf si pendengar yang disebut impresif atau auditoris. Hal ini terbatas hanya kepada pemberian kesan tentang enak atau tidak enaknya bunyi yang di dengar, karena tidak diperoleh data-data yang objektif. ● berdasarkan arus bunyi yang telah keluar dari rongga mulut dan rongga hidung si pembicara merupakan gelombang bunyi udara yang disebut akustik. ● berdasarkan bunyi yang dihasilkan alat ucap yang disebut fisiologis atauartikuler. Cara yang paling udah dan praktis memberikan bukti dan datanya. 10.Binatang tidak bisa menghasilkan bunyi bahasa, karena bunyi bahasa hanya dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sedangkan bunyi yang tidak dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa, melainkan disebut suara 11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan. 12.Seseorang yang berprofesi dan mendayagunakan kemampuan lisan patut menguasai fonetik. Misalnya: penyair, penyanyi, presenter, pembawa acara, dan reporter suatu media masa elektronik dan sebagainya .
NAMA : SETYO EKO WAHYU ADDIN NUGROHO NIM: A310160119 KELAS : C
TUGAS FONETIK HALAMAN 21 1. Batasan fonetik dalam linguistic yaitu Fonetik adalah bagian dari studi linguistik yang mempelajari bunyi bahasa secara umum, tanpa memperhatikan makna, yang tidak bersifat fungsional, kajian bunyi bahasa manapun. Sedangkan fonemik adalah bagian dari studi linguistik yang mempelajari bahasa tertentu yang memperhatikan perbedaan makna.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan, bagaimana cara membentuknya sehingga menjadi getaran udara dan dapat diterima oleh pendengaran. 2. Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia. 3. Nama ahli : Abdul ChaerJudul buku : Linguistik UmumTahun terbit : 2012Nomor halaman : 103Nama penerbit : PT. Rineka CiptaKota penerbit : Jakarta 4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa 5. fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi:a bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi dirib. komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahamic. penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi 6. kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa beradadalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan kongkrit, seperti ujaran. Contohnya saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan. 7. Fonetik yang dipelajari dan menjadipenekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbanganbagi kajian ilmu bahasa. 8. Guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswa nya karena sebagai seorang guru bahasa bukan hanya harus melatih keterampilan berbahasa, tetapi juga harus menerangkan kaidah-kaidah bahasa yang benar. Misalnya me- baca menjadi membaca, sedangkan me- dengar menjadi mendengar. Guru harus bisa menjelaskan kaidah tersebut. Bukan hanya mengatakan, memang begitulah seharusnya. 9. Cara mempelajari bunyi bahasa : ● bunyi yang diinderakan melalui alat pendengaran dan syaraf si pendengar yang disebut impresif atau auditoris. Hal ini terbatas hanya kepada pemberian kesan tentang enak atau tidak enaknya bunyi yang di dengar, karena tidak diperoleh data-data yang objektif. ● berdasarkan arus bunyi yang telah keluar dari rongga mulut dan rongga hidung si pembicara merupakan gelombang bunyi udara yang disebut akustik. ● berdasarkan bunyi yang dihasilkan alat ucap yang disebut fisiologis atauartikuler. Cara yang paling udah dan praktis memberikan bukti dan datanya. 10.Binatang tidak bisa menghasilkan bunyi bahasa, karena bunyi bahasa hanya dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sedangkan bunyi yang tidak dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa, melainkan disebut suara 11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan. 12.Seseorang yang berprofesi dan mendayagunakan kemampuan lisan patut menguasai fonetik. Misalnya: penyair, penyanyi, presenter, pembawa acara, dan reporter suatu media masa elektronik dan sebagainya .
NAMA :SITI ISTIQOMAH NIM :A310160097 KELAS :C TUGAS :FONETIK Hal 21
1. Batasan fonetik berasal dari bahasa inggris “phonetics” artinya ilmu yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti (verhaanr.1982:12) dan marsono(1989:1). Menurut sudaryanto (1974:1) fonetik mengkaji bunyi bahasa dan sudut ucapan. Dapat disimpulkan fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan . bagaimana cara membentuknya sehingga menjadi getaran udara dan diterima oleh pendengar.
2. Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia.
3. Nama ahli : Abdul Chaer Judul buku : Linguistik Umum Tahun terbit : 2012Nomor halaman : 103 Nama penerbit : PT. Rineka Cipta Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bahasa tersebut karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tapibelum sampai mempelajari tentang fungsi-fungsi bunyi bahasa atau fonetik berada pada kelas medium sehingga tidak sampai membahas tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. Fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi antara lain, yaitu:
• Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri • Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau difahami • Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
6. Kajian bunyi bahasa berada pada lingkungan la parole artinya , bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkrit seperti ujaran.contohnya: saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dari bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Karena seseorang yang dikatakan sebagai guru hal tersebut merupakan hal sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun pemaknaannya.serta harus bisa menerangkan kaidah-kaidah bahasa dengan benar dan harus memperbaiki ucapan siswanya yang kurang benar agar makna dari kata tersebut tidak salah.misalnya, me- + baca menjadi membaca sedangkan me- + dengar menjadi mendengar. Seorang guru harus bisa menerangkan kaidah-kaidah tersebut.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa seseorang harus sehat pendengaranya ,lalu dapat menengarkan suara. Suara berSumber pada benturan atau gosekan benda-benda. Suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya, lambing bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. Binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa, karena binatang juga dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak dimengerti oleh manusia.
11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang linguistik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuan . mahasiswa jenjang pendidikan strata 1 dapat mengambil manfaat penggunan fonetik atau penguasaan fonetik menjadi bekal untuk mengembangkan dirinya kejenjang studi selanjutnya. Manfaat teoritis lain yaitu, mengajar diperguruan tinggi dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penggunaan teoritis memberikan bekal pengetahuan yang memadai untuk berkiprah dalam dunia kerja.
12. Seseorang yang berprofesi dan mendaya gunakan pengetahuan lisan patut atau harus menguasai bidang fonetik. Misalnya, penyayi, penyair, pembaca berita,suatu media massa elektronik maupun nonelektronik
NAMA :INTAN MAYKA SARI NIM :A310160096 KELAS :C TUGAS :FONETIK Hal 21
1. Batasan fonetik berasal dari bahasa inggris “phonetics” artinya ilmu yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti (verhaanr.1982:12) dan marsono(1989:1). Menurut sudaryanto (1974:1) fonetik mengkaji bunyi bahasa dan sudut ucapan. Dapat disimpulkan fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan.Bagaimana cara membentuknya sehingga menjadi getaran udara dan diterima oleh pendengar.
2. Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia.
3. Nama ahli : Abdul Chaer Judul buku : Linguistik Umum Tahun terbit: 2012 Nomor halaman : 103 Nama penerbit : PT. Rineka Cipta Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bahasa tersebut karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tapibelum sampai mempelajari tentang fungsi-fungsi bunyi bahasa atau fonetik berada pada kelas medium sehingga tidak sampai membahas tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. Fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi antara lain, yaitu:
• Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri • Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau difahami • Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
6. Kajian bunyi bahasa berada pada lingkungan la parole artinya , bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkrit seperti ujaran.contohnya: saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dari bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Karena seseorang yang dikatakan sebagai guru hal tersebut merupakan hal sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun pemaknaannya.serta harus bisa menerangkan kaidah-kaidah bahasa dengan benar dan harus memperbaiki ucapan siswanya yang kurang benar agar makna dari kata tersebut tidak salah.misalnya, me- + baca menjadi membaca sedangkan me- + dengar menjadi mendengar. Seorang guru harus bisa menerangkan kaidah-kaidah tersebut.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa seseorang harus sehat pendengaranya ,lalu dapat menengarkan suara. Suara berSumber pada benturan atau gosekan benda-benda. Suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya, lambing bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. Binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa, karena binatang juga dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak dimengerti oleh manusia. 11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang linguistik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuan . mahasiswa jenjang pendidikan strata 1 dapat mengambil manfaat penggunan fonetik atau penguasaan fonetik menjadi bekal untuk mengembangkan dirinya kejenjang studi selanjutnya. Manfaat teoritis lain yaitu, mengajar diperguruan tinggi dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penggunaan teoritis memberikan bekal pengetahuan yang memadai untuk berkiprah dalam dunia kerja. 12. Seseorang yang berprofesi dan mendaya gunakan pengetahuan lisan patut atau harus menguasai bidang fonetik. Misalnya, penyayi, penyair, pembaca berita,suatu media massa elektronik maupun nonelektronik.
NAMA :ANNISA FEBRIASARI NIM :A310160085 KELAS :C TUGAS :FONETIK Hal 21
1. Batasan fonetik berasal dari bahasa inggris “phonetics” artinya ilmu yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti (verhaanr.1982:12) dan marsono(1989:1). Menurut sudaryanto (1974:1) fonetik mengkaji bunyi bahasa dan sudut ucapan. Dapat disimpulkan fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan.Bagaimana cara membentuknya sehingga menjadi getaran udara dan diterima oleh pendengar.
2. Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia.
3. Nama ahli : Abdul Chaer Judul buku : Linguistik Umum Tahun terbit: 2012 Nomor halaman : 103 Nama penerbit : PT. Rineka Cipta Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bahasa tersebut karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tapibelum sampai mempelajari tentang fungsi-fungsi bunyi bahasa atau fonetik berada pada kelas medium sehingga tidak sampai membahas tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. Fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi antara lain, yaitu:
• Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri • Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau difahami • Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
6. Kajian bunyi bahasa berada pada lingkungan la parole artinya , bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkrit seperti ujaran.contohnya: saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dari bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Karena seseorang yang dikatakan sebagai guru hal tersebut merupakan hal sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun pemaknaannya.serta harus bisa menerangkan kaidah-kaidah bahasa dengan benar dan harus memperbaiki ucapan siswanya yang kurang benar agar makna dari kata tersebut tidak salah.misalnya, me- + baca menjadi membaca sedangkan me- + dengar menjadi mendengar. Seorang guru harus bisa menerangkan kaidah-kaidah tersebut.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa seseorang harus sehat pendengaranya ,lalu dapat menengarkan suara. Suara berSumber pada benturan atau gosekan benda-benda. Suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya, lambing bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. Binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa, karena binatang juga dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak dimengerti oleh manusia. 11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang linguistik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuan . mahasiswa jenjang pendidikan strata 1 dapat mengambil manfaat penggunan fonetik atau penguasaan fonetik menjadi bekal untuk mengembangkan dirinya kejenjang studi selanjutnya. Manfaat teoritis lain yaitu, mengajar diperguruan tinggi dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penggunaan teoritis memberikan bekal pengetahuan yang memadai untuk berkiprah dalam dunia kerja. 12. Seseorang yang berprofesi dan mendaya gunakan pengetahuan lisan patut atau harus menguasai bidang fonetik. Misalnya, penyayi, penyair, pembaca berita,suatu media massa elektronik maupun nonelektronik.
NAMA :DEWI SURTIKANTI NIM :A310160084 KELAS :C TUGAS :FONETIK Hal 21
1. Batasan fonetik berasal dari bahasa inggris “phonetics” artinya ilmu yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti (verhaanr.1982:12) dan marsono(1989:1). Menurut sudaryanto (1974:1) fonetik mengkaji bunyi bahasa dan sudut ucapan. Dapat disimpulkan fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan.Bagaimana cara membentuknya sehingga menjadi getaran udara dan diterima oleh pendengar.
2. Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia.
3. Nama ahli : Abdul Chaer Judul buku : Linguistik Umum Tahun terbit: 2012 Nomor halaman : 103 Nama penerbit : PT. Rineka Cipta Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bahasa tersebut karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tapibelum sampai mempelajari tentang fungsi-fungsi bunyi bahasa atau fonetik berada pada kelas medium sehingga tidak sampai membahas tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. Fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi antara lain, yaitu:
• Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri • Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau difahami • Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
6. Kajian bunyi bahasa berada pada lingkungan la parole artinya , bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkrit seperti ujaran.contohnya: saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dari bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Karena seseorang yang dikatakan sebagai guru hal tersebut merupakan hal sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun pemaknaannya.serta harus bisa menerangkan kaidah-kaidah bahasa dengan benar dan harus memperbaiki ucapan siswanya yang kurang benar agar makna dari kata tersebut tidak salah.misalnya, me- + baca menjadi membaca sedangkan me- + dengar menjadi mendengar. Seorang guru harus bisa menerangkan kaidah-kaidah tersebut.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa seseorang harus sehat pendengaranya ,lalu dapat menengarkan suara. Suara berSumber pada benturan atau gosekan benda-benda. Suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya, lambing bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. Binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa, karena binatang juga dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak dimengerti oleh manusia. 11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang linguistik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuan . mahasiswa jenjang pendidikan strata 1 dapat mengambil manfaat penggunan fonetik atau penguasaan fonetik menjadi bekal untuk mengembangkan dirinya kejenjang studi selanjutnya. Manfaat teoritis lain yaitu, mengajar diperguruan tinggi dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penggunaan teoritis memberikan bekal pengetahuan yang memadai untuk berkiprah dalam dunia kerja. 12. Seseorang yang berprofesi dan mendaya gunakan pengetahuan lisan patut atau harus menguasai bidang fonetik. Misalnya, penyayi, penyair, pembaca berita,suatu media massa elektronik maupun nonelektronik.
NAMA :FITRI RUSIYATI NIM :A310160095 KELAS :C TUGAS :FONETIK Hal 21
1. Batasan fonetik berasal dari bahasa inggris “phonetics” artinya ilmu yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti (verhaanr.1982:12) dan marsono(1989:1). Menurut sudaryanto (1974:1) fonetik mengkaji bunyi bahasa dan sudut ucapan. Dapat disimpulkan fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan.Bagaimana cara membentuknya sehingga menjadi getaran udara dan diterima oleh pendengar.
2. Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia.
3. Nama ahli : Abdul Chaer Judul buku : Linguistik Umum Tahun terbit: 2012 Nomor halaman : 103 Nama penerbit : PT. Rineka Cipta Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bahasa tersebut karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tapibelum sampai mempelajari tentang fungsi-fungsi bunyi bahasa atau fonetik berada pada kelas medium sehingga tidak sampai membahas tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. Fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi antara lain, yaitu:
• Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri • Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau difahami • Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
6. Kajian bunyi bahasa berada pada lingkungan la parole artinya , bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkrit seperti ujaran.contohnya: saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dari bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Karena seseorang yang dikatakan sebagai guru hal tersebut merupakan hal sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun pemaknaannya.serta harus bisa menerangkan kaidah-kaidah bahasa dengan benar dan harus memperbaiki ucapan siswanya yang kurang benar agar makna dari kata tersebut tidak salah.misalnya, me- + baca menjadi membaca sedangkan me- + dengar menjadi mendengar. Seorang guru harus bisa menerangkan kaidah-kaidah tersebut.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa seseorang harus sehat pendengaranya ,lalu dapat menengarkan suara. Suara berSumber pada benturan atau gosekan benda-benda. Suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya, lambing bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. Binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa, karena binatang juga dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak dimengerti oleh manusia. 11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang linguistik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuan . mahasiswa jenjang pendidikan strata 1 dapat mengambil manfaat penggunan fonetik atau penguasaan fonetik menjadi bekal untuk mengembangkan dirinya kejenjang studi selanjutnya. Manfaat teoritis lain yaitu, mengajar diperguruan tinggi dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penggunaan teoritis memberikan bekal pengetahuan yang memadai untuk berkiprah dalam dunia kerja. 12. Seseorang yang berprofesi dan mendaya gunakan pengetahuan lisan patut atau harus menguasai bidang fonetik. Misalnya, penyayi, penyair, pembaca berita,suatu media massa elektronik maupun nonelektronik.
NAMA :BUNGA DEBBY NIM :A310160093 KELAS :C TUGAS :FONETIK Hal 21
1. Batasan fonetik berasal dari bahasa inggris “phonetics” artinya ilmu yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti (verhaanr.1982:12) dan marsono(1989:1). Menurut sudaryanto (1974:1) fonetik mengkaji bunyi bahasa dan sudut ucapan. Dapat disimpulkan fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan.Bagaimana cara membentuknya sehingga menjadi getaran udara dan diterima oleh pendengar.
2. Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia.
3. Nama ahli : Abdul Chaer Judul buku : Linguistik Umum Tahun terbit: 2012 Nomor halaman : 103 Nama penerbit : PT. Rineka Cipta Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bahasa tersebut karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tapibelum sampai mempelajari tentang fungsi-fungsi bunyi bahasa atau fonetik berada pada kelas medium sehingga tidak sampai membahas tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. Fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi antara lain, yaitu:
• Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri • Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau difahami • Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
6. Kajian bunyi bahasa berada pada lingkungan la parole artinya , bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkrit seperti ujaran.contohnya: saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dari bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Karena seseorang yang dikatakan sebagai guru hal tersebut merupakan hal sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun pemaknaannya.serta harus bisa menerangkan kaidah-kaidah bahasa dengan benar dan harus memperbaiki ucapan siswanya yang kurang benar agar makna dari kata tersebut tidak salah.misalnya, me- + baca menjadi membaca sedangkan me- + dengar menjadi mendengar. Seorang guru harus bisa menerangkan kaidah-kaidah tersebut.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa seseorang harus sehat pendengaranya ,lalu dapat menengarkan suara. Suara berSumber pada benturan atau gosekan benda-benda. Suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya, lambing bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. Binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa, karena binatang juga dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak dimengerti oleh manusia. 11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang linguistik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuan . mahasiswa jenjang pendidikan strata 1 dapat mengambil manfaat penggunan fonetik atau penguasaan fonetik menjadi bekal untuk mengembangkan dirinya kejenjang studi selanjutnya. Manfaat teoritis lain yaitu, mengajar diperguruan tinggi dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penggunaan teoritis memberikan bekal pengetahuan yang memadai untuk berkiprah dalam dunia kerja. 12. Seseorang yang berprofesi dan mendaya gunakan pengetahuan lisan patut atau harus menguasai bidang fonetik. Misalnya, penyayi, penyair, pembaca berita,suatu media massa elektronik maupun nonelektronik.
Tugas Fonetik (hal.14) 1. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa dan ilmu yg menjadikan bahasa sebagai objek kajian. Kata linguistik berpadanan dengan (linguistics dalam bahasa Inggris, linguistique dalam bahasa Prancis, dan linguistiek dalam bahasa Belanda).
2. Nama ahli : Drs. Abdul Chaer Judul buku : Psikolinguistik Kajian Teoritik Tahun penerbit : 2009 Nama penerbit : PT. Rineka Cipta Kota penerbit : Jakarta
3. Ilmu yg mempelajari tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji sebuah bahasa Jawa dan Arab saja. Melainkan mengkaji seluk-beluk bahasa pada umumnya, karena bahasa sebagai alat komunikasi.
4. a) Bisa mengucap lafal bahasa dengan benar b) Mengerti makna bahasa yg diucapkan
5. a) Fonetik b) Fonologi c) Semantik d) Sintaksis e) Borfologi
6. Fonetik berada dalam kelas medium, karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa, tidak sampai mendalami fungsinya.
1. Batasan fonetik berasal dari bahasa inggris “phonetics” artinya ilmu yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti (verhaanr.1982:12) dan marsono(1989:1). Menurut sudaryanto (1974:1) fonetik mengkaji bunyi bahasa dan sudut ucapan. Dapat disimpulkan fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan.Bagaimana cara membentuknya sehingga menjadi getaran udara dan diterima oleh pendengar.
2. Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia.
3. Nama ahli : Abdul Chaer Judul buku : Linguistik Umum Tahun terbit: 2012 Nomor halaman : 103 Nama penerbit : PT. Rineka Cipta Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bahasa tersebut karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tapibelum sampai mempelajari tentang fungsi-fungsi bunyi bahasa atau fonetik berada pada kelas medium sehingga tidak sampai membahas tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. Fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi antara lain, yaitu:
• Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri • Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau difahami • Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
6. Kajian bunyi bahasa berada pada lingkungan la parole artinya , bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkrit seperti ujaran.contohnya: saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dari bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Karena seseorang yang dikatakan sebagai guru hal tersebut merupakan hal sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun pemaknaannya.serta harus bisa menerangkan kaidah-kaidah bahasa dengan benar dan harus memperbaiki ucapan siswanya yang kurang benar agar makna dari kata tersebut tidak salah.misalnya, me- + baca menjadi membaca sedangkan me- + dengar menjadi mendengar. Seorang guru harus bisa menerangkan kaidah-kaidah tersebut.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa seseorang harus sehat pendengaranya ,lalu dapat menengarkan suara. Suara berSumber pada benturan atau gosekan benda-benda. Suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya, lambing bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. Binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa, karena binatang juga dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak dimengerti oleh manusia. 11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang linguistik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuan . mahasiswa jenjang pendidikan strata 1 dapat mengambil manfaat penggunan fonetik atau penguasaan fonetik menjadi bekal untuk mengembangkan dirinya kejenjang studi selanjutnya. Manfaat teoritis lain yaitu, mengajar diperguruan tinggi dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penggunaan teoritis memberikan bekal pengetahuan yang memadai untuk berkiprah dalam dunia kerja. 12. Seseorang yang berprofesi dan mendaya gunakan pengetahuan lisan patut atau harus menguasai bidang fonetik. Misalnya, penyayi, penyair, pembaca berita,suatu media massa elektronik maupun nonelektronik.
1. Batasan fonetik berasal dari bahasa inggris “phonetics” artinya ilmu yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti (verhaanr.1982:12) dan marsono(1989:1). Menurut sudaryanto (1974:1) fonetik mengkaji bunyi bahasa dan sudut ucapan. Dapat disimpulkan fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan.Bagaimana cara membentuknya sehingga menjadi getaran udara dan diterima oleh pendengar.
2. Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia.
3. Nama ahli : Abdul Chaer Judul buku : Linguistik Umum Tahun terbit: 2012 Nomor halaman : 103 Nama penerbit : PT. Rineka Cipta Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bahasa tersebut karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tapibelum sampai mempelajari tentang fungsi-fungsi bunyi bahasa atau fonetik berada pada kelas medium sehingga tidak sampai membahas tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. Fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi antara lain, yaitu:
• Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri • Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau difahami • Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
6. Kajian bunyi bahasa berada pada lingkungan la parole artinya , bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkrit seperti ujaran.contohnya: saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dari bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Karena seseorang yang dikatakan sebagai guru hal tersebut merupakan hal sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun pemaknaannya.serta harus bisa menerangkan kaidah-kaidah bahasa dengan benar dan harus memperbaiki ucapan siswanya yang kurang benar agar makna dari kata tersebut tidak salah.misalnya, me- + baca menjadi membaca sedangkan me- + dengar menjadi mendengar. Seorang guru harus bisa menerangkan kaidah-kaidah tersebut.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa seseorang harus sehat pendengaranya ,lalu dapat menengarkan suara. Suara berSumber pada benturan atau gosekan benda-benda. Suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya, lambing bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. Binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa, karena binatang juga dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak dimengerti oleh manusia. 11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang linguistik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuan . mahasiswa jenjang pendidikan strata 1 dapat mengambil manfaat penggunan fonetik atau penguasaan fonetik menjadi bekal untuk mengembangkan dirinya kejenjang studi selanjutnya. Manfaat teoritis lain yaitu, mengajar diperguruan tinggi dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penggunaan teoritis memberikan bekal pengetahuan yang memadai untuk berkiprah dalam dunia kerja. 12. Seseorang yang berprofesi dan mendaya gunakan pengetahuan lisan patut atau harus menguasai bidang fonetik. Misalnya, penyayi, penyair, pembaca berita,suatu media massa elektronik maupun nonelektronik.
NAMA :YASINTA SILVIANA NINGRUM NIM :A310160086 KELAS :C
1. Batasan fonetik yang terdapat dalam buku linguistik umum karya Abdul Chaer
2. Fonetik merupakan bidang kajian ilmu linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
3. Nama ahli : Abdul Chaer Judul buku : Linguistik Umum Tahun terbit : 2012 Nomor halaman : 103 Nama penerbit : PT RINEKA CIPTA Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. Fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi: a bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri b. komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami c. penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
6. Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan kongkrit, seperti ujaran. Contohnya saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dari bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya, karena bahasa merupakan hal yang sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam pemaknaanya.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa, sesorang tersebut harus sehat pendengaran, lalu dapat mendengarkan suara. Suara bersumber pada gesekan atau benturan benda-benda. Suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya lambang bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat bicara manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. Binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa, karena binatang juga dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak dimengerti oleh manusia.
11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan.
12. Seseorang yang berprofesi dan mendayagunakan kemampuan lisan patut menguasai fonetik. Misalnya: penyair, penyanyi, presenter, pembawa acara, dan reporter suatu media masa elektronik.
Nama = Adnan dwi prasetyo NIM =A310160125 KELAS = c Jawaban soal halamam 14 1 1 Linguistik adalah sain (scince seperti hanya fisika kimia adalah sain ( BlooMFIEI;1933;20-34.) 2 Lingustik adalah ilmu yang mengambil bahas sebagai objek kajian nya MARTINET (1987; 19) 3 Linguistik merupakan kajian ilmia tentang bahasa ( DiBoisjetu ) 4 linguistik adalah ilmu bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajian (Abdul chaer 2009 ;3 ) 5 Linguistik adalah ide Dasar yang ada di dalam teks yang bersangkutan . bila dikatan Bahwa makna ini tidak berbeda jauh dari serangkaian makna leksikal (New mark ) 6 LInguistik adalah perbedaan perbedaan di mensi semiotik dan semantik dalam bahasa (BENUENISTE) Sumber htt//cara media. Com 2 Nama ahli = Abdul chaer Judul buku = psikalinguistik kajian teoritik Tahun terbit = 2009 Nama penerbit =PT Rineka oipta Kota penerbit = Jakarta 3 definisi linguistik umum =ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji Sebuah bacaan jawa arab melaikan mengkaji seluk beluk bahasa umumnya karena bahasa Sebagai alat interaksi social dan alat berkomukasi . 4 - bagi bahasa baik / tidak mengerti -bisa mengucapkan lafal bahasa yang di ucapkan dengan benar - mengerti makna bahasa yang telah di ucapkan 5 subjek kajian linguistik yaitu - Fonetik - Fonologi - Morfologi - Sintaksif - Semantik
6 fonetik berada dalam kelas medium . karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi bunyi bahasa mendalami fungsi bunyi bunyi bahasa.
NAMA = Adnan dwi prasetyo NIM = A310160125 KELAS = C JAWABAN SOAL FONETIK HALAMAN ;21 NO 1 Batasan fonetik berasal dari bahasa inggris phonetick artinya ilmu yang mengkaji bunyi bunyi tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti ( Verhaar .1982; 12) dan marsono (1989 ;1) menurut sudaryanto (1974;12) fonetik mengkaji bunyi bahasa sudah ucapan .dapat disimpulkan fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendiskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan bagaimana cara membentuk sehinga menjadi getaran udara dan di terima oleh pendengar . 2 Fonetik merupakam bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia 3 NAMA AHLI = Abdul chaer Judul buku =psikalinguistik kajian teoritik Tahun terbit =2009 NAMA PENERBIT= PT RIEKA OIPTA KOTA PENERBIT =JAKARTA 4 FONETIK dikatakan mengkaji bunyi tanpa memperhatikan fungsi bahasa tersebut karena fonetik termasuk lingustik mikro yang mempelajaribunyi bunyi bahasa ,tapi belum sampai mempelajari tentang fungsi fungsi bunyi bahasa. 5 Fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi antara lain - Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri - Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak di terima atau pahami - Pengunaan bahasa sebagai alat komunikasi 6 kajian bahasa berada pada lingkup ia parole artinya yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkrit seperti ujaran. Contohnya saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan . 7 fonetik yang di pelajari dan menjadi penekan bagi guru bahasa adalaH Fonetik organis atau artikulatoris karena jenis fonetik yang terpenting dan baqgian yang memberikan sumbangan bagi kajian Ilmu bahasa. 8 Kerena saeorang yang dikatakan sebagai guru hal tersebut merupakan hal sekunder yang harus di pelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam dalam,pemaknaan serta harus bila menerangkan kaidah kaidah bahasa dengan benar dan harus memperbaiki ucapan siswanya yang kurang benar agar makna dari kata tersebut tidak salah misal me- +baca menjadi membaca . 9 Cara mempelajari bunyi bahasa seorang tersebut harus sehat pendengaranya lalu dapat mengengar suara suara bersumber pada benturan /gesekan benda benda suara sumber dari alat suara Pada binatang dan manusia . jadi bunyi bahasa di hasilkan oleh alat ucap manusia. 10 Binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa karena binatang bias dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak mengerti oleh manusia . 11 Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasa bidanmg fonetik akan menjadi bekal utama bagi seorang dalam rangka mengembangkan dirisebagai ilmuwan. Mahasiswa jenjang pendidikan sastra 1 dapat mengambil manfaat pengunaan fonetik. Manfaat teoritis lain yaitu pengajar di perguruan tinggi dal;am p[rogram kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemamouan untuk mengandalkan penelitian bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya .penguasa teoritis memberilan bekal pengetahuan yang mendalami untuk brtkipra dalam bidang pekerjaan . 12 Seorang yang berprofesi dan mendayagunakan pengetahuan lisan patut atau harus menguasai bidang fonetik misalnya penyiar,pembawa acara , reporter suatu media masa elektronik dan reporter.
NAMA = Adnan dwi prasetyo NIM = A310160125 KELAS = C JAWABAN SOAL FONETIK HALAMAN ;21 NO 1 Batasan fonetik berasal dari bahasa inggris phonetick artinya ilmu yang mengkaji bunyi bunyi tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti ( Verhaar .1982; 12) dan marsono (1989 ;1) menurut sudaryanto (1974;12) fonetik mengkaji bunyi bahasa sudah ucapan .dapat disimpulkan fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendiskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan bagaimana cara membentuk sehinga menjadi getaran udara dan di terima oleh pendengar . 2 Fonetik merupakam bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia 3 NAMA AHLI = Abdul chaer Judul buku =psikalinguistik kajian teoritik Tahun terbit =2009 NAMA PENERBIT= PT RIEKA OIPTA KOTA PENERBIT =JAKARTA 4 FONETIK dikatakan mengkaji bunyi tanpa memperhatikan fungsi bahasa tersebut karena fonetik termasuk lingustik mikro yang mempelajaribunyi bunyi bahasa ,tapi belum sampai mempelajari tentang fungsi fungsi bunyi bahasa. 5 Fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi antara lain - Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri - Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak di terima atau pahami - Pengunaan bahasa sebagai alat komunikasi 6 kajian bahasa berada pada lingkup ia parole artinya yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkrit seperti ujaran. Contohnya saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan . 7 fonetik yang di pelajari dan menjadi penekan bagi guru bahasa adalaH Fonetik organis atau artikulatoris karena jenis fonetik yang terpenting dan baqgian yang memberikan sumbangan bagi kajian Ilmu bahasa. 8 Kerena saeorang yang dikatakan sebagai guru hal tersebut merupakan hal sekunder yang harus di pelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam dalam,pemaknaan serta harus bila menerangkan kaidah kaidah bahasa dengan benar dan harus memperbaiki ucapan siswanya yang kurang benar agar makna dari kata tersebut tidak salah misal me- +baca menjadi membaca . 9 Cara mempelajari bunyi bahasa seorang tersebut harus sehat pendengaranya lalu dapat mengengar suara suara bersumber pada benturan /gesekan benda benda suara sumber dari alat suara Pada binatang dan manusia . jadi bunyi bahasa di hasilkan oleh alat ucap manusia. 10 Binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa karena binatang bias dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak mengerti oleh manusia . 11 Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasa bidanmg fonetik akan menjadi bekal utama bagi seorang dalam rangka mengembangkan dirisebagai ilmuwan. Mahasiswa jenjang pendidikan sastra 1 dapat mengambil manfaat pengunaan fonetik. Manfaat teoritis lain yaitu pengajar di perguruan tinggi dal;am p[rogram kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemamouan untuk mengandalkan penelitian bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya .penguasa teoritis memberilan bekal pengetahuan yang mendalami untuk brtkipra dalam bidang pekerjaan . 12 Seorang yang berprofesi dan mendayagunakan pengetahuan lisan patut atau harus menguasai bidang fonetik misalnya penyiar,pembawa acara , reporter suatu media masa elektronik dan reporter.
Nama : Fera Diah Ayu Krismonita Nim : A310160123 Kelas : C Tugas Fonetik Halaman 21
1. 2. Batasan fonetik yang saya kutip yakni fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. 3. Nama ahli : Abdul Chaer Judul buku : Linguistik Umum Tahun terbit : 2012 Nomor halaman : 103 Nama penerbit : PT Rineka Cipta Kota terbit : Jakarta 4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik berada pada tataran medium , serta fonetik hanya mengkaji penghasilan, penyampaian dan penerimaan bunyi bahasa , belum sampai mempelajari tentang fungsi-fungsi bunyi bahasa. Pada tujuannya fonetik sendiri hanya mempelajari proses ujaran. 5. Fungsi bunyi bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan sebuah pesan. 6. Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata atau konkret, berupa ujaran dalam kegiatan sehari-hari 7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi calon guru yaitu fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa , dengan garis besar kajian fonetik organis ini adalah alat-alat tubuh yang menghasilkan ujaran. 8. Guru bahasa harus mampu mendiskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswanya dan berupaya membetulkan ucapan siswanya, karena pengucapan bunyi bahasa yang benar dan pemaknaannya merupakan hal yang penting yang harus diperhatikan oleh seorang guru bahasa , serta sebagai guru bahasa juga harus mampu menjelaskan atau menerangkan kaidah-kaidah bahasa yang benar dan harus dapat membenarkan pengucapan bunyi bahasa yang salah karena pengucapan bunyi bahasa yang salah akan mempengaruhi makna dari bunyi bahasa tersebut. 9. Cara mempelajari bunyi bahasa,yang utama harus mempelajari ilmu fonologi secara mendalam dan sesorang tersebut harus sehat pendengaran, lalu dapat mendengarkan suara. Suara bersumber pada gesekan atau benturan benda-benda. Suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya lambang bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat bicara manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia. 10. binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa, karena binatang juga dapat mengeluarkan bunyi akan tetapi bunyi yang dikeluarkan binatang hanyalah sebatas bunyi yang tidak bermakna, dan tidak dapat dimengerti oleh manusia. 11. Manfaat teoritis belajar fonetik sangat berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik secara teoritis yang akan menjadi bekal utama dalam pengembangan seseorang kedepannya dan bekal yang memadai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan. Misalnya pengajar di perguruan tinggi dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian dan pengembangan ilmu fonetik selanjutnya. 12. Manfaat praktis belajar fonetik sangat dapat dirasakan oleh seseorang yang berprofesi dan mendayagunakan kemampuan lisannya , misalnya pada profesi penyair, penyanyi, presenter, pembawa acara, dan reporter suatu media masa elektronik.
2. fonetik adalah cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memeperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
3. Nama ahli : Abdul Chaer Judul buku : Lingustik Umum Tahun terbit : 2012 Nomor halaman : 102 Nama penerbit : Rineka cipta Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatkan mengaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan funsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik dalam kajiannya mempelajari proses ujaran.
5. Fungsi bunyi bahasa a. Sebagai sarana komunikasi b. Sebagai sarana ekspresi diri melalui lisan
6. Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkret, seperti ujaran.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Sebagai guru bahasa harus mampu mendiskripsikan bunyi bahsa yang diucapkan oleh salah satu siswanya seratmampu membetulakan ucapan siswanya sebab, guru bahasa telah mempelajari ketermapilan berbahasa yang baik dan benar.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa , seseorang harus mampu mendengarkan suara yag bersumber dari gesekan atu bentran benda-benda, alat suara pada binatang dan manusia.
10. Tidak mampu menghasilkan bunyi bahasa, meskipun binatang mempunyai alat ucap. Alat komunikasi yang dimiliki binatang bersifst tetap bintang tidak dapat menyampaikan konsep baru atau ide baru dengan alat komunikasinya itu, selain, yang secara alamiah telah dimiliki, yang pada umumnya berkisar pada sekitar kebutuhan hidup dan biologisnya.
11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan.
12. Manfaat praktis yaitu seseorang yang berprofesi dan mendayagunakan kemampuan lisan patut menguasai fonetik. Misalnya penyanyi, penyiar, presenter, pembawa acara, dan reportes suatu media massa elektronik.
NAMA : ANINDITA YUAN PRABANDARI NIM : A310160121 KELAS : C TUGAS FONETIK BAB III HALAMAN 21
1.
2. Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa, tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
3. Nama ahli : Abdul Chaer Judul buku : Linguistik Umum Tahun terbit : 2012 Nomor halaman : 103 Nama penerbit : PT. Rineka Cipta Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang artinya mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. Fungsi bunyi bahasa adalah sebagai alat komunikasi : ~ Sebagai alat komunikasi ~ Sebagai ekspresi diri melalui lisan
6. Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole. Yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkret seperti ujaran. Contohnya seperti saat kita berkomunikasi dengan orang, maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru (calon guru) bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Seorang guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya, karena bahasa adalah suatu hal yang sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam pemaknaannya.
9. Cara seseorang mempelajari bunyi bahasa adalah seseorang tersebut harus sehat pendengaran, kemudian dapat mendengarkan suara. Suara bersumber dari gesekan atau benturan-benturan, suara bersumber dari alat suara pada manusia ataupun binatang. Selanjutnya lambang bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. Binatang tidak bisa menghasilkan bunyi bahasa, karena bunyi bahasa hanya dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sedangkan bunyi yang tidak dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa.
11. Manfaat teoritis yang berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan. Dan manfaat teoritis lainnya misalnya pengajar di perguruan tinggi, dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian di bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penguasaan secara teoritis memberikan bekal pengentahuan yang memadai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan.
12. Manfaat praktis dalam belajar fonetik adalah mampu mengetahui bunyi bahasa. Profesi yang memanfaatkan bidang fonetik yaitu, pembawa acara, penyair, guru bahasa.
NAMA : DIAN AYU CAHYANINGTIAS NIM :A310160126 KELAS : C
LATIHAN HAL 14
1. Kutiplah definisi linguistik yang berasal dari sumber lain! Jawaban : Linguistik adalah ilmu bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. 2. Tulislah nama ahli yang memberikan definisi tersebut, judul buku, tahun terbit, nama penerbit, dan kota penerbit! Jawaban : Nama ahli : Abdul Chaer. Judul buku : Psikolinguistik Tahun Terbit : 2009 Nama penerbit : PT. Rineka Cipta Kota penerbit :Jakarta 3. Berikan penjelasan definisi linguistik yang telah anda kutip tersebut! Jawaban : Penjelasan definisi linguistik ialah ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja seperti bahasa Jawa, bahasa Arab. Melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya karena bahasa sebagai alat interaksi sosial dan alat komunikasi. 4. Kesiapan apa saja yang dimiliki oleh pengkaji bahasa? Jawaban : Pengkaji bahasa wajib mempersiapakan dirinya belajar memandang bahasa secara objektif. Kesiapan pengkaji untuk memandang bahasa sebagai bahasa merupakan dasar objektif. Kemampuan mempergunakan bahasa sebagai kemampuan yang secara intuitif dimiliki oleh setiap penutur bahasa. 5. Ada berapa subkajian linguistik? Jawaban : Ada 5 subkajian linguistik : a. Fonetik b. Fonologi c. Morfologi d. Sintaksis e. Semantik 6. Mengapa fonetik itu berada dalam tataran medium? Apa maksudnya? Jawaban : Fonetik berada dalam tataran medium karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa, tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa. Maksudnya fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
NAMA : DIAN AYU CAHYANINGTIAS NIM : A310160126 KELAS : C LATIHAN HALAMAN 21
1. Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki penghasilan, penyampaian, dan penerimaan bunyi bahasa, sebagai ilmu interdisipliner linguistik dengan fisika, anatomi, dan psikologi (Kridalaksana, 1993:56). Fonetik adalah bagian dari linguistik yang mempelajari proses ujaran. Fonetik termasuk ilmu yang netral, artinya tidak harus dialamatkan pada bahasa tertentu saja. Prinsup dan penemuan fonetik bisa diterapkan pada bahasa apa saja (Alwasilah, 1993:96). Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak (Chaer, 1994:103). 2. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan, bagaimana cara membentuknya sehingga menjadi gerakan udara dan dapat diterima oleh pendengaran. 3. Judul buku : Linguistik Umum Nama ahli : Abdul Chaer Tahun terbit : 2012 Nomor halaman : 103 Nama penerbit : Rineka Cipta Kota penerbit : Jakarta 4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa. 5. fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi: a bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri b. komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami c. penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi 6. bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan kongkrit, seperti ujaran. Contohnya saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan. 7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa. 8. guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya, karena bahasa merupakan hal yang sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam pemaknaanya. 9. Cara mempelajari bunyi bahasa, sesorang tersebut harus sehat pendengaran, lalu dapat mendengarkan suara. Suara bersumber pada gesekan atau benturan benda-benda. Suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya lambing bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat bicara manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia. 10. binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa, karena binatang juga dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak dimengerti oleh manusia. 11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan. 12. Seseorang yang berprofesi dan mendayagunakan kemampuan lisan patut menguasai fonetik. Misalnya: penyair, penyanyi, presenter, pembawa acara, dan reporter suatu media masa elektronik.
sumber : http://fitrirahmawati1993. blogspot.co.id/2013/03/ fonetik.html
NAMA : SANDRIA LARASATI NIM : A310160087 KELAS : C HAL : 21
1. Fonetik hanya mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. 2. Fonetik hanya mempelajari bunyi-bunyi bahasa saja. 3. Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Bandung: Rineka Cipta. Halaman 103 4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna karena fonetik adalah ilmu yang hanya mempelajari bunyi bahasa saja. Semua bunyi bahasa yang dimiliki oleh alat ucap manusia. 5. Bunyi bahasa yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dapat ditangkap oleh telinga, sedangkan bunyi yang tidak dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa. Bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia digunakan untuk berkomunikasa dengan masyarakat disekelilingnya. 6. Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup laparole karena parole adalah bahasa dalam wujudnya yang nyata, yang konkret, yaitu yang berupa ujaran. Jadi sifatnya lebih abstrak. 7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru (calon guru) bahasa adalah ilmu fonetik mengenai manfaat teoritis, karena manfaat teoritis dalam fonetik adalah suatu kemampuan untuk mengadakan suatu penelitian dan parkembangan untuk selanjutnya. Dan penguasaan secara teoritis dapat memberikan bekal pengetahuan yang memedai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan. 8. Guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya karena guru bahasa harus bertanggung jawab atas ucapan-ucapan siswanya dan guru bahasa harus menguasai ilmu fonetik teoritis. Karena penguasaan ilmu fonetik teoritis memberikan bekal pengetahuan yang memadai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan. 9. Cara seseorang mempelajari. Bahasa adalah sistem lambang bunyi. Sedangkan bunyi sendiri adalah kesan pada pusat saraf sebagai akabat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara. Bunyi bahasa yaitu bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Jadi cara kita untuk mempelajari bunyi bahasa adalah mendengarkan atau mengeluarkan suatu bunyi oleh alat ucap dan suatu bunyi itu kesan pada pusat saraf sebagai akabat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara. 10. Binatang tidak bisa menghasilkan bunyi bahasa karena bunyi bahasa hanya bisa dihasilkan oleh alat ucap manusia, yang didalam fonetik diamati sebagai “fon” dan di dalam fonemik sebagai “ fonem”. Jadi, semua bunyi yang bukan dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa. 11. Manfaat teoritis belajar fonetik yaitu akan mendapatkan bekal utama dalam rangka mengembangkandiri sebagai ilmuwan. Mahasiswa jenjang 1 dapat mengambil manfaat penguasaan fonetik menjadi bekal untuk mengembangkan diri ke jenjang studi selanjutnya. Jadi, rumusan masalah tentang manfaat teoritis tersebut adalah teoritis dapat memberikan bekal utama yaitu bekal pengetahuan yang memadai dalam rangka mengembangkan dari. 12. Manfaat praktis belajar fonetik yaitu sangat bermanfaat bagi seseorang dan berprofesi mendayagunakan Kemampuan lisan, karena fonetik hanya mempelajari ilmu suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bidang kerja atau profesi yang dapat memanfaakannya nyaitu penyanyi, penyiar, presenter, pembawa acara, dan reporter suatu media massa tekhnis. Jadi, rumusan masalah tentang manfaat fonetik praktis yaitu fonetik sangat bermanfaat bagi pekerja-pekerja yang menggunakan atau mengandalkan suara.
Nama : Eni Ratnasari Nim : A310160099 Kelas : C Hal : 21
1. Fonetik hanya mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. 2. Fonetik hanya mempelajari bunyi-bunyi bahasa saja. 3. Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Bandung: Rineka Cipta. Halaman 103 4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna karena fonetik adalah ilmu yang hanya mempelajari bunyi bahasa saja. Semua bunyi bahasa yang dimiliki oleh alat ucap manusia. 5. Bunyi bahasa yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dapat ditangkap oleh telinga, sedangkan bunyi yang tidak dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa. Bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia digunakan untuk berkomunikasa dengan masyarakat disekelilingnya. 6. Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup laparole karena parole adalah bahasa dalam wujudnya yang nyata, yang konkret, yaitu yang berupa ujaran. Jadi sifatnya lebih abstrak. 7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru (calon guru) bahasa adalah ilmu fonetik mengenai manfaat teoritis, karena manfaat teoritis dalam fonetik adalah suatu kemampuan untuk mengadakan suatu penelitian dan parkembangan untuk selanjutnya. Dan penguasaan secara teoritis dapat memberikan bekal pengetahuan yang memedai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan. 8. Guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya karena guru bahasa harus bertanggung jawab atas ucapan-ucapan siswanya dan guru bahasa harus menguasai ilmu fonetik teoritis. Karena penguasaan ilmu fonetik teoritis memberikan bekal pengetahuan yang memadai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan. 9. Cara seseorang mempelajari. Bahasa adalah sistem lambang bunyi. Sedangkan bunyi sendiri adalah kesan pada pusat saraf sebagai akabat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara. Bunyi bahasa yaitu bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Jadi cara kita untuk mempelajari bunyi bahasa adalah mendengarkan atau mengeluarkan suatu bunyi oleh alat ucap dan suatu bunyi itu kesan pada pusat saraf sebagai akabat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara. 10. Binatang tidak bisa menghasilkan bunyi bahasa karena bunyi bahasa hanya bisa dihasilkan oleh alat ucap manusia, yang didalam fonetik diamati sebagai “fon” dan di dalam fonemik sebagai “ fonem”. Jadi, semua bunyi yang bukan dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa. 11. Manfaat teoritis belajar fonetik yaitu akan mendapatkan bekal utama dalam rangka mengembangkandiri sebagai ilmuwan. Mahasiswa jenjang 1 dapat mengambil manfaat penguasaan fonetik menjadi bekal untuk mengembangkan diri ke jenjang studi selanjutnya. Jadi, rumusan masalah tentang manfaat teoritis tersebut adalah teoritis dapat memberikan bekal utama yaitu bekal pengetahuan yang memadai dalam rangka mengembangkan dari. 12. Manfaat praktis belajar fonetik yaitu sangat bermanfaat bagi seseorang dan berprofesi mendayagunakan Kemampuan lisan, karena fonetik hanya mempelajari ilmu suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bidang kerja atau profesi yang dapat memanfaakannya nyaitu penyanyi, penyiar, presenter, pembawa acara, dan reporter suatu media massa tekhnis. Jadi, rumusan masalah tentang manfaat fonetik praktis yaitu fonetik sangat bermanfaat bagi pekerja-pekerja yang menggunakan atau mengandalkan suara.
1. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa ,ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajianya telaah ilmiah mengenai bahasa manusia .
2. Nama Ahli : martinet
Judul buku : linguistik umum
Tahun terbit : 2014
Nama penerbit : Abdul Chaer
Kota penerbit : jakarta
3. Bahwa ilmu linguitik tidak hanya mengkaji satu bahasa seperti bahasa jawa, bahasa arab melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya, bahasa yang menjadi alat interaksi sosial milik manusia, yang dalam istilah prancis nya langage.
4. a. bisa mengucapkan lafal bahasa yang diucapkan dengan benar b. mengerti makna bahasa yang telah diucapkan 5. fonetik , fonologi ,morfologi , sintaksis, semantik
NAMA : Dyah Ayu Safitri NIM : A310160107 KELAS : C
1. Batasan fonetik ialah mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti (verhaar.1982:2) dan Marsono (1989:1). , fonetik juga mengkaji bahasa dan sudut pandang ucapan bagaimana cara membentuknya sehingga menjadi getaran udara dan diterima leh pendengar. 2. Fonetik hanya mempelajari bunyi-bunyi bahasa saja. 3. Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Bandung: Rineka Cipta. Halaman 103 4. fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bahasa tersebut karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi bunyi bahasa, tapi belum sampai mempelajari tentang fungsi fungsi bunyi bahasa atau fonetik berada pada kelas medium sehingga tidak sampai membahas tentang fungsi bunyi bunyi . 5. fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi yaitu : 1. Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri 2. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami 3. Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi 6. Parole merupakan obyek yang konkret, berwujud ujaran nyata yang diucapkan oleh para bahasawan dari suatu masyarakat bahasa. Kajianya dilakukan untukk mendapatkan kaidah kaidah suatu langue, dan dari kajian terhadap langue ini akan diperoleh kaidah kaidah langage, kaidah bahasa secara universal. 7. fonetik organis atau artikulatoris karena jenis fonetik ini terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa. 8. karena seorang yang dikatakan sebagai guru hal tersebut merupakan hal sekunder yang harus dipelajari dengan baik dan benar dalam pengucapan maupun dalam pemaknaanya serta harus bisa menerangkan kaidah kaidah bahasa dengan benar dan harus memperbaiki ucapan siswanya yang kurang benar agar makna dari kata tersebut tidak salah. 9. pendengaranya harus sehat , lalu dapat mendengarkan suara, suara bersumber pada benturan atau gesekan benda benda . suara bersumber dari alat alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya lambang bahasa adalah bunyi bunyi yang dihaslkan oleh alat ucap manusia , jadi bunyi bahasa dihasilkan alat ucap manusia. 10. Manfaat teoritis belajar fonetik yaitu akan mendapatkan bekal utama dalam rangka mengembangkandiri sebagai ilmuwan. Mahasiswa jenjang 1 dapat mengambil manfaat penguasaan fonetik menjadi bekal untuk mengembangkan diri ke jenjang studi selanjutnya. Jadi, rumusan masalah tentang manfaat teoritis tersebut adalah teoritis dapat memberikan bekal utama yaitu bekal pengetahuan yang memadai dalam rangka mengembangkan dari.
11. manfaat teoritis adalah yang berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan . mahasiswa jenjang pendidikan strata 1 dapat mengambil manfaat penguasaan fonetik menjadi bekal untuk mengembangkan dirinya ke jenjang studi selanjutnya. 12. Penguasaan fonetik akan memberikan manfaat praktis bagi seseorang , seseorang yang berprofesi dan mendayagunakan kemampuan lisan patut menguasai fonetik. Misalnya : penyanyi , penyiar, presenter, dsb. Manfaat ini tergantung pada kecerdikan dan kejelian orang yang telah belajar fonetik.
FONETIK HALAMAN 59 NAMA : HANIFAH NUR VATIMAH NIM : A310160120 Kelas : 1C
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan. 2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan. 3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61). 4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada. 5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
1. “Linguistik” berarti ‘ilmu bahasa’ Kata linguistik berasal dari kata latin, yaitu lingua ’bahasa’. Linguistik modern berasal dari Swis Ferdinand De Saussure. Bagi Ferdinand De saussure, lingue adalah salah satu bahasa (misalnya bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan bahasa Prancis). "Linguistik" adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagagai objek kajiannya. (Martinet 1987:19) "Linguistik" adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. (Abdul Chaer 2009:3)
2. Nama Ahli : Drs. Abdul Chaer Judul Buku : Linguistik Umum Tahun Terbit : Februari, 2014 (Edisi Revisi) Nama Penerbit : PT. Rineka Karya Kota Penerbit : Jakarta
3. Linguistik adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji sebuah bahasa misalnya bahasa Jawa, Arab, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya karena bahasa sebagai alat interaksi sosial dan alat komunikasi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari
4. Kesiapan yang dimiliki oleh pengkaji bahasa antara lain: a. Bunyi bahasa baik dan mudah dimengerti b. Bisa mengucap lafal bahasa dengan benar dan tepat c. Mengerti makna bahasa yang telah diucapkan
6. Fonetik berada dalam tataran medium karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi bahasa, dan tidak sampai mempelajari fungsi dari bunyi bahasa secara mendalam.
Nama : Erita Nawansari NIM : A310160124 Kelas : I C TUGAS FONETIK BAB 3 HALAMAN 21
1. 2. Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa, tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. 3. Nama ahli : Abdul Chaer Judul buku : Linguistik Umum Tahun terbit : 2012 Nomor halaman : 103 Nama penerbit : PT. Rineka Cipta Kota penerbit : Jakarta 4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang artinya mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa. 5. Fungsi bunyi bahasa adalah sebagai alat komunikasi : • Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. • Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami. • Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi. 6. Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkret seperti ujaran. Contohnya seperti saat kita berkomunikasi dengan orang, maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan. 7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru (calon guru) bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa. 8. Seorang guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya, karena bahasa adalah suatu hal yang sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam pemaknaannya. 9. Cara seseorang mempelajari bunyi bahasa adalah seseorang tersebut harus sehat pendengaran, kemudian dapat mendengarkan suara. Suara bersumber dari gesekan atau benturan-benturan, suara bersumber dari alat suara pada manusia ataupun binatang. Selanjutnya lambang bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia. 10. Binatang tidak bisa menghasilkan bunyi bahasa, karena bunyi bahasa hanya dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sedangkan bunyi yang tidak dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa. 11. Manfaat teoritis yang berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan. Dan manfaat teoritis lainnya misalnya pengajar di perguruan tinggi, dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian di bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penguasaan secara teoritis memberikan bekal pengentahuan yang memadai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan. 12. Manfaat praktis dalam belajar fonetik adalah mampu mengetahui bunyi bahasa. Profesi yang memanfaatkan bidang fonetik yaitu, pembawa acara, penyair, guru bahasa.
NAMA : OKTA VIANA PUTRI NIM : A310160111 KELAS : C
1. “Linguistik” berarti ‘ilmu bahasa’ Kata linguistik berasal dari kata latin, yaitu lingua ’bahasa’. Linguistik modern berasal dari Swis Ferdinand De Saussure. Bagi Ferdinand De saussure, lingue adalah salah satu bahasa (misalnya bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan bahasa Prancis). "Linguistik" adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagagai objek kajiannya. (Martinet 1987:19) "Linguistik" adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. (Abdul Chaer 2009:3)
2. Nama Ahli : Drs. Abdul Chaer Judul Buku : Linguistik Umum Tahun Terbit : Februari, 2014 (Edisi Revisi) Nama Penerbit : PT. Rineka Karya Kota Penerbit : Jakarta
3. Linguistik adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji sebuah bahasa misalnya bahasa Jawa, Arab, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya karena bahasa sebagai alat interaksi sosial dan alat komunikasi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari
4. Kesiapan yang dimiliki oleh pengkaji bahasa antara lain: a. Bunyi bahasa baik dan mudah dimengerti b. Bisa mengucap lafal bahasa dengan benar dan tepat c. Mengerti makna bahasa yang telah diucapkan
6. Fonetik berada dalam tataran medium karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi bahasa, dan tidak sampai mempelajari fungsi dari bunyi bahasa secara mendalam.
Nama : OKTA VIANA PUTRO NIM : A310160111 Kelas : I C
TUGAS FONETIK BAB 3 HALAMAN 21
1. 2. Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa, tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. 3. Nama ahli : Abdul Chaer Judul buku : Linguistik Umum Tahun terbit : 2012 Nomor halaman : 103 Nama penerbit : PT. Rineka Cipta Kota penerbit : Jakarta 4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang artinya mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa. 5. Fungsi bunyi bahasa adalah sebagai alat komunikasi : • Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. • Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami. • Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi. 6. Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkret seperti ujaran. Contohnya seperti saat kita berkomunikasi dengan orang, maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan. 7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru (calon guru) bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa. 8. Seorang guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya, karena bahasa adalah suatu hal yang sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam pemaknaannya. 9. Cara seseorang mempelajari bunyi bahasa adalah seseorang tersebut harus sehat pendengaran, kemudian dapat mendengarkan suara. Suara bersumber dari gesekan atau benturan-benturan, suara bersumber dari alat suara pada manusia ataupun binatang. Selanjutnya lambang bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia. 10. Binatang tidak bisa menghasilkan bunyi bahasa, karena bunyi bahasa hanya dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sedangkan bunyi yang tidak dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa. 11. Manfaat teoritis yang berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan. Dan manfaat teoritis lainnya misalnya pengajar di perguruan tinggi, dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian di bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penguasaan secara teoritis memberikan bekal pengentahuan yang memadai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan. 12. Manfaat praktis dalam belajar fonetik adalah mampu mengetahui bunyi bahasa. Profesi yang memanfaatkan bidang fonetik yaitu, pembawa acara, penyair, guru bahasa.
1. “Linguistik” berarti ‘ilmu bahasa’ Kata linguistik berasal dari kata latin, yaitu lingua ’bahasa’. Linguistik modern berasal dari Swis Ferdinand De Saussure. Bagi Ferdinand De saussure, lingue adalah salah satu bahasa (misalnya bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan bahasa Prancis). "Linguistik" adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagagai objek kajiannya. (Martinet 1987:19) "Linguistik" adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. (Abdul Chaer 2009:3)
2. Nama Ahli : Drs. Abdul Chaer Judul Buku : Linguistik Umum Tahun Terbit : Februari, 2014 (Edisi Revisi) Nama Penerbit : PT. Rineka Karya Kota Penerbit : Jakarta
3. Linguistik adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji sebuah bahasa misalnya bahasa Jawa, Arab, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya karena bahasa sebagai alat interaksi sosial dan alat komunikasi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari
4. Kesiapan yang dimiliki oleh pengkaji bahasa antara lain: a. Bunyi bahasa baik dan mudah dimengerti b. Bisa mengucap lafal bahasa dengan benar dan tepat c. Mengerti makna bahasa yang telah diucapkan
6. Fonetik berada dalam tataran medium karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi bahasa, dan tidak sampai mempelajari fungsi dari bunyi bahasa secara mendalam.
1. 2. Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa, tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. 3. Nama ahli : Abdul Chaer Judul buku : Linguistik Umum Tahun terbit : 2012 Nomor halaman : 103 Nama penerbit : PT. Rineka Cipta Kota penerbit : Jakarta 4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang artinya mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa. 5. Fungsi bunyi bahasa adalah sebagai alat komunikasi : • Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. • Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami. • Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi. 6. Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkret seperti ujaran. Contohnya seperti saat kita berkomunikasi dengan orang, maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan. 7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru (calon guru) bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa. 8. Seorang guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya, karena bahasa adalah suatu hal yang sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam pemaknaannya. 9. Cara seseorang mempelajari bunyi bahasa adalah seseorang tersebut harus sehat pendengaran, kemudian dapat mendengarkan suara. Suara bersumber dari gesekan atau benturan-benturan, suara bersumber dari alat suara pada manusia ataupun binatang. Selanjutnya lambang bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia. 10. Binatang tidak bisa menghasilkan bunyi bahasa, karena bunyi bahasa hanya dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sedangkan bunyi yang tidak dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa. 11. Manfaat teoritis yang berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan. Dan manfaat teoritis lainnya misalnya pengajar di perguruan tinggi, dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian di bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penguasaan secara teoritis memberikan bekal pengentahuan yang memadai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan. 12. Manfaat praktis dalam belajar fonetik adalah mampu mengetahui bunyi bahasa. Profesi yang memanfaatkan bidang fonetik yaitu, pembawa acara, penyair, guru bahasa.
NAMA : HANIFAH NUR VATIMAH NIM : A310160120 KELAS : 1C
FONETIK HALAMAN 27
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung. 2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi. 3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit. 4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi: a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m) b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n) c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ) d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň) 5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral. 6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : HANIFAH NUR VATIMAH NIM : A310160120 Kelas : 1C
FONETIK HALAMAN 59
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan. 2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan. 3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61). 4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada. 5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
FONETIK HALAMAN 27 NAMA : SUSI PRATIWI NIM : A310160088 1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung. 2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi. 3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit. 4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi: a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m) b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n) c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ) d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň) 5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral. 6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
FONETIK HALAMAN 59 NAMA : SUSI PRATIWI NIM : A310160088 1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan. 2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan. 3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61). 4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada. 5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
FONETIK HALAMAN 27 NAMA : ERITA NAWANSARI NIM : A310160124 1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung. 2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi. 3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit. 4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi: a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m) b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n) c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ) d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň) 5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral. 6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
FONETIK HALAMAN 59 NAMA : ERITA NAWANSARI NIM : A310160124 1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan. 2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan. 3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61). 4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada. 5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
FONETIK HALAMAN 27 NAMA : DEFI ISMAWATI NIM : A310160117 1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung. 2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi. 3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit. 4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi: a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m) b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n) c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ) d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň) 5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral. 6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
FONETIK HALAMAN 59 NAMA : DEFI ISMAWATI NIM : A310160117 1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan. 2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan. 3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61). 4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada. 5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
FONETIK HALAMAN 27 NAMA : OKTA VIANA PUTRI NIM : A310160111 1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung. 2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi. 3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit. 4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi: a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m) b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n) c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ) d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň) 5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral. 6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
FONETIK HALAMAN 59 NAMA : OKTA VIANA PUTRI NIM : A310160111 1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan. 2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan. 3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61). 4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada. 5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
NAMA : FERA DIAH AYU .K NIM : A310160123 KELAS : C FONETIK LATIHAN BAB IV HALAMAN 27 1) Kapan proses produksi bunyi bahasa terjadi ? Jawab: Proses produksi bunyi bahasa terjadi jika setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain . bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi utamanya.
2) Sebutkan empat proses produksi bunyi bahasa! Jawab: a.) proses mengalirnya udara dari paru-paru b.) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara c.) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan bunyi nasal atau sengau d.) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi 3) bagaimana cara menghasilkan bunyi bersuara ? Jawab: Bunyi bahasa bersuara terjadi bila posisi pita suara terbuka sedikit. 4) Bagaimana cara menghasilkan bunyi nasal? Jawab: dengan menutup arus udara keluar melalui rongga mulut tetapi membuka jalan agar dapat keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar melalui rongga mulut dapat terjadi : antara kedua belah bibir hasilnya bunyi ( m ), antara ujung lidah dan ceruk hasilnya ( n ), antara tengah lidah dan langit-langit keras hasilnya ( nj ). Semua itu dapat dirasakan, yang sulit dirasakan ialah bahwa dalam pengucapan bunyi sengau apa pun perlu langit-langit lunak diturunkan ( yaitu tidak menyentuh dinding belakang rongga kerongkongan ) agar arus udara dapat keluar melalui rongga hidung.
5) Bagaimana cara menghasilkan bunyi oral? Jawab: dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6) Bagaimana cara menghasilkan bunyi tak bersuara? Jawab: Bunyi bahasa tidak bersuara terjadi bila pita suara terbuka lebar.
FONETIK HALAMAN 27 NAMA : SANDRIA LARASATI NIM : A31016087 KELAS : C
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung. 2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi. 3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit. 4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi: a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m) b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n) c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ) d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň) 5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral. 6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
1) Kapan proses produksi bunyi bahasa terjadi ? 2) Sebutkan empat proses produksi bunyi bahasa! 3) bagaimana cara menghasilkan bunyi bersuara ? 4) Bagaimana cara menghasilkan bunyi nasal? 5) Bagaimana cara menghasilkan bunyi oral? 6) Bagaimana cara menghasilkan bunyi tak bersuara?
Jawaban :
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi jika setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain . bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi utamanya.
2. a.) proses mengalirnya udara dari paru-paru b.) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara c.) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan bunyi nasal atau sengau d.) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi
3.Bunyi bahasa bersuara terjadi bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Dengan menutup arus udara keluar melalui rongga mulut tetapi membuka jalan agar dapat keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar melalui rongga mulut dapat terjadi : antara kedua belah bibir hasilnya bunyi ( m ), antara ujung lidah dan ceruk hasilnya ( n ), antara tengah lidah dan langit-langit keras hasilnya ( nj ). Semua itu dapat dirasakan, yang sulit dirasakan ialah bahwa dalam pengucapan bunyi sengau apa pun perlu langit-langit lunak diturunkan ( yaitu tidak menyentuh dinding belakang rongga kerongkongan ) agar arus udara dapat keluar melalui rongga hidung.
5. Dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Bunyi bahasa tidak bersuara terjadi bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : KEVIN NINDARAHAYU NIM : A31016109 KELAS : C TUGAS FONETIK HALAMAN 27
1) Kapan proses produksi bunyi bahasa terjadi ? 2) Sebutkan empat proses produksi bunyi bahasa! 3) bagaimana cara menghasilkan bunyi bersuara ? 4) Bagaimana cara menghasilkan bunyi nasal? 5) Bagaimana cara menghasilkan bunyi oral? 6) Bagaimana cara menghasilkan bunyi tak bersuara? Jawaban :
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi jika setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain . bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi utamanya.
2. a.) proses mengalirnya udara dari paru-paru b.) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara c.) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan bunyi nasal atau sengau d.) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi
3.Bunyi bahasa bersuara terjadi bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Dengan menutup arus udara keluar melalui rongga mulut tetapi membuka jalan agar dapat keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar melalui rongga mulut dapat terjadi : antara kedua belah bibir hasilnya bunyi ( m ), antara ujung lidah dan ceruk hasilnya ( n ), antara tengah lidah dan langit-langit keras hasilnya ( nj ). Semua itu dapat dirasakan, yang sulit dirasakan ialah bahwa dalam pengucapan bunyi sengau apa pun perlu langit-langit lunak diturunkan ( yaitu tidak menyentuh dinding belakang rongga kerongkongan ) agar arus udara dapat keluar melalui rongga hidung.
5. Dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Bunyi bahasa tidak bersuara terjadi bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : DWI KARTIKA NIM : A31016102 KELAS : C TUGAS FONETIK HALAMAN 27
1) Kapan proses produksi bunyi bahasa terjadi ? 2) Sebutkan empat proses produksi bunyi bahasa! 3) bagaimana cara menghasilkan bunyi bersuara ? 4) Bagaimana cara menghasilkan bunyi nasal? 5) Bagaimana cara menghasilkan bunyi oral? 6) Bagaimana cara menghasilkan bunyi tak bersuara? Jawaban :
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi jika setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain . bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi utamanya.
2. a.) proses mengalirnya udara dari paru-paru b.) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara c.) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan bunyi nasal atau sengau d.) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi
3.Bunyi bahasa bersuara terjadi bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Dengan menutup arus udara keluar melalui rongga mulut tetapi membuka jalan agar dapat keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar melalui rongga mulut dapat terjadi : antara kedua belah bibir hasilnya bunyi ( m ), antara ujung lidah dan ceruk hasilnya ( n ), antara tengah lidah dan langit-langit keras hasilnya ( nj ). Semua itu dapat dirasakan, yang sulit dirasakan ialah bahwa dalam pengucapan bunyi sengau apa pun perlu langit-langit lunak diturunkan ( yaitu tidak menyentuh dinding belakang rongga kerongkongan ) agar arus udara dapat keluar melalui rongga hidung.
5. Dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Bunyi bahasa tidak bersuara terjadi bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : DWI KARTIKA NIM : A31016102 KELAS : C TUGAS FONETIK HALAMAN 27
1) Kapan proses produksi bunyi bahasa terjadi ? 2) Sebutkan empat proses produksi bunyi bahasa! 3) bagaimana cara menghasilkan bunyi bersuara ? 4) Bagaimana cara menghasilkan bunyi nasal? 5) Bagaimana cara menghasilkan bunyi oral? 6) Bagaimana cara menghasilkan bunyi tak bersuara? Jawaban :
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi jika setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain . bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi utamanya.
2. a.) proses mengalirnya udara dari paru-paru b.) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara c.) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan bunyi nasal atau sengau d.) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi
3.Bunyi bahasa bersuara terjadi bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Dengan menutup arus udara keluar melalui rongga mulut tetapi membuka jalan agar dapat keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar melalui rongga mulut dapat terjadi : antara kedua belah bibir hasilnya bunyi ( m ), antara ujung lidah dan ceruk hasilnya ( n ), antara tengah lidah dan langit-langit keras hasilnya ( nj ). Semua itu dapat dirasakan, yang sulit dirasakan ialah bahwa dalam pengucapan bunyi sengau apa pun perlu langit-langit lunak diturunkan ( yaitu tidak menyentuh dinding belakang rongga kerongkongan ) agar arus udara dapat keluar melalui rongga hidung.
5. Dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Bunyi bahasa tidak bersuara terjadi bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : DWI KARTIKA NIM : A31016102 KELAS : C TUGAS FONETIK HALAMAN 27
1) Kapan proses produksi bunyi bahasa terjadi ? 2) Sebutkan empat proses produksi bunyi bahasa! 3) bagaimana cara menghasilkan bunyi bersuara ? 4) Bagaimana cara menghasilkan bunyi nasal? 5) Bagaimana cara menghasilkan bunyi oral? 6) Bagaimana cara menghasilkan bunyi tak bersuara? Jawaban :
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi jika setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain . bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi utamanya.
2. a.) proses mengalirnya udara dari paru-paru b.) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara c.) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan bunyi nasal atau sengau d.) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi
3.Bunyi bahasa bersuara terjadi bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Dengan menutup arus udara keluar melalui rongga mulut tetapi membuka jalan agar dapat keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar melalui rongga mulut dapat terjadi : antara kedua belah bibir hasilnya bunyi ( m ), antara ujung lidah dan ceruk hasilnya ( n ), antara tengah lidah dan langit-langit keras hasilnya ( nj ). Semua itu dapat dirasakan, yang sulit dirasakan ialah bahwa dalam pengucapan bunyi sengau apa pun perlu langit-langit lunak diturunkan ( yaitu tidak menyentuh dinding belakang rongga kerongkongan ) agar arus udara dapat keluar melalui rongga hidung.
5. Dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Bunyi bahasa tidak bersuara terjadi bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : KEVIN NINDARAHAYU NIM : A310160109 KELAS: C
FONETIK HALAMAN 59
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
NAMA : ANITA SULISTYANINGSIH NIM : A31016103 KELAS : C TUGAS FONETIK HALAMAN 27
1) Kapan proses produksi bunyi bahasa terjadi ? 2) Sebutkan empat proses produksi bunyi bahasa! 3) bagaimana cara menghasilkan bunyi bersuara ? 4) Bagaimana cara menghasilkan bunyi nasal? 5) Bagaimana cara menghasilkan bunyi oral? 6) Bagaimana cara menghasilkan bunyi tak bersuara? Jawaban :
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi jika setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain . bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi utamanya.
2. a.) proses mengalirnya udara dari paru-paru b.) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara c.) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan bunyi nasal atau sengau d.) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi
3.Bunyi bahasa bersuara terjadi bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Dengan menutup arus udara keluar melalui rongga mulut tetapi membuka jalan agar dapat keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar melalui rongga mulut dapat terjadi : antara kedua belah bibir hasilnya bunyi ( m ), antara ujung lidah dan ceruk hasilnya ( n ), antara tengah lidah dan langit-langit keras hasilnya ( nj ). Semua itu dapat dirasakan, yang sulit dirasakan ialah bahwa dalam pengucapan bunyi sengau apa pun perlu langit-langit lunak diturunkan ( yaitu tidak menyentuh dinding belakang rongga kerongkongan ) agar arus udara dapat keluar melalui rongga hidung.
5. Dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Bunyi bahasa tidak bersuara terjadi bila pita suara terbuka lebar
NAMA : ANITA SULISTYANINGSIH NIM : A310160103 KELAS: C
FONETIK HALAMAN 59
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
NAMA : SANDRIA LARASATI NIM : A310160087 KELAS : C
FONETIK HALAMAN 59
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
Nama : Nanik Hana Putri Nim : A310160122 Kelas : 1C
Tugas fonetik Bab IV halaman 27 1. Kapan proses produksi bunyi bahasa terjadi ? Proses produksi bunyi bahasa terjadi saat bunyi keluar dari mulut manusia yang bukan suatu peristiwa yang muncul secara tiba-tiba begitu saja. Secara nyata, bunyi bahasa terjadi ketika diawali adanya udara masuk ke paru-paru. Bermula dari udara dihasilkan oleh paru paru yang diatur oleh gerakan teratur dari sekat rongga dada.
2. Sebutkan empat proses produksi bunyi bahasa ? Empat proses produksi bunyi bahasa : •proses mengalirnya udara dari paru-paru •proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara •proses oro nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan bunyi nasal atau sengau •proses artikulasi yang terjadi dirongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi
3. Bagaimana cara menghasilkan bunyi bersuara ? Menghasilkan bunyi bersuara dapat berarti proses artikulasi dimana pita suara bergetar atau bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Bagaiamana cara menghasilkan bunyi nasal ? Menghasilkan bunyi nasal bunyi dihasilkan dengan cara udara keluar melalui rongga hidung dengan menutup rongga mulut dan membuka velik lebar-lebar. Contah : bunyi (m)
5. Bagaimana cara menghasilkan bunyi oral ? Menghasilkan bunyi oral bunyi yang dihasilkan dengan cara udara keluar melalui rongga mulut dengan menutup velik pada dinding faring. Contoh : bunyi (k)
6. Bagaimana cara menghasilkan bunyi tak bersuara ? Menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : MUHAMMAD LATIEF PRAKOSA NIM : A310160089 KELAS : 1C
FONETIK HALAMAN 27
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung.
2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi.
3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung.Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi: a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m) b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n) c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ) d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň)
5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : MUHAMMAD LATIEF PRAKOSA NIM : A310160089 Kelas : 1C
FONETIK HALAMAN 59
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
Nama:Rossy andriani NIM: A310160101 Kelas: C Halaman:59
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan. 2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan. 3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61). 4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada. 5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
Fonetik halaman 27 1.produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung. 2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi. 3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit. 4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi: a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m) b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n) c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ) d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň) 5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral. 6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : setyo eko wahyu addin nugroho NIM : A310160119 Kelas : 1C FONETIK HALAMAN 59 1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan. 2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir,karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan. 3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61). 4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada. 5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alatucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
NAMA : SETYO EKO WAHYU ADDIN NUGROHO NIM : A310160119 KELAS : 1C FONETIK HALAMAN 27 1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbulpada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan ronggaudara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung. 2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi. 3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit. 4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung.Penutupan arus udara ke luar ronggamulut dapat terjadi:a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m)b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n)c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ)d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň) 5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyioral. 6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar. 8. Bagan proses produksi Alat ucap~> arus udara ~>pita suara
NAMA : ANNISA FEBRIASARI NIM : A310160085 Kelas : C FONETIK HALAMAN 59 1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan. 2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir,karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan. 3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61). 4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada. 5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alatucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
NAMA : DEWI SURTIKANTI NIM : A310160084 Kelas : 1C FONETIK HALAMAN 59 1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan. 2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir,karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan. 3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61). 4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada. 5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alatucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
Halaman 27 1.produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung. 2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi. 3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit. 4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi: a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m) b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n) c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ) d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň) 5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral. 6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : ANNISA FEBRIASARI Nim: A310160085 KELAS : C
Halaman 27 1.produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung. 2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi. 3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit. 4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi: a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m) b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n) c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ) d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň) 5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral. 6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : FERA DIAH AYU .K NIM : A310160123 KELAS : C FONETIK LATIHAN HALAMAN 59
1. Apakah bunyi segmental itu mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi suprasegmental? Jawab: Bunyi segmental tidak mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi suprasegmental, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. dan Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Apakah bunyi suprasegmental itu mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi segmental? Jawab: Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi segmental , sebab bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada.dan Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Mengapa kedua bunyi itu memiliki sifat ketergantungan? Jawab: Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Apakah bunyi suprasegmental tersebut berperan dalam pembeda makna? Jawab: Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5.Apakah durasi menjadi pembeda makna dalam mengucapkan kata bahasa Indonesia? Jawab: Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
1)Proses produksi bunyi bahasa terjadi jika setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain. bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi utamanya.
2)a. proses mengalirnya udara dari paru-paru. b. proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara. c. proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan bunyi nasal atau sengau. d. proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi.
3)Bunyi bahasa bersuara terjadi bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4)Dengan menutup arus udara keluar melalui rongga mulut tetapi membuka jalan agar dapat keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar melalui rongga mulut dapat terjadi : antara kedua belah bibir hasilnya bunyi (m), antara ujung lidah dan ceruk hasilnya (n), antara tengah lidah dan langit-langit keras hasilnya (nj). Semua itu dapat dirasakan, yang sulit dirasakan ialah bahwa dalam pengucapan bunyi sengau apa pun perlu langit-langit lunak diturunkan (yaitu tidak menyentuh dinding belakang rongga kerongkongan) agar arus udara dapat keluar melalui rongga hidung.
5)Dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6)Bunyi bahasa tidak bersuara terjadi bila pita suara terbuka lebar.
1) Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2) Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3) Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4) Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5) Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
Halaman 27 1.produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung. 2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi. 3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit. 4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi: a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m) b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n) c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ) d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň) 5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral. 6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
1.Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan. 2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir,karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan. 3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61). 4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada. 5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alatucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
Halaman 27 1.produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung. 2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi. 3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit. 4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi: a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m) b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n) c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ) d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň) 5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral. 6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
FONETIK HALAMAN 59 1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan. 2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir,karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan. 3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61). 4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada. 5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alatucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
Nama : Anindita Yuan Prabandari Kelas: C NIM : A310160121
FONETIK HALAMAN 27
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung.
2. Empat proses produksi bunyi bahasa a. proses mengallirnya udara dari paru-paru, b. proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, c. proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan d. proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi.
3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi: a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m) b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n) c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ) d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň)
5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara, yakni bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : YASINTA SILVIANA NINGRUM NIM : A310160086 KELAS : C
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung.
2. Empat proses produksi bunyi bahasa a. proses mengallirnya udara dari paru-paru, b. proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, c. proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan d. proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi.
3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara dengan cara mempersempit glottis sehingga pita suara bergetar dan menghasilkan suara, bunyi yang dihasilkan disebut bunyi bersuara.
4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi: ~ Antara kedua bibir, misal bunyi (m) ~ Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n) ~ Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ) ~ Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň)
5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara dengan membuka glottis sepenuhnya. Dalam keadaan demikian pita suara tidak bergetar dan tidak menimbulkan suara. Oleh karena itu bunyi yang dihasilkan disebut bunyi tak bersuara.
Nama : M. Alip Samsudin Kabut Nim : A310160082 Kelas : C Tugas : Halaman 27 1. produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang ber kebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa di produksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi utama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita suara sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung. 2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengalir nya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalir nya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan bunyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalang nya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi. 3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit. 4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi: a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m) b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n) c. Antara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ) d. Antara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň) 5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral. 6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
Nama : M. Alip Samsudin Kabut Nim : A310160082 Kelas : C Tugas : HALAMAN 59 1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi supra segmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi supra segmental akan mengikuti ketika bunyi segmental di ujarkan. 2. Bunyi supra segmental tidak mampu hadir,karena bunyi supra segmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi supra segmental akan mengikuti ketika bunyi segmental di ujarkan. 3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi supra segmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61). 4. Bunyi supra segmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi supra segmental berperan dalam bahasa nada. 5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung. 2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi. 3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit. 4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi: a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m) b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n) c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ) d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň) 5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral. 6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar. Balas
NAMA : sholikhah s NIM : A310160094 KELAS : C FONETIK LATIHAN HALAMAN 59
1. Apakah bunyi segmental itu mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi suprasegmental? Jawab: Bunyi segmental tidak mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi suprasegmental, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. dan Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Apakah bunyi suprasegmental itu mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi segmental? Jawab: Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi segmental , sebab bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada.dan Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Mengapa kedua bunyi itu memiliki sifat ketergantungan? Jawab: Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Apakah bunyi suprasegmental tersebut berperan dalam pembeda makna? Jawab: Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5.Apakah durasi menjadi pembeda makna dalam mengucapkan kata bahasa Indonesia? Jawab: Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
Nama : Anindita Yuan Prabandari Kelas : C NIM : A310160121
FONETIK HALAMAN 59
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
NAMA : NURUL AYU ROMADHONA NIM : A310160104 KELAS : 1C
FONETIK HALAMAN 27
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung. 2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi. 3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit. 4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi: a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m) b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n) c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ) d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň) 5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral. 6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : NURUL AYU R NIM : A310160104 KELAS : C FONETIK LATIHAN HALAMAN 59
1. Apakah bunyi segmental itu mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi suprasegmental? Jawab: Bunyi segmental tidak mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi suprasegmental, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. dan Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Apakah bunyi suprasegmental itu mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi segmental? Jawab: Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi segmental , sebab bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada.dan Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Mengapa kedua bunyi itu memiliki sifat ketergantungan? Jawab: Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Apakah bunyi suprasegmental tersebut berperan dalam pembeda makna? Jawab: Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5.Apakah durasi menjadi pembeda makna dalam mengucapkan kata bahasa Indonesia? Jawab: Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
Nama : Nanik Hana Putri Nim : A310160122 Kelas : 1C
Tugas fonetik halaman 59
1. Apakah bunyi segmental itu mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi suprasegmental? Bunyi segmental tidak mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi suprasegmental, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. dan Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Apakah bunyi suprasegmental itu mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi segmental? Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi segmental , sebab bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada.dan Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Mengapa kedua bunyi itu memiliki sifat ketergantungan? Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Apakah bunyi suprasegmental tersebut berperan dalam pembeda makna? Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5.Apakah durasi menjadi pembeda makna dalam mengucapkan kata bahasa Indonesia? Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung. 2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi. 3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit. 4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi: a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m) b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n) c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ) d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň) 5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral. 6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : BUNGA DEBBY NIM : A310160093 KELAS : C FONETIK LATIHAN HALAMAN 59
1. Apakah bunyi segmental itu mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi suprasegmental? Jawab: Bunyi segmental tidak mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi suprasegmental, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. dan Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Apakah bunyi suprasegmental itu mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi segmental? Jawab: Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi segmental , sebab bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada.dan Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Mengapa kedua bunyi itu memiliki sifat ketergantungan? Jawab: Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Apakah bunyi suprasegmental tersebut berperan dalam pembeda makna? Jawab: Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5.Apakah durasi menjadi pembeda makna dalam mengucapkan kata bahasa Indonesia? Jawab: Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
NAMA : DIAN AYU CAHYANINGTIAS NIM : A310160126 KELAS : C
FONETIK HALAMAN 27
1. Kapan proses produksi bunyi bahasa terjadi ? Jawaban Proses produksi bunyi bahasa terjadi jika setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi utamanya. 2. Sebutkan empat proses produksi bunyi bahasa! Jawaban a. proses mengalirnya udara dari paru-paru. b. proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara. c. proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan bunyi nasal atau sengau. d. proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi. 3. Bagaimana cara menghasilkan bunyi bersuara ? Jawaban Bunyi bahasa bersuara terjadi bila posisi pita suara terbuka sedikit. 4. Bagaimana cara menghasilkan bunyi nasal? Jawaban Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi: a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m) b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n) c. Antara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ) d. Antara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň) 5. Bagaimana cara menghasilkan bunyi oral? Jawaban Dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral. 6. Bagaimana cara menghasilkan bunyi tak bersuara? Jawaban Bunyi bahasa tidak bersuara terjadi bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : DIAN AYU CAHYANINGTIAS NIM : A310160126 KELAS : C
FONETIK HALAMAN 59
1. Apakah bunyi segmental itu mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi suprasegmental? Jawaban Bunyi segmental tidak mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi suprasegmental, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Dan Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran,sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan. 2. Apakah bunyi suprasegmental itu mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi segmental? Jawaban Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi segmental , sebab bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada, dan Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan. 3. Mengapa kedua bunyi itu memiliki sifat ketergantungan? Jawaban Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich,2010:61). 4. Apakah bunyi suprasegmental tersebut berperan dalam pembeda makna? Jawaban Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada. 5. Apakah durasi menjadi pembeda makna dalam mengucapkan kata bahasa Indonesia? Jawaban Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata
NAMA : YASINTA SILVIANA NINGRUM NIM : A310160086 KELAS : C
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental ini adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
Tugas Fonetik (Hal 27) 1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa.
2. a) proses mengalirnya udara dari paru-paru, b) proses fonasi yg terjadi di daerah pita-pita suara, c) proses oro-nasal-mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan bunyi nasal/sengau, d) proses artikulasi yg terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yg mengalir di titik-titik artikulasi.
3. Bunyi bahasa bersuara terjadi bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi: a) Antara kedua bibir, misal bunyi (m) b) Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n) c) Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ) d) Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň)
5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
Tugas Fonetik (Hal 59) 1. Bunyi segmental tidak mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi suprasegmental, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Dan bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi segmental, sebab bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Dan bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (Muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
Nama : Fitri Rusiyati
BalasHapusNIM : A310160095
Kelas : C
1. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa, atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya, atau lebih tepat lagi, seperti dikatakan Martinet (1897:19), telaah ilmiah mengenai bahasa manusia.ilmu linguistik sering juga disebut linguistuk umum general linguistics). Artinya, ilmu linguistik itu tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya.
2. Nama ahli : Abdul Chaer
Judul nuku : Linguistik Umum
Tahun terbit :2007
Nama penerbit :PT Rineka Cipta
Kota penerbit : Jakarta
3. Linguistik mendekati dan memandang bahasa sebagai bahasa, linguistik melihat bahasa sebagai bunyi,artinya bagi linguistik bahasa lisan adalah yang primer sedangkan bahasa tulis hanya sekunder. Sebagai ilmu empiris linguistik berusaha mencari keteraturan atau kaidah-kaidah yang hakiki dari bahasa yang ditlitinya. Karena itu, linguistik sering juga disebut sebagai ilmu nomotetik. Kemudian sesuai dengan predikat keilmiahan yang disandangnya linguistik tidak pernah berhenti pada satu titik kesimpulan, tetapi akan terus menyenpurnakan kesimpulan tersebut berdasarkan data empiris selanjutnya.
4. Menggunakan bahasa dengan baik dan benar sehingga dapat dimengerti dan dipahami
5. Ada 5 subkajian linguistik yaitu : a. Fonetik
b. Fonologi
c. Morfologi
d. sintaksis
e. semantik
6. Fonetik dalam tataran medium karena fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
Baik.
HapusNama : RISMA NUR'AINI
BalasHapusNIM : A310160083
Kelas : IC
TUGAS FONETIK HAL 14
1. Kutiplah definisi linguistik yang berasal dari sumber lain!
=> Linguistik adalah ilmu bahasa. Linguistik tetap merupakan ilmu yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa.
2. Tulislah nama ahli yang memberikan definisi tersebut, judul buku, tahun terbit, nama penerbit, dan kota penerbit!
=> Nama Tokoh : Drs. Abdul Chaer
Judul Buku : Linguistik Umum
Tahun Terbit : Edisi Revisi 2014
Nama Penerbit : PT. RINEKA CIPTA
Kota Penerbit : Jakarta
3. Berikanlahnya penjelasan definisi linguistik yang telah Anda kutip tersebut!
=> Ilmu linguistik tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya. Bahasa menjadi alat interaksi sosial milik manusia. Bahasa dilihat dan digunakan sebagai sarana menciptakan keindahan atau bunyi dan nada dalam seni musik. Bahasa sebagai objek kajian linguistik bisa kita bandingkan dengan peristiwa-peristiwa alam yang menjadi objek kajian ilmu fisika, atau dengan berbagai penyakit dan cara pengobatannya yang menjadi objek kajian ilmu kedokteran atau dengan gejala-gejala sosial dalam masyarakat yang menjadi objek kajian sosiologi. Keumuman linguistik ini akan tampak dari pembahasan yang diambil dari berbagai bahasa, bukan dari bahasa tertentu.
4. Kesiapan apa saja yang dimiliki oleh pengkaji bahasa?
=> Kesiapan belajar memandang bahasa secara objektif. Pandangan yang objektif yaitu memandang bahasa sebagai bahasa.
5. Ada berapa subkajian linguistik?
=> a. Fonetik
b. Fonologi
c. Morfologi
d. Sintaksis
e. Semantik
6. Mengapa Fonetik itu berada dalam tataran medium? Apa maksudnya?
=> Karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusDYAH ANGGORO AYUNABYLLA NORKINANTHI
BalasHapusA310160114
KELAS C
TUGAS FONETIK
Latihan halaman 14
1) Kutiplah definisi linguistik yang berasal dari sumber lain!
Linguistik adalah ilmu tentang bahasa, atau telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. Linguistik juga sering disebut lingistik umum (general linguistics) karena linguistik tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja (misalnya seperti Bahasa Jawa), melainkan mengkaji bahasa pada umumnya.
2) Tulislah nama ahli yang memberikan definisi tersebut, judul buku, tahun terbit, nama penerbit, dan kota penerbit!
Nama Ahli : Drs. Abdul Chaer
Judul Buku : Linguistik Umum
Tahun Terbit : 2014 (Cetakan Keempat, Edisi Revisi)
Penerbit : Rineka Cipta
Kota Penerbit : Jakarta
3) Berikanlah penjelasan definisi linguistik yang telah Anda kutip tersebut!
Linguistik tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya. Keumuman linguistik ini akan tampak dari pembahasan yang diambil dari berbagai bahasa, bukan dari bahasa tertentu. Dalam istilah Prancis bahasa secara umum disebut langage, bahasa yang menjadi alat interaksi sosial milik manusia, seperti tampak dalam ungkapan "Manusia punya bahasa sedangkan binatang tidak".
4) Kesiapan apa saja yang dimiliki oleh pengkaji bahasa?
Pengkaji bahasa haruslah mempersipkan diri memandang bahasa secara objektif. Pandangan yang objektif yakni memandang bahasa sebagai bahasa. Diharapkan pengkaji dapat mengucapkan lafal bahasa dengan tepat dan juga mengerti makna bahasa yang diucapkan.
5) Ada berapa subkajian linguistik?
Terdapat lima sub atau bidang dalam linguistik, meliputi:
• Fonetik
• Fonologi
• Morfologi
• Fonologi
• Sintaksis
• Semantik
6) Mengapa Fonetik itu berada dalam tataran medium? Apa maksudnya?
Fonetik berada dalam tataran medium sebab fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Sholikhah Satriawati
BalasHapusNIM : A310160094
1. Linguistik merupakan ilmu bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya ( Abdul Chaer,2009:3)
2. Nama Ahli : Abdul Chaer
Judul Buku : Psikolinguistik Kajian Teoritik
Tahun Terbit : 2009
Nama Penerbit: PT. Rineka Cipta
Kota Terbit : Jakarta
3. Berdasarkan yang saya kutip,definisi linguistik merupakan ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya,karena bahasa sebagai alat interaksi sosial dan alat komunikasi yang sangat bermanfaat dalam kehidupan sosial.Karena tanpa adanya bahasa kita akan kesulitan dalam menjalani kegiatan sehari-hari.
4.Seorang pengkaji bahasa harus memiliki kesiapan,yaitu yang pertama seorang pengkaji bisa mengucapkan lafal bahasa yang diucapkan dengan benar dan yang kedua seorang pengkaji bahasa harus bisa mengetaui makna bahasa yang telah diucapkan
5. Subkajian linguistik ada lima yaitu fonetik,fonologi,morfologi,sintaksis dan semantik
6. Fonetik berada dalam tataran medium karena hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa.
KELAS C
HapusNama : SETYO EKO WAHYU ADDIN NUGROHO
BalasHapusNIM : A310160119
Kelas : C
1. Kutiplah definisi linguistik yang berasal dari sumber lain!
Linguistik adalah ilmu bahasa. Linguistik tetap merupakan ilmu yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa.
2. Tulislah nama ahli yang memberikan definisi tersebut, judul buku, tahun terbit, nama penerbit, dan kota penerbit
Nama Tokoh : Drs. Abdul Chaer
Judul Buku : Linguistik Umum
Tahun Terbit : Edisi Revisi 2014
Nama Penerbit : PT. RINEKA CIPTA
Kota Penerbit : Jakarta3) Berikanlah penjelasan definisi linguistik yang telah Anda kutip tersebut!
Linguistik tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya. Keumuman linguistik ini akan tampak dari pembahasan yang diambil dari berbagai bahasa, bukan dari bahasa tertentu. Dalam istilah Prancis bahasa secara umum disebut langage, bahasa yang menjadi alat interaksi sosial milik manusia, seperti tampak dalam ungkapan "Manusia punya bahasa sedangkan binatang tidak".
3. Berdasarkan yang saya kutip,definisi linguistik merupakan ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya,karena bahasa sebagai alat interaksi sosial dan alat komunikasi yang sangat bermanfaat dalam kehidupan sosial.Karena tanpa adanya bahasa kita akan kesulitan dalam menjalani kegiatan sehari-hari.
4) Kesiapan apa saja yang dimiliki oleh pengkaji bahasa?
Pengkaji bahasa haruslah mempersipkan diri memandang bahasa secara objektif. Pandangan yang objektif yakni memandang bahasa sebagai bahasa. Diharapkan pengkaji dapat mengucapkan lafal bahasa dengan tepat dan juga mengerti makna bahasa yang diucapkan.
5) Ada berapa subkajian linguistik?
Terdapat lima sub atau bidang dalam linguistik, meliputi:
- Fonetik
- Fonologi
- Morfologi
- Fonologi
- Sintaksis
- Semantik
6. Fonetik dalam tataran medium karena fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
TUGAS FONETIK BAB II HAL-14
BalasHapusNAMA : HANIFAH NUR VATIMAH
NIM : A31O16O12O
KELAS : 1C
1. “Linguistik” berarti ‘ilmu bahasa’
Kata linguistik berasal dari kata latin, yaitu lingua ’bahasa’. Linguistik modern berasal dari Swis Ferdinand de saussure. Bagi de saussure,lingue adalah salah satu bahasa (misalnya bahasa inggris, bahasa indonesia, dan bahasa prancis)
2.NAMA AHLI : Swis Ferdinand de Saussure
JUDUL BUKU : Asas – asas Linguistik Umum
PENERBIT : GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS
TAHUN TERBIT : 2006
KOTA TERBIT : Yogyakarta
3. Ilmu linguistik sering kali disebut ‘Linguistik umum’. Artinya ilmu linguistik tidak hanya menyelidiki salah satu bahasa saja (seperti bahasa inggris dan bahasa indonesia saja). Meskipun bahasa di dunia ini berbeda satu sama lain, tetapi menurut para ahli linguistik memiliki persamaanya juga.
4.-Bunyi bahasa baik/mudah dimengerti
-Melafalkan bahasa dengan benar
-Mengerti makna bahasa yang telah diucapkan
5. SUB KAJIAN FONETIK:
-FONETIK
-FONOLOGI
-MORFOLOGI
-SINTAKSIS
-SEMANTIK
6. Fonetik berada dalam kelas medium karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa.
NAMA : SITI SURAMTI
BalasHapusNIM : A310160116
KELAS : C
TUGAS : BUKU FONETIK HALAMAN 14
1. “Linguistik” berarti ‘ilmu bahasa’
Kata linguistik berasal dari kata latin, yaitu lingua ’bahasa’. Linguistik modern berasal dari Swis Ferdinand De Saussure. Bagi Ferdinand De saussure, lingue adalah salah satu bahasa (misalnya bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan bahasa Prancis).
"Linguistik" adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagagai objek kajiannya. (Martinet 1987:19)
"Linguistik" adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. (Abdul Chaer 2009:3)
Sumber: htttp: //carapedia.com
2. Nama Ahli : Drs. Abdul Chaer
Judul Buku : Linguistik Umum
Tahun Terbit : 2014 (Edisi Revisi)
Nama Penerbit : PT. Rineka Karya
Kota Penerbit : Jakarta
3. Linguistik adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji sebuah bahasa misalnya bahasa Jawa, Arab, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya karena bahasa sebagai alat interaksi sosial dan alat komunikasi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari
4. Kesiapan yang dimiliki oleh pengkaji bahasa antara lain:
a. Bunyi bahasa baik dan mudah dimengerti
b. Bisa mengucap lafal bahasa dengan benar dan tepat
c. Mengerti makna bahasa yang telah diucapkan
5. Subkajian linguistik ada 5, yaitu:
- Fonetok
- Morfologi
- Fonologi
- Sintaksis
- Semantik
6. Fonetik berada dalam tataran medium karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi bahasa, dan tidak sampai mempelajari fungsi dari bunyi bahasa secara mendalam.
Tugas Fonetik halaman 14
BalasHapusNama : Muhammad Latief Prakosa
NIM : A310160089
KELAS : C
1).Linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Martinet (1987:19). Kajian bahasa melalui pengamatan yang teratur dan secara empiris (berdasarkan penemuan, percobaan, pengamatan, dan pengalaman) dapat dibuktikan benar atau tidaknya serta mengacu pada teori umum tentang struktur bahasa.
2).Nama ahli : Abdul Chaer
Judul buku : Linguistik Umum
Tahun terbit : 2012
Nama penerbit : Rineka Cipta
Kota terbit : Jakarta
3).Ilmu linguistik sering juga disebut linguistik umum (general linguistics), Karena ilmu linguistik itu tidak hanya mengkaji sebuah bahasa seperti bahasa Jawa atau bahasa Arab melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya, bahasa yang menjadi alat interaksi sosial manusia. Bahasa-bahasa didunia ini memang beda tetapi ternyata ada persamaan yang merujuk pada pola-pola tertentu.
4). Kesiapan apa saja yang dimiliki oleh pengkaji bahasa?
Jawab:
-Harus mengerti makna bahasa yang di ucapkan
-Harus mengucapkan lafal bahasa dengan benar
5). Ada berapa subkajian linguistik?
Jawab:
-Fonologi
-Morfologi
-Sintaksis
-Semantis
-Fonetik
6).Mengapa fonetik itu berada dalam tataran medium ? Apa maksudnya ?
Jawab: Fonetik berada dalam tataran medium karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa, tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa.
NAMA ; WAHYU AGUNG
BalasHapusNIM ; A310160106
KELAS ; C
TUGAS FONETIK
1.Linguistik adalah ilmu bahasa, atau telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. linguistik juga sering disebut linguistik umum karena linguistik tidak mengkaji sebuah bahasa saja (seperti bahasa jawa), melainkan mengkaji bahasa pada umumnya.
2. Nama ahli: Abdul chaer
judul buku : linguistik umum
tahun terbit : 2007
nama penerbit : PT. RINEKA CIPTA
kota penerbit : jakarta
3. linguistik umum adalah linguistik yang mempelajari kaedah kaedah bahasa secara umum, bukan bahasa tertentu. kaedah kaedah khusus atau spesifik mempelajari bahasa arap atau bahasa sunda. kajian khusus ini juga bisa di lakukan terhadap satu rumpun atau subrumpun bahasa misal bahasa autronesia, atau subrumpun indojerman.
4. menggunakan bahasa dengan baik dan benar
5. subkajian ada 5 :
a. Fonetik
b. Fonologi
c. Morfologi
d. Sintaksis
e. Semantik
6. karena fonetik berada dalam tataran medium, fonetik hanya mempelajari tentang bunyi bahasa, tidak sampai mendalami bunyi bunyi bahasa
NAMA : M. ALIP SAMSUDIN KABUT
BalasHapusNIM : A310160082
KELAS : C
TUGAS
1.Linguistik adalah ilmu bahasa, atau telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. linguistik juga sering disebut linguistik umum karena linguistik tidak mengkaji sebuah bahasa saja (seperti bahasa jawa), melainkan mengkaji bahasa pada umumnya.
2. Nama ahli: Abdul chaer
judul buku : linguistik umum
tahun terbit : 2007
nama penerbit : PT. RINEKA CIPTA
kota penerbit : jakarta
3. linguistik umum adalah linguistik yang mempelajari kaedah kaedah bahasa secara umum, bukan bahasa tertentu. kaedah kaedah khusus atau spesifik mempelajari bahasa arap atau bahasa sunda. kajian khusus ini juga bisa di lakukan terhadap satu rumpun atau subrumpun bahasa misal bahasa autronesia, atau subrumpun indojerman.
4. menggunakan bahasa dengan baik dan benar
5. subkajian ada 5 :
a. Fonetik
b. Fonologi
c. Morfologi
d. Sintaksis
e. Semantik
6. karena fonetik berada dalam tataran medium, fonetik hanya mempelajari tentang bunyi bahasa, tidak sampai mendalami bunyi bunyi bahasa
Nama :SITI ISTIQOMAH
BalasHapusNim :A310160097
Kelas :C
Tugas :Buku Fonetik hal.14
1.Linguistik adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya.(MARTINET1987:19)
Linguistik adalah ilmu bahasa/ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya.(ABDUL CHAER2009:3)
Linguistik, ide dasar yang ada didalam teks yang bersangkutan. Bila dikatakan bahwa makna ini tidak berbeda jauh dari serangkaian makna leksikal(NEWMARK)
Sumber:http://carapedia.com
2.Nama ahli:Abdul Chaer
Judul buku:Psikolinguistik kajian teoritik
Tahun terbit:2009
Nama penerbit:PT.Rineka Cipta
Kota penerbit:Jakarta
3.Linguistik adalah Ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji sebuah bahasa jawa,arab,melainkan mengkaji seluk beluk bahasa umumnya karena bahasa sebagai alat interaksi sosial dan alat komunikasi.
4.a. bunyi bahasa baik/mudah dimengerti
b.bisa mengucap lafal bahasa yang diucapkan dengan benar
c.mengerti makna bahasa yang telah diucapkan
5.subkajian linguistik:
-Fonetik
-Fonologi
-Borfologi
-Sintaksis
-Semantik
6.Fonetik berbeda dalam kelas medium, karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi bahasa, tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Susi pratiwi
BalasHapusNIM : A310160088
Kelas : C
1. Definisi linguistik dari sumber buku lain:
Linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya atau lebih tepat lagi seperti dikatakan Martined (187:19) telaah mengenai bahasa manusia.
Linguistik adalah sains (science) seperti halnya fisika dan kimia adalah saims (science) (Blomfield : 1933:20-34).
Linguistik merupakan kajian ilmiah tentang bahasa (Dubois Jeau).
Linguistik adalah ilmu bahasa atau ilmu yang mengandung bahasa sebagai objek kajiannya (Abdul Chaer, 2009:3).
Linguistik adalah dasar yang ada didalam teks yang bersangkutan bila dikatakan bahwa makna ini tidak berbeda jauh dari serangkaian makna leksikal (Newmflek).
2. Nama ahli : Abdul Chaer
Judul buku : Psikolinguistik Kajian Teoritik
Tahun terbit : 2009
Nama penerbit : PT. Rineka Cipta
Kota terbit : Jakarta
3. Penjelasan kutipan definisi linguistik : linguistik ini juga sering disebut linguistik umum. Linguistik mendekati dan memandang bahasa sebagai bahasa, linguistik melihat bahasa sebagai bunyi,artinya bagi linguistik bahasa lisan adalah yang primer sedangkan bahasa tulis hanya sekunder. Sebagai ilmu empiris linguistik berusaha mencari keteraturan atau kaidah-kaidah yang hakiki dari bahasa yang ditlitinya. Karena itu, linguistik sering juga disebut sebagai ilmu nomotetik. Kemudian sesuai dengan predikat keilmiahan yang disandangnya linguistik tidak pernah berhenti pada satu titik kesimpulan, tetapi akan terus menyenpurnakan kesimpulan tersebut berdasarkan data empiris selanjutnya.
4. Kesiapan yang dimiliki oleh pengkaji bahasa
Memandang bahasa secara obyektif yaitu memandang bahasa sebagai bahasa
Bunyi bahasa baik (mudah dimengerti)
Mengerti bahasa yang telah diucapkan
5. Beberapa subkajian linguistik:
Fonetik
Fonologi
Borfologi
Sintaksis
Semantik
6. Fenotik berada dalam tataran medium maksudnya adalah fonetik berada dalam kelas medium karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa, tidak sampai mendalami fungsi-fungsi, bunyi-bunyi bahasa.
Nama : NANIK HANA PUTRI
BalasHapusNim :A310160122
Kelas : C
Tugas fonetik halaman 14.
1. Definisi linguistik yang berasal dari sumber lain yakni menurut Martinet (1987:19) dalam buku Abdul Chaer (2012:1). Linguistik adalah ilmu tentang bahasa, atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya, atau lebih tepatnya lagi. kata linguistik (berpadanan dengan linguistics dalam bahasa Inggris, linguistique dalam bahasa Prancis dan linguistiek dalam bahasa Belanda). Diturunkan dari kata bahasa Latin lingua yang berarti "bahasa". Dalam bahasa-bahasa "Roman" yaitu bahasa-bahasa yang berasal dari bahasa Latin terdapat, kata yang serupa atau mirip dengan kata Latin itu. Antara lain lingua dalam bahasa Latin, lengue dalam bahasa Spanyol, langue dan langage dalam bahasa prancis. Dua istilah dalam bahasa prancis memiliki makna yang berbeda langue berarti suatu bahasa tertentu sedangkan langage berarti bahasa secara umum.
2. Nama ahli : Abdul Chaer
Judul buku : Linguistik Umum
Tahun terbit : 2012
Nama penerbit : PT Rineka Cipta
Kota penerbit : Jakarta
3. Penjelasan definisi linguistik yang telah dikutip yakni kata linguistik berarti ilmu bahasa yang mempelajari tentang bahasa tetapi bukan bahasa saja melainkan mengkaji seluk beluk bahasa. Kajian bahasa melalui pengamatan yang teratur dan secara empiris dan sebagai media pengantar jalinan komunikasi.
4. Kesiapan yang dimiliki oleh seorang pengkaji bahasa yakni kesiapan pengkaji untuk memandang bahasa sebagai bahasa merupaka dasar objektif. Pandangan objektif yaitu memandang bahasa sebagai bahasa, sesuatu yang benar dan sudah semestinya.
5. Subkajian linguistik
(1). Fonetik
(2). Fonologi
(3). Morfologi
(4). Sintaksis
(5). Semantik
6. Fonetik berada dalam tataran medium karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa, tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa.
NAMA : YASINTA SILVIANA NINGRUM
BalasHapusNIM : A310160086
KELAS : C
TUGAS FONETIK
BAB II
1. Definisi linguistik adalah ilmu bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya (Abdul Chaer, 2012:1), atau lebih tepat lagi, seperti dikatakan Martinet (1987:19), telaah ilmiah mengenai bahasa manusia.
2. Nama ahli : Abdul Chaer
Judul buku : Linguistik Umum
Tahun terbit : 2012
Nama penerbit : PT Rineka Cipta
Kota penerbit : Jakarta
3. Penjelasa definisi linguistik : linguistik adalah ilmu tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya, bahasa yang menjadi alat interaksi sosial milik manusia.
4. Kesiapan pengkaji bahasa:
-Kesiapan memandang bahasa secara objektif
-Mampu menggunakan bahasa dengan baik sehingga mudah di mengerti
-Mampu mengucap lafal bahasanya dengan benar
-Mengerti makna dari setiap bahasa yang di kaji
5. Subkajian linguistik ada 5, yaitu fonetik, fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik
6. Fonetik berada dalam tataran medium, karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa, tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa.
NAMA : SANDRIA LARASATI
BalasHapusNIM : A310160087
KELAS : C
TUGAS FONETIK HAL 14
1.Linguistik adalah ilmu bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. Dalam berbagai buku mungkin rumusnya agak berbeda, tetapi bahwa bahasa menjadi kajian linguistik, kiranya tidak perlu diperdebatkan lagi.
2.Nama ahli : Abdul Chaer
Judul buku : Psikolinguistik Kajian Teoritik
Tahun terbit : 2009
Nama penerbit : PT. Rineka Cipta
Kota terbit : Jakarta
3. Pemjelasan dari definisi linguistik pada nomor 1 telah dia sebutkan bahwa bahasa sebagai objek kajian linguistik bisa kita bandingkan dengan peristiwa-peristiwa alam yang menjadi objek kajian ilmu fisika, atau dengan berbagai penyakit dan cara pengobatannya yang menjadi objek kajian ilmu kedokteran, atau dengan gejala-gejala sosial dalam masyarakat yang menjadi objek kajian sosial. Meskipun dalam dunia keilmuan ternyata yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya bukan hanya linguistik, tetapi linguistik tetap merupakan ilmu yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa, sedangkan ilmu lain tidak demikian.
4. Kesiapan pengkaji bahasa:
-Kesiapan memandang bahasa secara objektif
-Mampu menggunakan bahasa dengan baik sehingga mudah di mengerti
-Mampu mengucap lafal bahasanya dengan benar
-Mengerti makna dari setiap bahasa yang di kaji
5. Subkajian linguistik ada 5 yaitu;
- fonetik
- fonologi
- morfologi
- sintaksis
- semantik
6. Fonetik berada dalam kelas medium, karena fonetikhanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa, tidak sampai fungsi bunyi-bunyi bahasa.
Nama : Eni Ratnasari
BalasHapusNim : A310160099
Kelas : C
1. Linguistik adalah ilmu bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Telaah ilmiah mengenai bahasa manuysia. Dalam berbagai buku mungkin rumusannya agak berbeda tetapi bahwa bahasa menjadi kajian linguistik, kiranya tidak perlu diperhatikan lagi.
2. Nama ahli:Abdul Chaer
Judul buku:Psikolinguistik kajian teoritik
Tahun terbit:2009
Nama penerbit:PT.Rineka Cipta
Kota penerbit:Jakarta
3. Penjelasan dari definisi linguistik pada nomor 1 telah disebutkan bahwa bahasa sebagai objek kajian linguistik bisa kita bandingkan dengan peristiwa-peristiwa alam yang menjadi objek kajian ilmu fisika, atau dengan berbagai penyakit dan cara pengobatannya yang menjadi objek kajian ilmu kedokteran, atau dengan gejala-gejala sosial dalam masyarakat yang menjadi objek kajian sosial. Meskipun dalam dunia keilmuan ternyata yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya bukan hanya linguistik, tetapi linguistik tetap merupakan ilmu yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa, sedangkan ilmu lain tidak demikian.
4. Kesiapan yang harus dimiliki oleh pengkaji bahasa yaitu kesiapan belajar memandang bahasa secara objektif. Pandangan yang objektif yaitu memandang bahasa sebagai bahasa
5. Subkajian linguistik ada 5 yaitu;
- fonetik
- fonologi
- morfologi
- sintaksis
- semantik
6. Fonetik berada dalam kelas medium, karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa, tidak sampai fungsi bunyi-bunyi bahasa,
Nama : Fera Diah Ayu Krismonita
BalasHapusNim : A310160123
Kelas: C
1.Linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya atau telaah ilmiah mengenai bahasa manusia (Martinet 1897:19)
2.Nama Ahli : Drs.Abdul Chaer
Judul buku : Linguistik Umum
Tahun terbit : Edisi Revisi 2014
Penerbit : Rineka Cipta
Kota Penerbit : Jakarta.
3.Linguistik merupakan suatu ilmu yang dimana menjadikan bahasa sebagai objek utama kajiannya dan memandang bahasa sebagai bahasa didalam suatu kegiatan ilmiah.
4.Kesiapan yang dimiliki pengkaji bahasa yaitu mempersiapkan dirinya belajar memandang bahasa secara objektif, secara objektif yakni memandang bahasa sebagai bahasa, dan harus mengerti makna bahasa yang dilafalkan serta dapat mengucapkan bahasa itu dengan tepat.
5.Ada lima subkajian linguistik yaitu :
a.)subkajian fonetik
b.)subkajian fonologi
c.)subkajian morfologi
d.)subkajian sintaksis
e.)subkajian semantik.
6. Fonetik berada dalam tataran medium karena fonetik hanya mempelajari bunyi-bunyi bahasa tidak sampai mempelajari fungsi-fungsi bahasa tersebut.
Nama : DWI KARTIKA
BalasHapusNIM : A310160102
KELAS : C
Latihan soal FONETIK Halaman : 14
JAWABAN
1 . BLOOMFIELD (1933: 20-34)
Linguistik adalah sain (science), seperti halnya fisika dan kimia adalah sain.
* COMSKY
Linguistik adalah sebuah generatif yang bersifat mentalistik karena tujuan utamanya adalah menjelaskan hakekat competence, dan bukan performance
* HJLEMSLEV
Linguistik adalah sebuah contoh metasemiotika (telaah tentang bahasa yang juga adalah bahasa itu sendiri)
* BENVENISTE
Linguistik adalah perbedaan antara dimensi-simensi semiotik dan semantik pada bahasa
* NEWMARK
Lingusitik adalah ide dasar yang ada di dalam teks yang bersangkutan. Bisa dikatakan bahwa makna ini tidak berbeda jauh dari serangkaian makna leksikal.
* MARTINET (1987: 19)
Linguistik adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya
* MATTHEWS
Linguistik didefinisikan sebagai ilmu bahasa atau studi ilmiah mengenai bahasa
* HARIMUTI KRIDALAKSANA
Linguistik merupakan ilmu tentang tata bahasa
* DUBOIS, JEAN
Linguistik merupakan kajian ilmiah tentang bahasa
2. Martined ( 1987:19) telaah ilmiah mengenai bahasa manusia.
Nama Ahli : Abdul Chaer
Judul Buku : Pengantar Linguistik Umum
Tahun Terbit :2012
Nama Penerbit :PT . Rineka Cipta
Kota Terbit :Jakarta
3. Linguistik adalah ilmu yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa. Kata linnguisti (perpadaan dengan linguistics) dalam bahasa inggris , lingguistique.dalam bahasa Prancis,linguistiek,dalam bahasa Belanda ) diturunkan dari kata bahasa Latin lingua yang berarti ‘ bahasa’
.
4. a) Seorang pengkaji bahasa wajib mempersiapkan dirinya belajar memandang bahasa secara objektif ,yaitu memandang bahasa sebagai bahasa .
b).Kemampuan mempergunaakan bahasa sebagai kemampuan secara intuitif dimiliki oleh setiap penutur bahasa
c).Hal-hal yang bersifat alami yang berhubungan dengan bahasa.
5. ada lima sub kajian Linguistik yaitu :
- Bidang fonetik
- Bidang fonologi
-Bidang morfologi
-Bidang sintaksis
-Bidang semantik
6. Fonetik berada dalam tataran medium,karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi bahasa tidak sampai ke fungsi-fungsi bunyi bahasa.karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa.
Nama : Kevin NindaRahayu
BalasHapusNim : A310160109
Kelas : C
Jawaban dari Soal Fonetik Halaman : 14
1.Linguistik adalah ilmu bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kejiannya.(Abdul Chaer,2009:3).Pendapat para ahli yang lain mengenai Linguistik yaitu sebagai berikut:
• Linguistik adalah sains,seperti halnya filsafat dan kimia adalah sains (Bloomfield,1933:20-24)
• Linguistik merupakan kajian ilmiah tentang bahasa (Dubois,Jean)
• Linguistik adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya (Martinet,1987:19)
• Linguistik adalah perbedaan- perbedaan dimensi semiotik dan semantik dalam bahasa (Benueniste)
• Linguistik adalah ide dasar yang berada pada teks yang bersangkutan.Bila dikatakan bahwa makna ini tidak berbeda jauh dari serangkaian makna leksikal (Newmark)
2. Nama Ahli : Abdul Chaer
Judul Buku : Psikologistik Kajian Teoristik
Tahun Terbit : 2009
Nama Penerbit : PT . Rineka Cipta
Kota Penerbit :Jakarta
3.Definisi Linguistik adalah Ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji sebuah bahasa Jawa,bahasa Arab melainkan mengkaji seluk beluk bahasa umumnya karena bahasa sebagai alat interaksi sosial dan alat komunikasi.
Definisi lain menurut Comsky adalah Linguistik yaitu generatif yang bersifat mentalistik karena tujuan utamanya adalah menjelaskan hakikat competence dan bukan performance
4.a) Bunyi bahasa baik atau mudah dimengerti
b) Mengerti makna bahasa yang telah diucapkan
c) Bisa mengucap lafal bahasa yang diucapkan dengan benar
5.Subkajian Linguistik,yaitu:
• Fonetik
• Fonologi
• Morfologi
• Sintaksis
• Semantik
6.Fonetik berada pada kelas medium,karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa, tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa.
Nama : Intan Mayka Sari
BalasHapusNIM : A310160096
Kelas C
Tugas Fonetik 1 Halaman 14
1.Kutiplah definisi linguistik yang berasal dari sumber lain !
2. Tulislah nama ahli yang memberikan definisi tersebut,judul buku,tahu terbit,nama penerbit dan kota terbit !
3. Berikanlah penjelsan definisi liguistik yang telah anda kutip !
4. Kesiapan apa saja yang dimiliki oleh pengkaji bahasa?
5. Ada berapa sub kajian linguistik ?
6. Mengapa fonetik itu berada pada tataran medium ?Apa maksudnya?
Jawaban :
1.Definisi linguistik dari ilmu bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kejiannya.(Abdul Chaer,2009:3).Pendapat para ahli yang lain mengenai Linguistik :
a.Linguistik adalah menelaah bahasa secara ilmu pengetahuan.Tujuan utama adalah
mempelajari suatu bahasa secara deskriptif.
b.Linguistik adalah ilmu tentang bahasa penyelidikan bahasa secara ilmiah.
2. a. - Pringgodigdo dan Hasan Shaddily,dalam Siswanto
PHM Dkk(2013)
- Kridalaksana,dalam Siswanto PHM Dkk(2013)
b. Nama Ahli : Abdul Chaer
c. Judul buku : Pengantar Linguistik Umum
d. Tahun Terbit :2012
e. Nama Penerbit : Media Perkasa
f. Kota Terbit:Yogyakarta
3. Linguisitik berasal dari bahasa latin “Lingu” kata lain (langage,langue) Perancis,(lingua) Italia(lengua)Spanyol,(language)Inggris.Linguistik adalah ilmu yang mengkaji bahasa secara menyeluruh.Bidang kajian linguistik adalah bahasa sebagai bahasa artinya bahasa bukan dipandang sebagai alat komunikasi atau objek pengungkapan perasaan tetapi mengkaji bahasa secara keseluruhan bukan hanya mengacu pada satu bahasa.Peranan linguistik sebagai bahasa adalah dengan melihat hakikat bahas secara mendalam,dilakukan secara ilmiah dapat dikaji,diteliti dan dapat dibuktikan dari sumber yang jelas.
4. - Seorang pengkaji bahasa wajib mempersiapkan dirinya belajar memndang bahasa secara objektif yaitu memandang bahasa sebagai bahasa.
- Kemampuan mempergunakan bahasa sebagai kemampuan secara intuisif dimiliki oleh setiap penutur bahasa.
- Hal-hal yang bersifat alamiyang berhubungan dengan bahasa
5. Ada lima yaitu :
• Bidang Fonetik
• Bidang Fonologi
• Bidang Morfologi
• Bidang Sintaksis
• Bidang Sematik
6. Fonetik berada dalam tataran medium,karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa,tidak sampai mendalam fungsi bunyi-bunuyi bahasa.Karena fonetiktermasuk linguistik mikro yangmempelajaribunyi-bunyibahasatetapibelumsampai mempelajari tentang bunyi-bunyibahasa.
Nama : Alviana Dwi Lestari
BalasHapusNim : A310160108
Kelas : C
1.Menurut Benueiste
Linguistik adalah perbedaan – perbedaan dimensi semantic dan semiotic dalam bahasa.
Menurut Bloomfield :1933:20-34
Linguistik adalah sain (scince) seperti halnya fisika dan kimia adalah sain.
Menurut Martinet : 1987:19
Linguistik adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya.
2.Nama Ahli : Abdul Chaer
Judul Buku : Linguistik Umum
Tahun Penerbit: 2012
Kota Penerbit : Jakarta
Nama Penerbit : PT Asdi Mahasatya
3.Definisi Menurut Comski
Linguistik adalah generatif yang bersifat mentalistik karena tujuan utamanya adalah menjelaskan hakikat competence bukan pepormance.
4.a. Bunyi Bahasa baik atau mudah mengerti.
b. bisa mengucap lafal bahasa yang diucapkan dengan benar.
c. mengerti makna bahasa yang telah diucapkan.
5.Subkajian Linguistik:
-Fonetik
-Fonologi
-Borfologi
-Sintaksis
-Semantik
6.Fonetik berada dikelas medium, karena fonetik hanya mempelajari tetang bunyi bahasa tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa.
Nama : Amalia Dwi Mar’atus Sholihah
BalasHapusNim : A310160115
Kelas : C
LATIHAN
1. Kutiplah devinisi linguistik yang berasal dari sumber lain
2. Tulislah nama ahli yang memberikan definisi tersebut , judul buku, tahun terbit, nama penerbit, dan kota terbit.
3. Berikanlah penjelasan definisi linguistik yang telah anda kutip tersebut
4. Kesiapan apa saja yang dimiliki oleh pengkaji bahasa
5. Ada berapa subkajian linguistik
6. Mengapa fonetik itu berada dalam tataran medium? Apa maksutnya?
1) Devinisi linguistik yang berasal dari sumber lain
BLOOMFIED ( 1933 : 20 -30)
Linguistik adalah sain ( science). Seperti halnya fisika dan kimia adalah sain.
BENVENISTE
Linguistik adalah perbedaan antara dimensi dimensi semiotik dan semantik pada bahasa.
MARTINET ( 1987 : 19 )
Linguistik adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya.
2) Nama ahli : Abdul Chaer
judul buku : Psikolinguistik
tahun terbit : 2009
nama penerbit : PT . Rineka cipta
kota terbit : Jakarta
3) Penjelasan definisi linguistik yang telah anda kutip tersebuttik
Devinisi Linguis :Ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan tidah hanya mengkaji sebuah bahasa Jawa, Arab, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa umumnya karena bahasa sebagai alat interaksi sosial dan alat komunikasi
Devinisi Lain ( menurut comsky) : Linguistik dalam generatif yang bersifat metalisik karena tujuan utamannya adalah menjelaskan hakiakt competence dan bukan.
4) Kesiapan yang dimiliki oleh pengkaji bahasa
Pengkaji bahasa wajib mempersiapkan dirinnya belajar memandang bahasa secara objektif. Yaitu memandang bahasa sebagai bahasa.
1.Bunyi bahasa baik atau mudah di mengerti
2.Bisa mengucap lafal bahasa yang diucapkan
3.Mengerti makna bahasa yang telah diucapkan.
5) Subkajian linguistik :
Bidang fonetik
Bidang fonologi
Morfologi
Sintaksis
Semantik
6) Mengapa fonetik itu berada dalam tataran medium? Apa maksutnya?
Fonetik berada dalam tataran medium karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi, bahasa, tidak sampai mendalami fungsi fungsi bahasa.
1.Linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya atau lebih tepat lagi seperti yang dikatakan martinet (1987:19) telaah ilmiah mengenai bahasa manusia.
BalasHapus2.Judul buku : Abdul Chaer
Nama ahli : Drs.Abdul Caher
Tahun terbit : 2012
Nama Penerbit : PT. RINEKA CIPTA
Kota Penerit : Jakarta
3.Maksudnya linguistik itu tidak hanya menyelidiki satu bahasa tetapi menyangkut bahasa pada umumnya. bahasa-bahasa di dunia ini memang berbeda-beda tetapi ternyata ada persamaan yang merujuk pada pola-pola tertentu.
4.– Bunyi bahasa baik mudah /mudah dimengerti
-Bisa mengucap lafal bahasayang diucapkandengan benar
-Mengerti makna yang telah diucapkan
5. Ada 30 subkaji
6. Karena fonetik berada dalam tataran medium karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa, tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa.
Nama : Nissa salecha
BalasHapusNim : A310160100
Kelas : 1C
Fonetik latihan hal 14
1. a. linguistic adalah sain (scince) seperti halnya fisikan dan kimia adalan sain (bloomfrield :1933:20-34)
b. linguistic adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya (martinet :1987:19)
c. linguistic merupakan kajian ilmiah tentang bahasa (dubois jeau)
d. linguistic adalah ilmu bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya (abdul chaer)
e. linguistic adalah ide dasar yang ada di dalam teks yang bersangkutan bila dikatakan bahwa makna ini tidak berbeda jauh dari serangkaian makna leksikal (newmark)
f. linguistic adalah perbedaan-perbedaan dimensi semiotic dan semantic dalam bahasa (benueniste)
2. nama ahli : Abdul Chaer
judul buku : psikalinguistik kajian teoritik
tahun terbit : 2009
nama penerbit : PT. Rineka Cipta
kota penerbit : Jakarta
3. definisi linguistic : ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji sebuah bahasa jawa,arab, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa umumnya karna bahasa sebagai alat intereaksi dan alat komunikasi.
Definisi lain menurut Comsky : linguistic adalah generative yang bersifat mentalistik karena tujuan utamanya adalah menjelaskan hakikat competence dan bukan performance
4. a. bunyi bahasa baik/mudah di mengerti
b. bisa mengucap lafal bahasa yang diucapkan dengan benar
c. mengerti makna bahasa yang telah diucapkan
5. subkajian linguistic yaitu :
a. fonetik
b. fonologi
c. berfologi
d. sintaksis
e. sematik
6. fonetik berbeda dalam kelas medium karena fonetik hanya mempelajai tentang bunyi-bunyi bahasa tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa.
Nama: ROSSY ANDRIANI
BalasHapusNIM: A310160101
kelas: C
Tugas fonetik halaman 14
1. Kutiplah definisi linguistik yang berasal dari sumber lain!
Linguistik adalah ilmu tentang bahasa, atau telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. Linguistik juga sering disebut lingistik umum atau general linguistics karena linguistik tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji bahasa pada umumnya.
2. Tulislah nama ahli yang memberikan definisi tersebut, judul buku, tahun terbit, nama penerbit, dan kota penerbit!
Nama Ahli : Drs. Abdul Chaer
Judul Buku : Linguistik Umum
Tahun Terbit : 2014 (Cetakan Keempat, Edisi Revisi)
Penerbit : Rineka Cipta
Kota Penerbit : Jakarta
3. Berikanlah penjelasan definisi linguistik yang telah Anda kutip tersebut!
Linguistik tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya. Keumuman linguistik ini akan tampak dari pembahasan yang diambil dari berbagai bahasa, bukan dari bahasa tertentu. Dalam istilah Prancis bahasa secara umum disebut langage, bahasa yang menjadi alat interaksi sosial milik manusia, seperti tampak dalam ungkapan "Manusia punya bahasa sedangkan binatang tidak".
4. Kesiapan apa saja yang dimiliki oleh pengkaji bahasa?
Hendaknya Pengkaji bahasa haruslah mempersipkan diri memandang bahasa secara objektif. Pandangan yang objektif yakni memandang bahasa sebagai bahasa. Diharapkan pengkaji dapat mengucapkan lafal bahasa dengan tepat dan juga mengerti makna bahasa yang diucapkan.
5. Ada berapa subkajian linguistik?
Ada lima sub atau bidang dalam linguistik, yakni:
-Fonetik
-Fonologi
-Morfologi
-Fonologi
-Sintaksis
-Semantik
6.Mengapa Fonetik itu berada dalam tataran medium? Apa maksudnya?
Fonetik berada dalam tataran medium sebab fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa.
Nama : Anindita Yuan Prabandari
BalasHapusNIM : A310160121
Kelas : C
1. Linguistik adalah ilmu bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. Dalam berbagai buku mungkin rumusannya agak berbeda, tetapi bahwa bahasa menjadi kajian linguistik, kiranya tidak perlu diperdebatkan lagi.
2. Definisi pada nomor 1 diungkapkan oleh Marinet (1987:19) yang dikutip dalam sebuah buku yang berjudul “Linguistik Umum” karya “Abdul Chaer” yang diterbitkan pada tahun 2014 oleh “Rineka Cipta” di Jakarta.
3. Penjelasan dari definisi linguistik pada nomor 1. Telah disebutkan bahwa bahasa sebagai objek kajian linguistik bisa kita bandingkan dengan peristiwa-peristiwa alam yang menjadi objek kajian ilmu fisika, atau dengan berbagai penyakit dan cara pengobatannya yang menjadi objek kajian ilmu kedokteran, atau dengan gejala-gejala sosial dalam masyarakat yang menjadi objek kajian sosiologi. Meskipun dalam dunia keilmuan ternyata yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya bukan hanya linguistik, tetapi linguistik tetap merupakan ilmu yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa, sedangkan ilmu lain tidak demikian.
4. Kesiapan yang harus dimiliki oleh pengkaji bahasa yaitu kesiapan belajar memandang bahasa secara objektif. Pandangan yang objektif yaitu memandang bahasa sebagai bahasa.
5. Subkajian linguistik ada 5. Yaitu fonetik, fonologi, mofologi, sintaksis, semantik.
6. Fonetik berada pada tataran medium, karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa, tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa.
NAMA:DEWI SURTIKANTI
BalasHapusKELAS:1C
NIM A310160084
1. Linguistik adalah ilmu bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. Dalam berbagai buku mungkin rumusannya agak berbeda, tetapi bahwa bahasa menjadi kajian linguistik, kiranya tidak perlu diperdebatkan lagi.
2. Definisi pada nomor 1 diungkapkan oleh Marinet (1987:19) yang dikutip dalam sebuah buku yang berjudul “Linguistik Umum” karya “Abdul Chaer” yang diterbitkan pada tahun 2014 oleh “Rineka Cipta” di Jakarta.
3. Penjelasan dari definisi linguistik pada nomor 1. Telah disebutkan bahwa bahasa sebagai objek kajian linguistik bisa kita bandingkan dengan peristiwa-peristiwa alam yang menjadi objek kajian ilmu fisika, atau dengan berbagai penyakit dan cara pengobatannya yang menjadi objek kajian ilmu kedokteran, atau dengan gejala-gejala sosial dalam masyarakat yang menjadi objek kajian sosiologi. Meskipun dalam dunia keilmuan ternyata yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya bukan hanya linguistik, tetapi linguistik tetap merupakan ilmu yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa, sedangkan ilmu lain tidak demikian.
4. Kesiapan yang harus dimiliki oleh pengkaji bahasa yaitu kesiapan belajar memandang bahasa secara objektif. Pandangan yang objektif yaitu memandang bahasa sebagai bahasa.
5. Subkajian linguistik ada 5. Yaitu fonetik, fonologi, mofologi, sintaksis, semantik.
6. Fonetik berada pada tataran medium, karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa, tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNAMA:DEWI SURTIKANTI
BalasHapusKELAS:1C
NIM A310160084
1. Linguistik adalah ilmu bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. Dalam berbagai buku mungkin rumusannya agak berbeda, tetapi bahwa bahasa menjadi kajian linguistik, kiranya tidak perlu diperdebatkan lagi.
2. Definisi pada nomor 1 diungkapkan oleh Marinet (1987:19) yang dikutip dalam sebuah buku yang berjudul “Linguistik Umum” karya “Abdul Chaer” yang diterbitkan pada tahun 2014 oleh “Rineka Cipta” di Jakarta.
3. Penjelasan dari definisi linguistik pada nomor 1. Telah disebutkan bahwa bahasa sebagai objek kajian linguistik bisa kita bandingkan dengan peristiwa-peristiwa alam yang menjadi objek kajian ilmu fisika, atau dengan berbagai penyakit dan cara pengobatannya yang menjadi objek kajian ilmu kedokteran, atau dengan gejala-gejala sosial dalam masyarakat yang menjadi objek kajian sosiologi. Meskipun dalam dunia keilmuan ternyata yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya bukan hanya linguistik, tetapi linguistik tetap merupakan ilmu yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa, sedangkan ilmu lain tidak demikian.
4. Kesiapan yang harus dimiliki oleh pengkaji bahasa yaitu kesiapan belajar memandang bahasa secara objektif. Pandangan yang objektif yaitu memandang bahasa sebagai bahasa.
5. Subkajian linguistik ada 5. Yaitu fonetik, fonologi, mofologi, sintaksis, semantik.
6. Fonetik berada pada tataran medium, karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa, tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa
NAMA:ANNISA FEBRIASARI
BalasHapusKELAS:1C
NIM A310160085
1. Linguistik adalah ilmu bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. Dalam berbagai buku mungkin rumusannya agak berbeda, tetapi bahwa bahasa menjadi kajian linguistik, kiranya tidak perlu diperdebatkan lagi.
2. Definisi pada nomor 1 diungkapkan oleh Marinet (1987:19) yang dikutip dalam sebuah buku yang berjudul “Linguistik Umum” karya “Abdul Chaer” yang diterbitkan pada tahun 2014 oleh “Rineka Cipta” di Jakarta.
3. Penjelasan dari definisi linguistik pada nomor 1. Telah disebutkan bahwa bahasa sebagai objek kajian linguistik bisa kita bandingkan dengan peristiwa-peristiwa alam yang menjadi objek kajian ilmu fisika, atau dengan berbagai penyakit dan cara pengobatannya yang menjadi objek kajian ilmu kedokteran, atau dengan gejala-gejala sosial dalam masyarakat yang menjadi objek kajian sosiologi. Meskipun dalam dunia keilmuan ternyata yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya bukan hanya linguistik, tetapi linguistik tetap merupakan ilmu yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa, sedangkan ilmu lain tidak demikian.
4. Kesiapan yang harus dimiliki oleh pengkaji bahasa yaitu kesiapan belajar memandang bahasa secara objektif. Pandangan yang objektif yaitu memandang bahasa sebagai bahasa.
5. Subkajian linguistik ada 5. Yaitu fonetik, fonologi, mofologi, sintaksis, semantik.
6. Fonetik berada pada tataran medium, karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa, tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa
Nama : Putri Hapsari
BalasHapusNIM : A310160112
Kelas : C
Tugas Fonetik (hal.14)
1. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa dan ilmu yg menjadikan bahasa sebagai objek kajian. Kata linguistik berpadanan dengan (linguistics dalam bahasa Inggris, linguistique dalam bahasa Prancis, dan linguistiek dalam bahasa Belanda).
2. Nama ahli : Drs. Abdul Chaer
Judul buku : Psikolinguistik Kajian Teoritik
Tahun penerbit : 2009
Nama penerbit : PT. Rineka Cipta
Kota penerbit : Jakarta
3. Ilmu yg mempelajari tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji sebuah bahasa Jawa dan Arab saja. Melainkan mengkaji seluk-beluk bahasa pada umumnya, karena bahasa sebagai alat komunikasi.
4. a) Bisa mengucap lafal bahasa dengan benar
b) Mengerti makna bahasa yg diucapkan
5. a) Fonetik
b) Fonologi
c) Semantik
d) Sintaksis
e) Borfologi
6. Fonetik berada dalam kelas medium, karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa, tidak sampai mendalami fungsinya.
Nama : Putri Hapsari
BalasHapusNIM : A310160112
Kelas : C
Tugas Fonetik (hal.14)
1. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa dan ilmu yg menjadikan bahasa sebagai objek kajian. Kata linguistik berpadanan dengan (linguistics dalam bahasa Inggris, linguistique dalam bahasa Prancis, dan linguistiek dalam bahasa Belanda).
2. Nama ahli : Drs. Abdul Chaer
Judul buku : Psikolinguistik Kajian Teoritik
Tahun penerbit : 2009
Nama penerbit : PT. Rineka Cipta
Kota penerbit : Jakarta
3. Ilmu yg mempelajari tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji sebuah bahasa Jawa dan Arab saja. Melainkan mengkaji seluk-beluk bahasa pada umumnya, karena bahasa sebagai alat komunikasi.
4. a) Bisa mengucap lafal bahasa dengan benar
b) Mengerti makna bahasa yg diucapkan
5. a) Fonetik
b) Fonologi
c) Semantik
d) Sintaksis
e) Borfologi
6. Fonetik berada dalam kelas medium, karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa, tidak sampai mendalami fungsinya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Sholikhah Satriawati
BalasHapusNIM : A310160094
Kelas : C
TUGAS FONETIK BAB 3 HALAMAN 21
1.
2.Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa, tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
3.Nama ahli : Abdul Chaer
Judul buku : Linguistik Umum
Tahun terbit : 2012
Nomor halaman : 103
Nama penerbit : PT. Rineka Cipta
Kota penerbit : Jakarta
4.Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang artinya mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5.Fungsi bunyi bahasa adalah sebagai alat komunikasi :
a.Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.
b.Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami.
c.Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi.
6.Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkret seperti ujaran. Contohnya seperti saat kita berkomunikasi dengan orang, maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7.Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru (calon guru) bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8.Seorang guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya, karena bahasa adalah suatu hal yang sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam pemaknaannya.
9.Cara seseorang mempelajari bunyi bahasa adalah seseorang tersebut harus sehat pendengaran, kemudian dapat mendengarkan suara. Suara bersumber dari gesekan atau benturan-benturan, suara bersumber dari alat suara pada manusia ataupun binatang. Selanjutnya lambang bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10.Binatang tidak bisa menghasilkan bunyi bahasa, karena bunyi bahasa hanya dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sedangkan bunyi yang tidak dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa.
11.Manfaat teoritis yang berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan. Dan manfaat teoritis lainnya misalnya pengajar di perguruan tinggi, dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian di bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penguasaan secara teoritis memberikan bekal pengentahuan yang memadai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan.
12.Manfaat praktis dalam belajar fonetik adalah mampu mengetahui bunyi bahasa. Profesi yang memanfaatkan bidang fonetik yaitu, pembawa acara, penyair, guru bahasa.
Nama : Muhammad Latief Prakosa
BalasHapusNim : A310160089
Kelas : C
Tugas Fonetik Halaman 21
1.
2.Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa, tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
3.Nama ahli : Abdul Chaer
Judul buku : Linguistik Umum
Tahun terbit : 2012
Nomor halaman : 103
Nama penerbit : PT. Rineka Cipta
Kota penerbit : Jakarta
4.Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang artinya mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5.Fungsi bunyi bahasa adalah sebagai alat komunikasi :
a.Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.
b.Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami.
c.Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi.
6. Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkret seperti ujaran.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karna jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Guru bahasa harus mampu mendiskripsikan bunyi bahasa yang di ucapkan oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya, karena bahasa merupakan hal yang sekunder yang harus di pelajari dengan benar, baik dalam pengucapan maupun dalam pemaknaanya.
9. Cara seseorang mempelajari bunyi bahasa yaitu :
Seseorang harus sehat pendengaran. Karena suara bersumber dari gesekkan atau benturan benda benda, suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya lambang bahasa adalah bunyi bunyi yang dihasilkan oleh alat bicara manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. Binatang tidak bisa menghasilkan bunyi bahasa, hanya bisa dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sedangkan bunyi yang tidak dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa.
11. Manfaat teoritis yang berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan. Dan manfaat teoritis lainnya misalnya pengajar diperguruan tinggi, dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penilitian di bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penguasaan secara teoritis memberikan bekal pengetahuan yang memadai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan.
12. Manfaat praktis dalam belajar fonetik adalah mampu mengetahui bunyi bahasa dan mempelajari tentang ketidaklancaran dalam berujar. Profesi yang memanfaatkan bidang fonetik yaitu :
• Penyair
• Guru bahasa
• Pembawa acara
• Reporter
Nama : Susi Pratiwi
BalasHapusNIM :A310160088
Kelas : I C
TUGAS FONETIK BAB 3 HALAMAN 21
1.
2. Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa, tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
3. Nama ahli : Abdul Chaer
Judul buku : Linguistik Umum
Tahun terbit : 2012
Nomor halaman : 103
Nama penerbit : PT. Rineka Cipta
Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang artinya mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. Fungsi bunyi bahasa adalah sebagai alat komunikasi :
• Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.
• Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami.
• Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi.
6. Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkret seperti ujaran. Contohnya seperti saat kita berkomunikasi dengan orang, maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru (calon guru) bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Seorang guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya, karena bahasa adalah suatu hal yang sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam pemaknaannya.
9. Cara seseorang mempelajari bunyi bahasa adalah seseorang tersebut harus sehat pendengaran, kemudian dapat mendengarkan suara. Suara bersumber dari gesekan atau benturan-benturan, suara bersumber dari alat suara pada manusia ataupun binatang. Selanjutnya lambang bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. Binatang tidak bisa menghasilkan bunyi bahasa, karena bunyi bahasa hanya dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sedangkan bunyi yang tidak dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa.
11. Manfaat teoritis yang berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan. Dan manfaat teoritis lainnya misalnya pengajar di perguruan tinggi, dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian di bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penguasaan secara teoritis memberikan bekal pengentahuan yang memadai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan.
12. Manfaat praktis dalam belajar fonetik adalah mampu mengetahui bunyi bahasa. Profesi yang memanfaatkan bidang fonetik yaitu, pembawa acara, penyair, guru bahasa.
NAMA : M.ALIP SAMSUDIN KABUT
BalasHapusNIM : A310160082
KELAS: 1C
TUGAS FONETIK BAB 3 HALAMAN 21
1.
2. Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa, tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
3. Nama ahli : Abdul Chaer
Judul buku : Linguistik Umum
Tahun terbit : 2012
Nomor halaman : 103
Nama penerbit : PT. Rineka Cipta
Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang artinya mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. Fungsi bunyi bahasa adalah sebagai alat komunikasi :
• Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.
• Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami.
• Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi.
6. Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkret seperti ujaran. Contohnya seperti saat kita berkomunikasi dengan orang, maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru (calon guru) bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Seorang guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya, karena bahasa adalah suatu hal yang sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam pemaknaannya.
9. Cara seseorang mempelajari bunyi bahasa adalah seseorang tersebut harus sehat pendengaran, kemudian dapat mendengarkan suara. Suara bersumber dari gesekan atau benturan-benturan, suara bersumber dari alat suara pada manusia ataupun binatang. Selanjutnya lambang bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. Binatang tidak bisa menghasilkan bunyi bahasa, karena bunyi bahasa hanya dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sedangkan bunyi yang tidak dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa.
11. Manfaat teoritis yang berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan. Dan manfaat teoritis lainnya misalnya pengajar di perguruan tinggi, dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian di bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penguasaan secara teoritis memberikan bekal pengentahuan yang memadai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan.
12. Manfaat praktis dalam belajar fonetik adalah mampu mengetahui bunyi bahasa. Profesi yang memanfaatkan bidang fonetik yaitu, pembawa acara, penyair, guru bahasa.
NAMA : Kevin NindaRahayu
BalasHapusNIM : A310160109
KELAS : C
JAWABAN SOAL FONETIK HALAMAN : 21
NO.
1. Batasan fonetik berasal dari bahasa Inggris “Phonetics” artinya ilmu yang mengkaji bunyi-bunyi tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti (Verhaar.1982:12) dan Marsono (1989:1). Menurut Sudaryanto (1974:1) fonetik mengkaji bunyi bahasa dan sudut ucapan.Dapat disimpulkan fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendiskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan bagaimana cara membengtuknya sehingga menjadi getaran udara dan diterima oleh pendengar.
2. Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran,menelaah gelombang-gelombang bunyii bahasa yang dikeluarkan dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyii bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia.
3. Nama Ahli : Masnur Muslich
Judul Buku : Fonologi Bahasa Indonesia
Tahun Terbit : 2008
Nama Penerbit : PT . Bumi Aksara
Kota Penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bahasa tersebut karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tapi belum sampai mempelajari tentang fungsi-fungsi bunyi bahasa atau fonetik berada pada kelas medium sehingga tidak sampai membahas tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. Fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi antara lain, yaitu :
•Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri
•Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami
•Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
6. Kajian bunyi bahasa berada pada lingkup la parole artinya yaitu, bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkrit seperti ujaran. Contohnya: saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Karena seorang yang dikatakan sebagai guru hal tersebut merupakan hal sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam pemaknaannya,serta harus bisa menerangkan kaidah-kaidah bahasa dengan benar dan harus memperbaiki ucapan siswanya yang kurang benar agar makna dari kata tersebut tidak salah.Misalnya, me- + baca menjadi membaca sedangkan me- + dengar menjadi mendengar seorang guru harus bisa menerangkan tentang kaidah-kaidah tersbut.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa,seorang tersebut harus sehat pendengarannya,lalu dapat mendengarkan suara.Suara bersumber pada benturan/gesekan benda-benda,suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia.Selanjutnya, lambang bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat bicara manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. Binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa, karena binatang juga dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak dimengerti oleh manusia.
11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan.Mahasiswa jenjang pendidikan sastra 1 dapat mengambil manfaat penggunaan fonetik atau penguasaan fonetik menjadi bekal untuk mengembangkan dirinya kejenjeng study selanjutnya. Manfaat teoritis lain yaitu, misalnya pengajar diperguruan tinggi dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian dibidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya.Penguasaan teoritis memberikan bekal pengetahuan yang memadahi untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan.
12. Seorang yang berprofesi dan mendayagunakan pengetahuan lisan patut atau harus menguasai bidang fonetik.Misalnya: Penyanyi, penyair, pembawa acara, reporter suatu media masa elektronik dan reporter.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNAMA : DWI KARTIKA
BalasHapusNIM : A310160102
KELAS : C
TUGAS FONETIK HALAMAN 21-22
1. Istilah fonetik berasal dari bahasa Inggris phonetics artinya 'ilmu yang mengkaji bunyi-bunyi tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti' (Verhaar, 1982: 12; Marsono, 1989: 1). Menurut Sudaryanto (1974: 1), fonetik mengkaji bunyi bahasa dari sudut ucapan (parole). Batasan fonetik dalam linguistic yaitu Fonetik adalah bagian dari studi linguistik yang mempelajari bunyi bahasa secara umum, tanpa memperhatikan makna, yang tidak bersifat fungsional, kajian bunyi bahasa manapun. Sedangkan fonemik adalah bagian dari studi linguistik yang mempelajari bahasa tertentu yang memperhatikan perbedaan makna.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan, bagaimana cara membentuknya sehingga menjadi getaran udara dan dapat diterima oleh pendengaran.
2. Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia.
3. Nama ahli : Masnur Muslich
Judul buku : Fonologi Bahasa Indonesia
Tahun terbit : 2008
Nomor halaman :
Nama penerbit : PT Bumi Aksara
Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi:
a bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri
b. komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami
c. penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
6. kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan kongkrit, seperti ujaran. Contohnya saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya, karena bahasa merupakan hal yang sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam pemaknaanya.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa, sesorang tersebut harus sehat pendengaran, lalu dapat mendengarkan suara. Suara bersumber pada gesekan atau benturan benda-benda. Suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya lambing bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat bicara manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa, karena binatang juga dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak dimengerti oleh manusia.
11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan.
12.Seseorang yang berprofesi dan mendayagunakan kemampuan lisan patut menguasai fonetik. Misalnya: penyair, penyanyi, presenter, pembawa acara, dan reporter suatu media masa elektronik dan sebagainya .
Nama : CHIKI ARIS SETIANTI
BalasHapusNIM : A310160092
Kelas : C
TUGAS FONETIK BAB 3 HALAMAN 21
1.Batasan fonetik berasal dari bahasa Inggris “Phonetics” artinya ilmu yang mengkaji bunyi-bunyi tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti (Verhaar.1982:12) dan Marsono (1989:1). Menurut Sudaryanto (1974:1) fonetik mengkaji bunyi bahasa dan sudut ucapan.Dapat disimpulkan fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendiskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan bagaimana cara membengtuknya sehingga menjadi getaran udara dan diterima oleh pendengar.
2.Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa, tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
3.Nama ahli : Abdul Chaer
Judul buku : Linguistik Umum
Tahun terbit : 2012
Nomor halaman : 103
Nama penerbit : PT. Rineka Cipta
Kota penerbit : Jakarta
4.Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang artinya mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5.Fungsi bunyi bahasa adalah sebagai alat komunikasi :
a.Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.
b.Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami.
c.Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi.
6.Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkret seperti ujaran. Contohnya seperti saat kita berkomunikasi dengan orang, maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7.Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru (calon guru) bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8.Seorang guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya, karena bahasa adalah suatu hal yang sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam pemaknaannya.
9.Cara seseorang mempelajari bunyi bahasa adalah seseorang tersebut harus sehat pendengaran, kemudian dapat mendengarkan suara. Suara bersumber dari gesekan atau benturan-benturan, suara bersumber dari alat suara pada manusia ataupun binatang. Selanjutnya lambang bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10.Binatang tidak bisa menghasilkan bunyi bahasa, karena bunyi bahasa hanya dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sedangkan bunyi yang tidak dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa.
11.Manfaat teoritis yang berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan. Dan manfaat teoritis lainnya misalnya pengajar di perguruan tinggi, dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian di bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penguasaan secara teoritis memberikan bekal pengentahuan yang memadai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan.
12.Manfaat praktis dalam belajar fonetik adalah mampu mengetahui bunyi bahasa. Profesi yang memanfaatkan bidang fonetik yaitu, pembawa acara, penyair, guru bahasa.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNAMA : HANIFAH NUR VATIMAH
BalasHapusNIM : A310160120
KELAS : 1C
TUGAS FONETIK HAL 21
1. Istilah fonetik berasal dari bahasa Inggris phonetics artinya 'ilmu yang mengkaji bunyi-bunyi tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti' (Verhaar, 1982: 12; Marsono, 1989: 1). Menurut Sudaryanto (1974: 1), fonetik mengkaji bunyi bahasa dari sudut ucapan (parole). Batasan fonetik dalam linguistic yaitu Fonetik adalah bagian dari studi linguistik yang mempelajari bunyi bahasa secara umum, tanpa memperhatikan makna, yang tidak bersifat fungsional, kajian bunyi bahasa manapun. Sedangkan fonemik adalah bagian dari studi linguistik yang mempelajari bahasa tertentu yang memperhatikan perbedaan makna.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan, bagaimana cara membentuknya sehingga menjadi getaran udara dan dapat diterima oleh pendengaran.
2. Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia.
3. Nama ahli : Abdul Chaer
Judul buku : Linguistik Umum
Tahun terbit : 2012
Nomor halaman : 103
Nama penerbit : PT. Rineka Cipta
Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi:
a bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri
b. komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami
c. penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
6. kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan kongkrit, seperti ujaran. Contohnya saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya, karena bahasa merupakan hal yang sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam pemaknaanya.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa, sesorang tersebut harus sehat pendengaran, lalu dapat mendengarkan suara. Suara bersumber pada gesekan atau benturan benda-benda. Suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya lambing bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat bicara manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa, karena binatang juga dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak dimengerti oleh manusia.
11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan.
12.Seseorang yang berprofesi dan mendayagunakan kemampuan lisan patut menguasai fonetik. Misalnya: penyair, penyanyi, presenter, pembawa acara, dan reporter suatu media masa elektronik dan sebagainya .
Nama : Nanik hana putri
BalasHapusNim : A310160122
Kelas : C
Tugas fonetik halaman 21
1.Batasan fonetik terdapat dalam buku linguistik yakni fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
2. Kutipan batasan yakni fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan, bagaimana cara membentuknya sehinga menjadi getaran udara dan dapat diterima oleh pendengaran.
3. Nama ahli : Abdul chaer
Judul buku : Linguistik umum
Tahun terbit : 2012
Nomor halaman : 4.1 halaman 103
Nama penerbit : Rineka cipta
Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengakaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa. Bahasa itu bermakna, maka segala ucapan yang tidak mempunyai makna dapat disebut bukan bahasa. Jadi sekali lagi bentuk bunyi bahasa yang tidak bermakna dalam bahasa apapun sebab fungsi bahasa adalah menyampaikan pesan, konsep, ide atau pemikiran.
5. Fungsi bunyi bahasa adalah sebagai alat komunikasi yang digunakan menyampaikan pesan, konsep, ide atau pemikiran.
6. Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole yakni bahasa dalam wujud nyata yang konkret yaitu yang berupa ujaran dalam kegiatan sehari-hari.
7. Fonetik yang mempelajari penekanan bagi guru (calon guru) yakni fonetik artikulatoris maksudnya mempelajari mekanisme alat-alat berbicara manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi bahasa, serta bagaimana bunyi klasifikasinya.
8. Guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswa nya karena sebagai seorang guru bahasa bukan hanya harus melatih keterampilan berbahasa, tetapi juga harus menerangkan kaidah-kaidah bahasa yang benar. Misalnya me-+ baca menjadi membaca, sedangkan me-+ dengar menjadi mendengar. Guru harus bisa menjelaskan kaidah tersebut. Bukan hanya mengatakan, memang begitulah seharusnya.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa :
● bunyi yang diinderakan melalui alat pendengaran dan syaraf si pendengar yang disebut impresif atau auditoris. Hal ini terbatas hanya kepada pemberian kesan tentang enak atau tidak enaknya bunyi yang di dengar, karena tidak diperoleh data-data yang objektif.
● berdasarkan arus bunyi yang telah keluar dari rongga mulut dan rongga hidung si pembicara merupakan gelombang bunyi udara yang disebut akustik.
● berdasarkan bunyi yang dihasilkan alat ucap yang disebut fisiologis atau artikuler. Cara yang paling udah dan praktis memberikan bukti dan datanya.
10. Binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa yakni pada dasarnya binatang menghasilkan bunyi bahasa yang menyerupai bunyi manusia,tetapi bunyi yang dihasilkan binatang tidak memiliki makna suara yang dihasilkan binatang hanya dikategorikan bunyi, bukan bahasa.
11. Manfaat teoretis yakni penguasaan teoretis memberikan bekal pengetahuan yang memadai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan. Misalnya pengajar di perguruan tinggi dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian dibidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya.
12. Manfaat praktis belajar fonetik yakni penguasaan fonetik akan memberikan mendasar praktis bagi seseorang yang berprofesi dan mendayagunakan kemampuan lisan patut menguasai fonetik. Misalnya : penyanyi, penyiar, presenter, pembawa acara, dan reporter suatu media masa elektronik.
NAMA : SETYO EKO WAHYU ADDIN NUGROHO
BalasHapusNIM: A310160119
KELAS : C
TUGAS FONETIK HALAMAN 21
1. Batasan fonetik dalam linguistic yaitu Fonetik adalah bagian dari studi linguistik yang mempelajari bunyi bahasa secara umum, tanpa memperhatikan makna, yang tidak bersifat fungsional, kajian bunyi bahasa manapun. Sedangkan fonemik adalah bagian dari studi linguistik yang mempelajari bahasa tertentu yang memperhatikan perbedaan makna.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan, bagaimana cara membentuknya sehingga menjadi getaran udara dan dapat diterima oleh pendengaran.
2. Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia.
3. Nama ahli : Abdul ChaerJudul buku : Linguistik UmumTahun terbit : 2012Nomor halaman : 103Nama penerbit : PT. Rineka CiptaKota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa
5. fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi:a bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi dirib. komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahamic. penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
6. kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa beradadalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan kongkrit, seperti ujaran. Contohnya saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadipenekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbanganbagi kajian ilmu bahasa.
8. Guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswa nya karena sebagai seorang guru bahasa bukan hanya harus melatih keterampilan berbahasa, tetapi juga harus menerangkan kaidah-kaidah bahasa yang benar. Misalnya me- baca menjadi membaca, sedangkan me- dengar menjadi mendengar. Guru harus bisa menjelaskan kaidah tersebut. Bukan hanya mengatakan, memang begitulah seharusnya.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa :
● bunyi yang diinderakan melalui alat pendengaran dan syaraf si pendengar yang disebut impresif atau auditoris. Hal ini terbatas hanya kepada pemberian kesan tentang enak atau tidak enaknya bunyi yang di dengar, karena tidak diperoleh data-data yang objektif.
● berdasarkan arus bunyi yang telah keluar dari rongga mulut dan rongga hidung si pembicara merupakan gelombang bunyi udara yang disebut akustik.
● berdasarkan bunyi yang dihasilkan alat ucap yang disebut fisiologis atauartikuler. Cara yang paling udah dan praktis memberikan bukti dan datanya.
10.Binatang tidak bisa menghasilkan bunyi bahasa, karena bunyi bahasa hanya dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sedangkan bunyi yang tidak dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa, melainkan disebut suara
11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan.
12.Seseorang yang berprofesi dan mendayagunakan kemampuan lisan patut menguasai fonetik. Misalnya: penyair, penyanyi, presenter, pembawa acara, dan reporter suatu media masa elektronik dan sebagainya .
NAMA : SETYO EKO WAHYU ADDIN NUGROHO
BalasHapusNIM: A310160119
KELAS : C
TUGAS FONETIK HALAMAN 21
1. Batasan fonetik dalam linguistic yaitu Fonetik adalah bagian dari studi linguistik yang mempelajari bunyi bahasa secara umum, tanpa memperhatikan makna, yang tidak bersifat fungsional, kajian bunyi bahasa manapun. Sedangkan fonemik adalah bagian dari studi linguistik yang mempelajari bahasa tertentu yang memperhatikan perbedaan makna.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan, bagaimana cara membentuknya sehingga menjadi getaran udara dan dapat diterima oleh pendengaran.
2. Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia.
3. Nama ahli : Abdul ChaerJudul buku : Linguistik UmumTahun terbit : 2012Nomor halaman : 103Nama penerbit : PT. Rineka CiptaKota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa
5. fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi:a bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi dirib. komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahamic. penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
6. kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa beradadalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan kongkrit, seperti ujaran. Contohnya saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadipenekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbanganbagi kajian ilmu bahasa.
8. Guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswa nya karena sebagai seorang guru bahasa bukan hanya harus melatih keterampilan berbahasa, tetapi juga harus menerangkan kaidah-kaidah bahasa yang benar. Misalnya me- baca menjadi membaca, sedangkan me- dengar menjadi mendengar. Guru harus bisa menjelaskan kaidah tersebut. Bukan hanya mengatakan, memang begitulah seharusnya.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa :
● bunyi yang diinderakan melalui alat pendengaran dan syaraf si pendengar yang disebut impresif atau auditoris. Hal ini terbatas hanya kepada pemberian kesan tentang enak atau tidak enaknya bunyi yang di dengar, karena tidak diperoleh data-data yang objektif.
● berdasarkan arus bunyi yang telah keluar dari rongga mulut dan rongga hidung si pembicara merupakan gelombang bunyi udara yang disebut akustik.
● berdasarkan bunyi yang dihasilkan alat ucap yang disebut fisiologis atauartikuler. Cara yang paling udah dan praktis memberikan bukti dan datanya.
10.Binatang tidak bisa menghasilkan bunyi bahasa, karena bunyi bahasa hanya dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sedangkan bunyi yang tidak dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa, melainkan disebut suara
11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan.
12.Seseorang yang berprofesi dan mendayagunakan kemampuan lisan patut menguasai fonetik. Misalnya: penyair, penyanyi, presenter, pembawa acara, dan reporter suatu media masa elektronik dan sebagainya .
NAMA :SITI ISTIQOMAH
BalasHapusNIM :A310160097
KELAS :C
TUGAS :FONETIK Hal 21
1. Batasan fonetik berasal dari bahasa inggris “phonetics” artinya ilmu yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti (verhaanr.1982:12) dan marsono(1989:1). Menurut sudaryanto (1974:1) fonetik mengkaji bunyi bahasa dan sudut ucapan. Dapat disimpulkan fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan . bagaimana cara membentuknya sehingga menjadi getaran udara dan diterima oleh pendengar.
2. Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia.
3. Nama ahli : Abdul Chaer
Judul buku : Linguistik Umum
Tahun terbit : 2012Nomor
halaman : 103
Nama penerbit : PT. Rineka Cipta
Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bahasa tersebut karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tapibelum sampai mempelajari tentang fungsi-fungsi bunyi bahasa atau fonetik berada pada kelas medium sehingga tidak sampai membahas tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. Fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi antara
lain, yaitu:
• Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari
ekspresi diri
• Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri
kita tidak diterima atau difahami
• Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
6. Kajian bunyi bahasa berada pada lingkungan la parole artinya , bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkrit seperti ujaran.contohnya: saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dari bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Karena seseorang yang dikatakan sebagai guru hal tersebut merupakan hal sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun pemaknaannya.serta harus bisa menerangkan kaidah-kaidah bahasa dengan benar dan harus memperbaiki ucapan siswanya yang kurang benar agar makna dari kata tersebut tidak salah.misalnya, me- + baca menjadi membaca sedangkan me- + dengar menjadi mendengar. Seorang guru harus bisa menerangkan kaidah-kaidah tersebut.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa seseorang harus sehat pendengaranya ,lalu dapat menengarkan suara. Suara berSumber pada benturan atau gosekan benda-benda. Suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya, lambing bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. Binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa, karena binatang juga dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak dimengerti oleh manusia.
11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang linguistik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuan . mahasiswa jenjang pendidikan strata 1 dapat mengambil manfaat penggunan fonetik atau penguasaan fonetik menjadi bekal untuk mengembangkan dirinya kejenjang studi selanjutnya. Manfaat teoritis lain yaitu, mengajar diperguruan tinggi dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penggunaan teoritis memberikan bekal pengetahuan yang memadai untuk berkiprah dalam dunia kerja.
12. Seseorang yang berprofesi dan mendaya gunakan pengetahuan lisan patut atau harus menguasai bidang fonetik. Misalnya, penyayi, penyair, pembaca berita,suatu media massa elektronik maupun nonelektronik
NAMA :INTAN MAYKA SARI
BalasHapusNIM :A310160096
KELAS :C
TUGAS :FONETIK Hal 21
1. Batasan fonetik berasal dari bahasa inggris “phonetics” artinya ilmu yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti (verhaanr.1982:12) dan marsono(1989:1). Menurut sudaryanto (1974:1) fonetik mengkaji bunyi bahasa dan sudut ucapan. Dapat disimpulkan fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan.Bagaimana cara membentuknya sehingga menjadi getaran udara dan diterima oleh pendengar.
2. Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia.
3. Nama ahli : Abdul Chaer
Judul buku : Linguistik Umum
Tahun terbit: 2012
Nomor halaman : 103
Nama penerbit : PT. Rineka Cipta
Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bahasa tersebut karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tapibelum sampai mempelajari tentang fungsi-fungsi bunyi bahasa atau fonetik berada pada kelas medium sehingga tidak sampai membahas tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. Fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi antara
lain, yaitu:
• Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi
diri
• Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri
kita tidak diterima atau difahami
• Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
6. Kajian bunyi bahasa berada pada lingkungan la parole artinya , bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkrit seperti ujaran.contohnya: saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dari bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Karena seseorang yang dikatakan sebagai guru hal tersebut merupakan hal sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun pemaknaannya.serta harus bisa menerangkan kaidah-kaidah bahasa dengan benar dan harus memperbaiki ucapan siswanya yang kurang benar agar makna dari kata tersebut tidak salah.misalnya, me- + baca menjadi membaca sedangkan me- + dengar menjadi mendengar. Seorang guru harus bisa menerangkan kaidah-kaidah tersebut.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa seseorang harus sehat pendengaranya ,lalu dapat menengarkan suara. Suara berSumber pada benturan atau gosekan benda-benda. Suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya, lambing bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. Binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa, karena binatang juga dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak dimengerti oleh manusia.
11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang linguistik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuan . mahasiswa jenjang pendidikan strata 1 dapat mengambil manfaat penggunan fonetik atau penguasaan fonetik menjadi bekal untuk mengembangkan dirinya kejenjang studi selanjutnya. Manfaat teoritis lain yaitu, mengajar diperguruan tinggi dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penggunaan teoritis memberikan bekal pengetahuan yang memadai untuk berkiprah dalam dunia kerja.
12. Seseorang yang berprofesi dan mendaya gunakan pengetahuan lisan patut atau harus menguasai bidang fonetik. Misalnya, penyayi, penyair, pembaca berita,suatu media massa elektronik maupun nonelektronik.
NAMA :ANNISA FEBRIASARI
BalasHapusNIM :A310160085
KELAS :C
TUGAS :FONETIK Hal 21
1. Batasan fonetik berasal dari bahasa inggris “phonetics” artinya ilmu yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti (verhaanr.1982:12) dan marsono(1989:1). Menurut sudaryanto (1974:1) fonetik mengkaji bunyi bahasa dan sudut ucapan. Dapat disimpulkan fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan.Bagaimana cara membentuknya sehingga menjadi getaran udara dan diterima oleh pendengar.
2. Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia.
3. Nama ahli : Abdul Chaer
Judul buku : Linguistik Umum
Tahun terbit: 2012
Nomor halaman : 103
Nama penerbit : PT. Rineka Cipta
Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bahasa tersebut karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tapibelum sampai mempelajari tentang fungsi-fungsi bunyi bahasa atau fonetik berada pada kelas medium sehingga tidak sampai membahas tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. Fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi antara
lain, yaitu:
• Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi
diri
• Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri
kita tidak diterima atau difahami
• Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
6. Kajian bunyi bahasa berada pada lingkungan la parole artinya , bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkrit seperti ujaran.contohnya: saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dari bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Karena seseorang yang dikatakan sebagai guru hal tersebut merupakan hal sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun pemaknaannya.serta harus bisa menerangkan kaidah-kaidah bahasa dengan benar dan harus memperbaiki ucapan siswanya yang kurang benar agar makna dari kata tersebut tidak salah.misalnya, me- + baca menjadi membaca sedangkan me- + dengar menjadi mendengar. Seorang guru harus bisa menerangkan kaidah-kaidah tersebut.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa seseorang harus sehat pendengaranya ,lalu dapat menengarkan suara. Suara berSumber pada benturan atau gosekan benda-benda. Suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya, lambing bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. Binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa, karena binatang juga dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak dimengerti oleh manusia.
11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang linguistik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuan . mahasiswa jenjang pendidikan strata 1 dapat mengambil manfaat penggunan fonetik atau penguasaan fonetik menjadi bekal untuk mengembangkan dirinya kejenjang studi selanjutnya. Manfaat teoritis lain yaitu, mengajar diperguruan tinggi dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penggunaan teoritis memberikan bekal pengetahuan yang memadai untuk berkiprah dalam dunia kerja.
12. Seseorang yang berprofesi dan mendaya gunakan pengetahuan lisan patut atau harus menguasai bidang fonetik. Misalnya, penyayi, penyair, pembaca berita,suatu media massa elektronik maupun nonelektronik.
NAMA :DEWI SURTIKANTI
BalasHapusNIM :A310160084
KELAS :C
TUGAS :FONETIK Hal 21
1. Batasan fonetik berasal dari bahasa inggris “phonetics” artinya ilmu yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti (verhaanr.1982:12) dan marsono(1989:1). Menurut sudaryanto (1974:1) fonetik mengkaji bunyi bahasa dan sudut ucapan. Dapat disimpulkan fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan.Bagaimana cara membentuknya sehingga menjadi getaran udara dan diterima oleh pendengar.
2. Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia.
3. Nama ahli : Abdul Chaer
Judul buku : Linguistik Umum
Tahun terbit: 2012
Nomor halaman : 103
Nama penerbit : PT. Rineka Cipta
Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bahasa tersebut karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tapibelum sampai mempelajari tentang fungsi-fungsi bunyi bahasa atau fonetik berada pada kelas medium sehingga tidak sampai membahas tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. Fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi antara
lain, yaitu:
• Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi
diri
• Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri
kita tidak diterima atau difahami
• Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
6. Kajian bunyi bahasa berada pada lingkungan la parole artinya , bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkrit seperti ujaran.contohnya: saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dari bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Karena seseorang yang dikatakan sebagai guru hal tersebut merupakan hal sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun pemaknaannya.serta harus bisa menerangkan kaidah-kaidah bahasa dengan benar dan harus memperbaiki ucapan siswanya yang kurang benar agar makna dari kata tersebut tidak salah.misalnya, me- + baca menjadi membaca sedangkan me- + dengar menjadi mendengar. Seorang guru harus bisa menerangkan kaidah-kaidah tersebut.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa seseorang harus sehat pendengaranya ,lalu dapat menengarkan suara. Suara berSumber pada benturan atau gosekan benda-benda. Suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya, lambing bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. Binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa, karena binatang juga dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak dimengerti oleh manusia.
11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang linguistik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuan . mahasiswa jenjang pendidikan strata 1 dapat mengambil manfaat penggunan fonetik atau penguasaan fonetik menjadi bekal untuk mengembangkan dirinya kejenjang studi selanjutnya. Manfaat teoritis lain yaitu, mengajar diperguruan tinggi dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penggunaan teoritis memberikan bekal pengetahuan yang memadai untuk berkiprah dalam dunia kerja.
12. Seseorang yang berprofesi dan mendaya gunakan pengetahuan lisan patut atau harus menguasai bidang fonetik. Misalnya, penyayi, penyair, pembaca berita,suatu media massa elektronik maupun nonelektronik.
NAMA :FITRI RUSIYATI
BalasHapusNIM :A310160095
KELAS :C
TUGAS :FONETIK Hal 21
1. Batasan fonetik berasal dari bahasa inggris “phonetics” artinya ilmu yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti (verhaanr.1982:12) dan marsono(1989:1). Menurut sudaryanto (1974:1) fonetik mengkaji bunyi bahasa dan sudut ucapan. Dapat disimpulkan fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan.Bagaimana cara membentuknya sehingga menjadi getaran udara dan diterima oleh pendengar.
2. Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia.
3. Nama ahli : Abdul Chaer
Judul buku : Linguistik Umum
Tahun terbit: 2012
Nomor halaman : 103
Nama penerbit : PT. Rineka Cipta
Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bahasa tersebut karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tapibelum sampai mempelajari tentang fungsi-fungsi bunyi bahasa atau fonetik berada pada kelas medium sehingga tidak sampai membahas tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. Fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi antara
lain, yaitu:
• Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi
diri
• Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri
kita tidak diterima atau difahami
• Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
6. Kajian bunyi bahasa berada pada lingkungan la parole artinya , bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkrit seperti ujaran.contohnya: saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dari bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Karena seseorang yang dikatakan sebagai guru hal tersebut merupakan hal sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun pemaknaannya.serta harus bisa menerangkan kaidah-kaidah bahasa dengan benar dan harus memperbaiki ucapan siswanya yang kurang benar agar makna dari kata tersebut tidak salah.misalnya, me- + baca menjadi membaca sedangkan me- + dengar menjadi mendengar. Seorang guru harus bisa menerangkan kaidah-kaidah tersebut.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa seseorang harus sehat pendengaranya ,lalu dapat menengarkan suara. Suara berSumber pada benturan atau gosekan benda-benda. Suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya, lambing bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. Binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa, karena binatang juga dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak dimengerti oleh manusia.
11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang linguistik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuan . mahasiswa jenjang pendidikan strata 1 dapat mengambil manfaat penggunan fonetik atau penguasaan fonetik menjadi bekal untuk mengembangkan dirinya kejenjang studi selanjutnya. Manfaat teoritis lain yaitu, mengajar diperguruan tinggi dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penggunaan teoritis memberikan bekal pengetahuan yang memadai untuk berkiprah dalam dunia kerja.
12. Seseorang yang berprofesi dan mendaya gunakan pengetahuan lisan patut atau harus menguasai bidang fonetik. Misalnya, penyayi, penyair, pembaca berita,suatu media massa elektronik maupun nonelektronik.
NAMA :BUNGA DEBBY
BalasHapusNIM :A310160093
KELAS :C
TUGAS :FONETIK Hal 21
1. Batasan fonetik berasal dari bahasa inggris “phonetics” artinya ilmu yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti (verhaanr.1982:12) dan marsono(1989:1). Menurut sudaryanto (1974:1) fonetik mengkaji bunyi bahasa dan sudut ucapan. Dapat disimpulkan fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan.Bagaimana cara membentuknya sehingga menjadi getaran udara dan diterima oleh pendengar.
2. Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia.
3. Nama ahli : Abdul Chaer
Judul buku : Linguistik Umum
Tahun terbit: 2012
Nomor halaman : 103
Nama penerbit : PT. Rineka Cipta
Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bahasa tersebut karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tapibelum sampai mempelajari tentang fungsi-fungsi bunyi bahasa atau fonetik berada pada kelas medium sehingga tidak sampai membahas tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. Fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi antara
lain, yaitu:
• Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi
diri
• Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri
kita tidak diterima atau difahami
• Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
6. Kajian bunyi bahasa berada pada lingkungan la parole artinya , bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkrit seperti ujaran.contohnya: saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dari bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Karena seseorang yang dikatakan sebagai guru hal tersebut merupakan hal sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun pemaknaannya.serta harus bisa menerangkan kaidah-kaidah bahasa dengan benar dan harus memperbaiki ucapan siswanya yang kurang benar agar makna dari kata tersebut tidak salah.misalnya, me- + baca menjadi membaca sedangkan me- + dengar menjadi mendengar. Seorang guru harus bisa menerangkan kaidah-kaidah tersebut.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa seseorang harus sehat pendengaranya ,lalu dapat menengarkan suara. Suara berSumber pada benturan atau gosekan benda-benda. Suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya, lambing bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. Binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa, karena binatang juga dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak dimengerti oleh manusia.
11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang linguistik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuan . mahasiswa jenjang pendidikan strata 1 dapat mengambil manfaat penggunan fonetik atau penguasaan fonetik menjadi bekal untuk mengembangkan dirinya kejenjang studi selanjutnya. Manfaat teoritis lain yaitu, mengajar diperguruan tinggi dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penggunaan teoritis memberikan bekal pengetahuan yang memadai untuk berkiprah dalam dunia kerja.
12. Seseorang yang berprofesi dan mendaya gunakan pengetahuan lisan patut atau harus menguasai bidang fonetik. Misalnya, penyayi, penyair, pembaca berita,suatu media massa elektronik maupun nonelektronik.
Nama : BUNGA DEBBY
BalasHapusNIM : A310160093
Kelas : C
Tugas Fonetik (hal.14)
1. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa dan ilmu yg menjadikan bahasa sebagai objek kajian. Kata linguistik berpadanan dengan (linguistics dalam bahasa Inggris, linguistique dalam bahasa Prancis, dan linguistiek dalam bahasa Belanda).
2. Nama ahli : Drs. Abdul Chaer
Judul buku : Psikolinguistik Kajian Teoritik
Tahun penerbit : 2009
Nama penerbit : PT. Rineka Cipta
Kota penerbit : Jakarta
3. Ilmu yg mempelajari tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji sebuah bahasa Jawa dan Arab saja. Melainkan mengkaji seluk-beluk bahasa pada umumnya, karena bahasa sebagai alat komunikasi.
4. a) Bisa mengucap lafal bahasa dengan benar
b) Mengerti makna bahasa yg diucapkan
5. a) Fonetik
b) Fonologi
c) Semantik
d) Sintaksis
e) Borfologi
6. Fonetik berada dalam kelas medium, karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa, tidak sampai mendalami fungsinya.
Rossy Andriani
BalasHapusKelas C
A310160101
Fonetik hal 21
1. Batasan fonetik berasal dari bahasa inggris “phonetics” artinya ilmu yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti (verhaanr.1982:12) dan marsono(1989:1). Menurut sudaryanto (1974:1) fonetik mengkaji bunyi bahasa dan sudut ucapan. Dapat disimpulkan fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan.Bagaimana cara membentuknya sehingga menjadi getaran udara dan diterima oleh pendengar.
2. Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia.
3. Nama ahli : Abdul Chaer
Judul buku : Linguistik Umum
Tahun terbit: 2012
Nomor halaman : 103
Nama penerbit : PT. Rineka Cipta
Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bahasa tersebut karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tapibelum sampai mempelajari tentang fungsi-fungsi bunyi bahasa atau fonetik berada pada kelas medium sehingga tidak sampai membahas tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. Fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi antara
lain, yaitu:
• Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi
diri
• Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri
kita tidak diterima atau difahami
• Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
6. Kajian bunyi bahasa berada pada lingkungan la parole artinya , bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkrit seperti ujaran.contohnya: saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dari bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Karena seseorang yang dikatakan sebagai guru hal tersebut merupakan hal sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun pemaknaannya.serta harus bisa menerangkan kaidah-kaidah bahasa dengan benar dan harus memperbaiki ucapan siswanya yang kurang benar agar makna dari kata tersebut tidak salah.misalnya, me- + baca menjadi membaca sedangkan me- + dengar menjadi mendengar. Seorang guru harus bisa menerangkan kaidah-kaidah tersebut.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa seseorang harus sehat pendengaranya ,lalu dapat menengarkan suara. Suara berSumber pada benturan atau gosekan benda-benda. Suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya, lambing bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. Binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa, karena binatang juga dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak dimengerti oleh manusia.
11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang linguistik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuan . mahasiswa jenjang pendidikan strata 1 dapat mengambil manfaat penggunan fonetik atau penguasaan fonetik menjadi bekal untuk mengembangkan dirinya kejenjang studi selanjutnya. Manfaat teoritis lain yaitu, mengajar diperguruan tinggi dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penggunaan teoritis memberikan bekal pengetahuan yang memadai untuk berkiprah dalam dunia kerja.
12. Seseorang yang berprofesi dan mendaya gunakan pengetahuan lisan patut atau harus menguasai bidang fonetik. Misalnya, penyayi, penyair, pembaca berita,suatu media massa elektronik maupun nonelektronik.
Rossy Andriani
BalasHapusKelas C
A310160101
Fonetik hal 21
1. Batasan fonetik berasal dari bahasa inggris “phonetics” artinya ilmu yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti (verhaanr.1982:12) dan marsono(1989:1). Menurut sudaryanto (1974:1) fonetik mengkaji bunyi bahasa dan sudut ucapan. Dapat disimpulkan fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan.Bagaimana cara membentuknya sehingga menjadi getaran udara dan diterima oleh pendengar.
2. Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia.
3. Nama ahli : Abdul Chaer
Judul buku : Linguistik Umum
Tahun terbit: 2012
Nomor halaman : 103
Nama penerbit : PT. Rineka Cipta
Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bahasa tersebut karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tapibelum sampai mempelajari tentang fungsi-fungsi bunyi bahasa atau fonetik berada pada kelas medium sehingga tidak sampai membahas tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. Fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi antara
lain, yaitu:
• Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi
diri
• Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri
kita tidak diterima atau difahami
• Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
6. Kajian bunyi bahasa berada pada lingkungan la parole artinya , bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkrit seperti ujaran.contohnya: saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dari bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Karena seseorang yang dikatakan sebagai guru hal tersebut merupakan hal sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun pemaknaannya.serta harus bisa menerangkan kaidah-kaidah bahasa dengan benar dan harus memperbaiki ucapan siswanya yang kurang benar agar makna dari kata tersebut tidak salah.misalnya, me- + baca menjadi membaca sedangkan me- + dengar menjadi mendengar. Seorang guru harus bisa menerangkan kaidah-kaidah tersebut.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa seseorang harus sehat pendengaranya ,lalu dapat menengarkan suara. Suara berSumber pada benturan atau gosekan benda-benda. Suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya, lambing bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. Binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa, karena binatang juga dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak dimengerti oleh manusia.
11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang linguistik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuan . mahasiswa jenjang pendidikan strata 1 dapat mengambil manfaat penggunan fonetik atau penguasaan fonetik menjadi bekal untuk mengembangkan dirinya kejenjang studi selanjutnya. Manfaat teoritis lain yaitu, mengajar diperguruan tinggi dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penggunaan teoritis memberikan bekal pengetahuan yang memadai untuk berkiprah dalam dunia kerja.
12. Seseorang yang berprofesi dan mendaya gunakan pengetahuan lisan patut atau harus menguasai bidang fonetik. Misalnya, penyayi, penyair, pembaca berita,suatu media massa elektronik maupun nonelektronik.
BalasHapusLATIHAN HAL: 21
NAMA :YASINTA SILVIANA NINGRUM
NIM :A310160086
KELAS :C
1. Batasan fonetik yang terdapat dalam buku linguistik umum karya Abdul Chaer
2. Fonetik merupakan bidang kajian ilmu linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
3. Nama ahli : Abdul Chaer
Judul buku : Linguistik Umum
Tahun terbit : 2012
Nomor halaman : 103
Nama penerbit : PT RINEKA CIPTA
Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. Fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi:
a bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri
b. komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami
c. penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
6. Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan kongkrit, seperti ujaran. Contohnya saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dari bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya, karena bahasa merupakan hal yang sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam pemaknaanya.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa, sesorang tersebut harus sehat pendengaran, lalu dapat mendengarkan suara. Suara bersumber pada gesekan atau benturan benda-benda. Suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya lambang bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat bicara manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. Binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa, karena binatang juga dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak dimengerti oleh manusia.
11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan.
12. Seseorang yang berprofesi dan mendayagunakan kemampuan lisan patut menguasai fonetik. Misalnya: penyair, penyanyi, presenter, pembawa acara, dan reporter suatu media masa elektronik.
Nama = Adnan dwi prasetyo
BalasHapusNIM =A310160125
KELAS = c
Jawaban soal halamam 14
1 1 Linguistik adalah sain (scince seperti hanya fisika kimia adalah sain ( BlooMFIEI;1933;20-34.)
2 Lingustik adalah ilmu yang mengambil bahas sebagai objek kajian nya MARTINET (1987; 19)
3 Linguistik merupakan kajian ilmia tentang bahasa ( DiBoisjetu )
4 linguistik adalah ilmu bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajian
(Abdul chaer 2009 ;3 )
5 Linguistik adalah ide Dasar yang ada di dalam teks yang bersangkutan . bila dikatan
Bahwa makna ini tidak berbeda jauh dari serangkaian makna leksikal (New mark )
6 LInguistik adalah perbedaan perbedaan di mensi semiotik dan semantik dalam bahasa
(BENUENISTE)
Sumber htt//cara media. Com
2 Nama ahli = Abdul chaer
Judul buku = psikalinguistik kajian teoritik
Tahun terbit = 2009
Nama penerbit =PT Rineka oipta
Kota penerbit = Jakarta
3 definisi linguistik umum =ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji
Sebuah bacaan jawa arab melaikan mengkaji seluk beluk bahasa umumnya karena bahasa
Sebagai alat interaksi social dan alat berkomukasi .
4 - bagi bahasa baik / tidak mengerti
-bisa mengucapkan lafal bahasa yang di ucapkan dengan benar
- mengerti makna bahasa yang telah di ucapkan
5 subjek kajian linguistik yaitu
- Fonetik
- Fonologi
- Morfologi
- Sintaksif
- Semantik
6 fonetik berada dalam kelas medium . karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi bunyi bahasa mendalami fungsi bunyi bunyi bahasa.
NAMA = Adnan dwi prasetyo
BalasHapusNIM = A310160125
KELAS = C
JAWABAN SOAL FONETIK HALAMAN ;21
NO
1 Batasan fonetik berasal dari bahasa inggris phonetick artinya ilmu yang mengkaji bunyi bunyi tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti ( Verhaar .1982; 12) dan marsono (1989 ;1) menurut sudaryanto (1974;12) fonetik mengkaji bunyi bahasa sudah ucapan .dapat disimpulkan fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendiskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan bagaimana cara membentuk sehinga menjadi getaran udara dan di terima oleh pendengar .
2 Fonetik merupakam bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia
3 NAMA AHLI = Abdul chaer
Judul buku =psikalinguistik kajian teoritik
Tahun terbit =2009
NAMA PENERBIT= PT RIEKA OIPTA
KOTA PENERBIT =JAKARTA
4 FONETIK dikatakan mengkaji bunyi tanpa memperhatikan fungsi bahasa tersebut karena fonetik termasuk lingustik mikro yang mempelajaribunyi bunyi bahasa ,tapi belum sampai mempelajari tentang fungsi fungsi bunyi bahasa.
5 Fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi antara lain
- Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri
- Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak di terima atau pahami
- Pengunaan bahasa sebagai alat komunikasi
6 kajian bahasa berada pada lingkup ia parole artinya yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkrit seperti ujaran. Contohnya saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan .
7 fonetik yang di pelajari dan menjadi penekan bagi guru bahasa adalaH Fonetik organis atau artikulatoris karena jenis fonetik yang terpenting dan baqgian yang memberikan sumbangan bagi kajian Ilmu bahasa.
8 Kerena saeorang yang dikatakan sebagai guru hal tersebut merupakan hal sekunder yang harus di pelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam dalam,pemaknaan serta harus bila menerangkan kaidah kaidah bahasa dengan benar dan harus memperbaiki ucapan siswanya yang kurang benar agar makna dari kata tersebut tidak salah misal me- +baca menjadi membaca .
9 Cara mempelajari bunyi bahasa seorang tersebut harus sehat pendengaranya lalu dapat mengengar suara suara bersumber pada benturan /gesekan benda benda suara sumber dari alat suara Pada binatang dan manusia . jadi bunyi bahasa di hasilkan oleh alat ucap manusia.
10 Binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa karena binatang bias dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak mengerti oleh manusia .
11 Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasa bidanmg fonetik akan menjadi bekal utama bagi seorang dalam rangka mengembangkan dirisebagai ilmuwan. Mahasiswa jenjang pendidikan sastra 1 dapat mengambil manfaat pengunaan fonetik. Manfaat teoritis lain yaitu pengajar di perguruan tinggi dal;am p[rogram kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemamouan untuk mengandalkan penelitian bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya .penguasa teoritis memberilan bekal pengetahuan yang mendalami untuk brtkipra dalam bidang pekerjaan .
12 Seorang yang berprofesi dan mendayagunakan pengetahuan lisan patut atau harus menguasai bidang fonetik misalnya penyiar,pembawa acara , reporter suatu media masa elektronik dan reporter.
NAMA = Adnan dwi prasetyo
BalasHapusNIM = A310160125
KELAS = C
JAWABAN SOAL FONETIK HALAMAN ;21
NO
1 Batasan fonetik berasal dari bahasa inggris phonetick artinya ilmu yang mengkaji bunyi bunyi tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti ( Verhaar .1982; 12) dan marsono (1989 ;1) menurut sudaryanto (1974;12) fonetik mengkaji bunyi bahasa sudah ucapan .dapat disimpulkan fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendiskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan bagaimana cara membentuk sehinga menjadi getaran udara dan di terima oleh pendengar .
2 Fonetik merupakam bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia
3 NAMA AHLI = Abdul chaer
Judul buku =psikalinguistik kajian teoritik
Tahun terbit =2009
NAMA PENERBIT= PT RIEKA OIPTA
KOTA PENERBIT =JAKARTA
4 FONETIK dikatakan mengkaji bunyi tanpa memperhatikan fungsi bahasa tersebut karena fonetik termasuk lingustik mikro yang mempelajaribunyi bunyi bahasa ,tapi belum sampai mempelajari tentang fungsi fungsi bunyi bahasa.
5 Fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi antara lain
- Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri
- Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak di terima atau pahami
- Pengunaan bahasa sebagai alat komunikasi
6 kajian bahasa berada pada lingkup ia parole artinya yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkrit seperti ujaran. Contohnya saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan .
7 fonetik yang di pelajari dan menjadi penekan bagi guru bahasa adalaH Fonetik organis atau artikulatoris karena jenis fonetik yang terpenting dan baqgian yang memberikan sumbangan bagi kajian Ilmu bahasa.
8 Kerena saeorang yang dikatakan sebagai guru hal tersebut merupakan hal sekunder yang harus di pelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam dalam,pemaknaan serta harus bila menerangkan kaidah kaidah bahasa dengan benar dan harus memperbaiki ucapan siswanya yang kurang benar agar makna dari kata tersebut tidak salah misal me- +baca menjadi membaca .
9 Cara mempelajari bunyi bahasa seorang tersebut harus sehat pendengaranya lalu dapat mengengar suara suara bersumber pada benturan /gesekan benda benda suara sumber dari alat suara Pada binatang dan manusia . jadi bunyi bahasa di hasilkan oleh alat ucap manusia.
10 Binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa karena binatang bias dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak mengerti oleh manusia .
11 Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasa bidanmg fonetik akan menjadi bekal utama bagi seorang dalam rangka mengembangkan dirisebagai ilmuwan. Mahasiswa jenjang pendidikan sastra 1 dapat mengambil manfaat pengunaan fonetik. Manfaat teoritis lain yaitu pengajar di perguruan tinggi dal;am p[rogram kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemamouan untuk mengandalkan penelitian bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya .penguasa teoritis memberilan bekal pengetahuan yang mendalami untuk brtkipra dalam bidang pekerjaan .
12 Seorang yang berprofesi dan mendayagunakan pengetahuan lisan patut atau harus menguasai bidang fonetik misalnya penyiar,pembawa acara , reporter suatu media masa elektronik dan reporter.
Nama : Fera Diah Ayu Krismonita
BalasHapusNim : A310160123
Kelas : C
Tugas Fonetik Halaman 21
1.
2. Batasan fonetik yang saya kutip yakni fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
3. Nama ahli : Abdul Chaer
Judul buku : Linguistik Umum
Tahun terbit : 2012
Nomor halaman : 103
Nama penerbit : PT Rineka Cipta
Kota terbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik berada pada tataran medium , serta fonetik hanya mengkaji penghasilan, penyampaian dan penerimaan bunyi bahasa , belum sampai mempelajari tentang fungsi-fungsi bunyi bahasa. Pada tujuannya fonetik sendiri hanya mempelajari proses ujaran.
5. Fungsi bunyi bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan sebuah pesan.
6. Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata atau konkret, berupa ujaran dalam kegiatan sehari-hari
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi calon guru yaitu fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa , dengan garis besar kajian fonetik organis ini adalah alat-alat tubuh yang menghasilkan ujaran.
8. Guru bahasa harus mampu mendiskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswanya dan berupaya membetulkan ucapan siswanya, karena pengucapan bunyi bahasa yang benar dan pemaknaannya merupakan hal yang penting yang harus diperhatikan oleh seorang guru bahasa , serta sebagai guru bahasa juga harus mampu menjelaskan atau menerangkan kaidah-kaidah bahasa yang benar dan harus dapat membenarkan pengucapan bunyi bahasa yang salah karena pengucapan bunyi bahasa yang salah akan mempengaruhi makna dari bunyi bahasa tersebut.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa,yang utama harus mempelajari ilmu fonologi secara mendalam dan sesorang tersebut harus sehat pendengaran, lalu dapat mendengarkan suara. Suara bersumber pada gesekan atau benturan benda-benda. Suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya lambang bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat bicara manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa, karena binatang juga dapat mengeluarkan bunyi akan tetapi bunyi yang dikeluarkan binatang hanyalah sebatas bunyi yang tidak bermakna, dan tidak dapat dimengerti oleh manusia.
11. Manfaat teoritis belajar fonetik sangat berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik secara teoritis yang akan menjadi bekal utama dalam pengembangan seseorang kedepannya dan bekal yang memadai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan. Misalnya pengajar di perguruan tinggi dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian dan pengembangan ilmu fonetik selanjutnya.
12. Manfaat praktis belajar fonetik sangat dapat dirasakan oleh seseorang yang berprofesi dan mendayagunakan kemampuan lisannya , misalnya pada profesi penyair, penyanyi, presenter, pembawa acara, dan reporter suatu media masa elektronik.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNAMA : RISMA NUR’AINI
BalasHapusKELAS : 1C
NIM : A310160083
1.
2. fonetik adalah cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memeperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
3. Nama ahli : Abdul Chaer
Judul buku : Lingustik Umum
Tahun terbit : 2012
Nomor halaman : 102
Nama penerbit : Rineka cipta
Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatkan mengaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan funsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik dalam kajiannya mempelajari proses ujaran.
5. Fungsi bunyi bahasa
a. Sebagai sarana komunikasi
b. Sebagai sarana ekspresi diri melalui lisan
6. Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkret, seperti ujaran.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Sebagai guru bahasa harus mampu mendiskripsikan bunyi bahsa yang diucapkan oleh salah satu siswanya seratmampu membetulakan ucapan siswanya sebab, guru bahasa telah mempelajari ketermapilan berbahasa yang baik dan benar.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa , seseorang harus mampu mendengarkan suara yag bersumber dari gesekan atu bentran benda-benda, alat suara pada binatang dan manusia.
10. Tidak mampu menghasilkan bunyi bahasa, meskipun binatang mempunyai alat ucap. Alat komunikasi yang dimiliki binatang bersifst tetap bintang tidak dapat menyampaikan konsep baru atau ide baru dengan alat komunikasinya itu, selain, yang secara alamiah telah dimiliki, yang pada umumnya berkisar pada sekitar kebutuhan hidup dan biologisnya.
11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan.
12. Manfaat praktis yaitu seseorang yang berprofesi dan mendayagunakan kemampuan lisan patut menguasai fonetik. Misalnya penyanyi, penyiar, presenter, pembawa acara, dan reportes suatu media massa elektronik.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNAMA : ANINDITA YUAN PRABANDARI
BalasHapusNIM : A310160121
KELAS : C
TUGAS FONETIK BAB III HALAMAN 21
1.
2. Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa, tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
3. Nama ahli : Abdul Chaer
Judul buku : Linguistik Umum
Tahun terbit : 2012
Nomor halaman : 103
Nama penerbit : PT. Rineka Cipta
Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang artinya mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. Fungsi bunyi bahasa adalah sebagai alat komunikasi :
~ Sebagai alat komunikasi
~ Sebagai ekspresi diri melalui lisan
6. Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole. Yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkret seperti ujaran. Contohnya seperti saat kita berkomunikasi dengan orang, maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru (calon guru) bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Seorang guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya, karena bahasa adalah suatu hal yang sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam pemaknaannya.
9. Cara seseorang mempelajari bunyi bahasa adalah seseorang tersebut harus sehat pendengaran, kemudian dapat mendengarkan suara. Suara bersumber dari gesekan atau benturan-benturan, suara bersumber dari alat suara pada manusia ataupun binatang. Selanjutnya lambang bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. Binatang tidak bisa menghasilkan bunyi bahasa, karena bunyi bahasa hanya dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sedangkan bunyi yang tidak dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa.
11. Manfaat teoritis yang berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan. Dan manfaat teoritis lainnya misalnya pengajar di perguruan tinggi, dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian di bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penguasaan secara teoritis memberikan bekal pengentahuan yang memadai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan.
12. Manfaat praktis dalam belajar fonetik adalah mampu mengetahui bunyi bahasa. Profesi yang memanfaatkan bidang fonetik yaitu, pembawa acara, penyair, guru bahasa.
NAMA : DIAN AYU CAHYANINGTIAS
BalasHapusNIM :A310160126
KELAS : C
LATIHAN HAL 14
1. Kutiplah definisi linguistik yang berasal dari sumber lain!
Jawaban :
Linguistik adalah ilmu bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya.
2. Tulislah nama ahli yang memberikan definisi tersebut, judul buku, tahun terbit, nama penerbit, dan kota penerbit!
Jawaban :
Nama ahli : Abdul Chaer.
Judul buku : Psikolinguistik
Tahun Terbit : 2009
Nama penerbit : PT. Rineka Cipta
Kota penerbit :Jakarta
3. Berikan penjelasan definisi linguistik yang telah anda kutip tersebut!
Jawaban :
Penjelasan definisi linguistik ialah ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja seperti bahasa Jawa, bahasa Arab. Melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya karena bahasa sebagai alat interaksi sosial dan alat komunikasi.
4. Kesiapan apa saja yang dimiliki oleh pengkaji bahasa?
Jawaban :
Pengkaji bahasa wajib mempersiapakan dirinya belajar memandang bahasa secara objektif. Kesiapan pengkaji untuk memandang bahasa sebagai bahasa merupakan dasar objektif. Kemampuan mempergunakan bahasa sebagai kemampuan yang secara intuitif dimiliki oleh setiap penutur bahasa.
5. Ada berapa subkajian linguistik?
Jawaban :
Ada 5 subkajian linguistik :
a. Fonetik
b. Fonologi
c. Morfologi
d. Sintaksis
e. Semantik
6. Mengapa fonetik itu berada dalam tataran medium? Apa maksudnya?
Jawaban :
Fonetik berada dalam tataran medium karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa, tidak sampai mendalami fungsi bunyi-bunyi bahasa.
Maksudnya fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
Sumber : fitrirahmawati1993.blogspot.com
BalasHapusNAMA : DIAN AYU CAHYANINGTIAS
NIM : A310160126
KELAS : C
LATIHAN HALAMAN 21
1. Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki penghasilan, penyampaian, dan penerimaan bunyi bahasa, sebagai ilmu interdisipliner linguistik dengan fisika, anatomi, dan psikologi (Kridalaksana, 1993:56). Fonetik adalah bagian dari linguistik yang mempelajari proses ujaran. Fonetik termasuk ilmu yang netral, artinya tidak harus dialamatkan pada bahasa tertentu saja. Prinsup dan penemuan fonetik bisa diterapkan pada bahasa apa saja (Alwasilah, 1993:96). Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak (Chaer, 1994:103).
2. Fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan, bagaimana cara membentuknya sehingga menjadi gerakan udara dan dapat diterima oleh pendengaran.
3. Judul buku : Linguistik Umum
Nama ahli : Abdul Chaer
Tahun terbit : 2012
Nomor halaman : 103
Nama penerbit : Rineka Cipta
Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi:
a bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri
b. komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami
c. penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
6. bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan kongkrit, seperti ujaran. Contohnya saat kita berkomunikasi dengan orang maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya, karena bahasa merupakan hal yang sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam pemaknaanya.
9. Cara mempelajari bunyi bahasa, sesorang tersebut harus sehat pendengaran, lalu dapat mendengarkan suara. Suara bersumber pada gesekan atau benturan benda-benda. Suara bersumber dari alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya lambing bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat bicara manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. binatang mampu menghasilkan bunyi bahasa, karena binatang juga dapat mengeluarkan bunyi walaupun bunyi tersebut tidak dimengerti oleh manusia.
11. Manfaat teoritis berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan.
12. Seseorang yang berprofesi dan mendayagunakan kemampuan lisan patut menguasai fonetik. Misalnya: penyair, penyanyi, presenter, pembawa acara, dan reporter suatu media masa elektronik.
sumber :
http://fitrirahmawati1993. blogspot.co.id/2013/03/ fonetik.html
NAMA : SANDRIA LARASATI
BalasHapusNIM : A310160087
KELAS : C
HAL : 21
1. Fonetik hanya mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
2. Fonetik hanya mempelajari bunyi-bunyi bahasa saja.
3. Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Bandung: Rineka Cipta.
Halaman 103
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna karena fonetik adalah ilmu yang hanya mempelajari bunyi bahasa saja. Semua bunyi bahasa yang dimiliki oleh alat ucap manusia.
5. Bunyi bahasa yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dapat ditangkap oleh telinga, sedangkan bunyi yang tidak dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa. Bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia digunakan untuk berkomunikasa dengan masyarakat disekelilingnya.
6. Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup laparole karena parole adalah bahasa dalam wujudnya yang nyata, yang konkret, yaitu yang berupa ujaran. Jadi sifatnya lebih abstrak.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru (calon guru) bahasa adalah ilmu fonetik mengenai manfaat teoritis, karena manfaat teoritis dalam fonetik adalah suatu kemampuan untuk mengadakan suatu penelitian dan parkembangan untuk selanjutnya. Dan penguasaan secara teoritis dapat memberikan bekal pengetahuan yang memedai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan.
8. Guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya karena guru bahasa harus bertanggung jawab atas ucapan-ucapan siswanya dan guru bahasa harus menguasai ilmu fonetik teoritis. Karena penguasaan ilmu fonetik teoritis memberikan bekal pengetahuan yang memadai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan.
9. Cara seseorang mempelajari. Bahasa adalah sistem lambang bunyi. Sedangkan bunyi sendiri adalah kesan pada pusat saraf sebagai akabat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara. Bunyi bahasa yaitu bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Jadi cara kita untuk mempelajari bunyi bahasa adalah mendengarkan atau mengeluarkan suatu bunyi oleh alat ucap dan suatu bunyi itu kesan pada pusat saraf sebagai akabat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara.
10. Binatang tidak bisa menghasilkan bunyi bahasa karena bunyi bahasa hanya bisa dihasilkan oleh alat ucap manusia, yang didalam fonetik diamati sebagai “fon” dan di dalam fonemik sebagai “ fonem”. Jadi, semua bunyi yang bukan dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa.
11. Manfaat teoritis belajar fonetik yaitu akan mendapatkan bekal utama dalam rangka mengembangkandiri sebagai ilmuwan. Mahasiswa jenjang 1 dapat mengambil manfaat penguasaan fonetik menjadi bekal untuk mengembangkan diri ke jenjang studi selanjutnya.
Jadi, rumusan masalah tentang manfaat teoritis tersebut adalah teoritis dapat memberikan bekal utama yaitu bekal pengetahuan yang memadai dalam rangka mengembangkan dari.
12. Manfaat praktis belajar fonetik yaitu sangat bermanfaat bagi seseorang dan berprofesi mendayagunakan Kemampuan lisan, karena fonetik hanya mempelajari ilmu suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bidang kerja atau profesi yang dapat memanfaakannya nyaitu penyanyi, penyiar, presenter, pembawa acara, dan reporter suatu media massa tekhnis.
Jadi, rumusan masalah tentang manfaat fonetik praktis yaitu fonetik sangat bermanfaat bagi pekerja-pekerja yang menggunakan atau mengandalkan suara.
Nama : Eni Ratnasari
BalasHapusNim : A310160099
Kelas : C
Hal : 21
1. Fonetik hanya mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
2. Fonetik hanya mempelajari bunyi-bunyi bahasa saja.
3. Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Bandung: Rineka Cipta.
Halaman 103
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna karena fonetik adalah ilmu yang hanya mempelajari bunyi bahasa saja. Semua bunyi bahasa yang dimiliki oleh alat ucap manusia.
5. Bunyi bahasa yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dapat ditangkap oleh telinga, sedangkan bunyi yang tidak dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa. Bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia digunakan untuk berkomunikasa dengan masyarakat disekelilingnya.
6. Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup laparole karena parole adalah bahasa dalam wujudnya yang nyata, yang konkret, yaitu yang berupa ujaran. Jadi sifatnya lebih abstrak.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru (calon guru) bahasa adalah ilmu fonetik mengenai manfaat teoritis, karena manfaat teoritis dalam fonetik adalah suatu kemampuan untuk mengadakan suatu penelitian dan parkembangan untuk selanjutnya. Dan penguasaan secara teoritis dapat memberikan bekal pengetahuan yang memedai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan.
8. Guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya karena guru bahasa harus bertanggung jawab atas ucapan-ucapan siswanya dan guru bahasa harus menguasai ilmu fonetik teoritis. Karena penguasaan ilmu fonetik teoritis memberikan bekal pengetahuan yang memadai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan.
9. Cara seseorang mempelajari. Bahasa adalah sistem lambang bunyi. Sedangkan bunyi sendiri adalah kesan pada pusat saraf sebagai akabat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara. Bunyi bahasa yaitu bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Jadi cara kita untuk mempelajari bunyi bahasa adalah mendengarkan atau mengeluarkan suatu bunyi oleh alat ucap dan suatu bunyi itu kesan pada pusat saraf sebagai akabat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara.
10. Binatang tidak bisa menghasilkan bunyi bahasa karena bunyi bahasa hanya bisa dihasilkan oleh alat ucap manusia, yang didalam fonetik diamati sebagai “fon” dan di dalam fonemik sebagai “ fonem”. Jadi, semua bunyi yang bukan dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa.
11. Manfaat teoritis belajar fonetik yaitu akan mendapatkan bekal utama dalam rangka mengembangkandiri sebagai ilmuwan. Mahasiswa jenjang 1 dapat mengambil manfaat penguasaan fonetik menjadi bekal untuk mengembangkan diri ke jenjang studi selanjutnya.
Jadi, rumusan masalah tentang manfaat teoritis tersebut adalah teoritis dapat memberikan bekal utama yaitu bekal pengetahuan yang memadai dalam rangka mengembangkan dari.
12. Manfaat praktis belajar fonetik yaitu sangat bermanfaat bagi seseorang dan berprofesi mendayagunakan Kemampuan lisan, karena fonetik hanya mempelajari ilmu suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bidang kerja atau profesi yang dapat memanfaakannya nyaitu penyanyi, penyiar, presenter, pembawa acara, dan reporter suatu media massa tekhnis.
Jadi, rumusan masalah tentang manfaat fonetik praktis yaitu fonetik sangat bermanfaat bagi pekerja-pekerja yang menggunakan atau mengandalkan suara.
Nama : Dyah Ayu S
BalasHapusNIM:A310160107
1. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa ,ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajianya telaah ilmiah mengenai bahasa manusia .
2. Nama Ahli : martinet
Judul buku : linguistik umum
Tahun terbit : 2014
Nama penerbit : Abdul Chaer
Kota penerbit : jakarta
3. Bahwa ilmu linguitik tidak hanya mengkaji satu bahasa seperti bahasa jawa, bahasa arab melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya, bahasa yang menjadi alat interaksi sosial milik manusia, yang dalam istilah prancis nya langage.
4. a. bisa mengucapkan lafal bahasa yang diucapkan dengan benar
b. mengerti makna bahasa yang telah diucapkan
5. fonetik , fonologi ,morfologi , sintaksis, semantik
NAMA : Dyah Ayu Safitri
BalasHapusNIM : A310160107
KELAS : C
1. Batasan fonetik ialah mempelajari bunyi tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti (verhaar.1982:2) dan Marsono (1989:1). , fonetik juga mengkaji bahasa dan sudut pandang ucapan bagaimana cara membentuknya sehingga menjadi getaran udara dan diterima leh pendengar.
2. Fonetik hanya mempelajari bunyi-bunyi bahasa saja.
3. Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Bandung: Rineka Cipta.
Halaman 103
4. fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bahasa tersebut karena fonetik termasuk linguistik mikro yang mempelajari bunyi bunyi bahasa, tapi belum sampai mempelajari tentang fungsi fungsi bunyi bahasa atau fonetik berada pada kelas medium sehingga tidak sampai membahas tentang fungsi bunyi bunyi .
5. fungsi bunyi bahasa sebagai alat komunikasi yaitu :
1. Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri
2. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami
3. Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi
6. Parole merupakan obyek yang konkret, berwujud ujaran nyata yang diucapkan oleh para bahasawan dari suatu masyarakat bahasa. Kajianya dilakukan untukk mendapatkan kaidah kaidah suatu langue, dan dari kajian terhadap langue ini akan diperoleh kaidah kaidah langage, kaidah bahasa secara universal.
7. fonetik organis atau artikulatoris karena jenis fonetik ini terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. karena seorang yang dikatakan sebagai guru hal tersebut merupakan hal sekunder yang harus dipelajari dengan baik dan benar dalam pengucapan maupun dalam pemaknaanya serta harus bisa menerangkan kaidah kaidah bahasa dengan benar dan harus memperbaiki ucapan siswanya yang kurang benar agar makna dari kata tersebut tidak salah.
9. pendengaranya harus sehat , lalu dapat mendengarkan suara, suara bersumber pada benturan atau gesekan benda benda . suara bersumber dari alat alat suara pada binatang dan manusia. Selanjutnya lambang bahasa adalah bunyi bunyi yang dihaslkan oleh alat ucap manusia , jadi bunyi bahasa dihasilkan alat ucap manusia.
10. Manfaat teoritis belajar fonetik yaitu akan mendapatkan bekal utama dalam rangka mengembangkandiri sebagai ilmuwan. Mahasiswa jenjang 1 dapat mengambil manfaat penguasaan fonetik menjadi bekal untuk mengembangkan diri ke jenjang studi selanjutnya.
Jadi, rumusan masalah tentang manfaat teoritis tersebut adalah teoritis dapat memberikan bekal utama yaitu bekal pengetahuan yang memadai dalam rangka mengembangkan dari.
11. manfaat teoritis adalah yang berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan . mahasiswa jenjang pendidikan strata 1 dapat mengambil manfaat penguasaan fonetik menjadi bekal untuk mengembangkan dirinya ke jenjang studi selanjutnya.
12. Penguasaan fonetik akan memberikan manfaat praktis bagi seseorang , seseorang yang berprofesi dan mendayagunakan kemampuan lisan patut menguasai fonetik. Misalnya : penyanyi , penyiar, presenter, dsb. Manfaat ini tergantung pada kecerdikan dan kejelian orang yang telah belajar fonetik.
FONETIK HALAMAN 59
BalasHapusNAMA : HANIFAH NUR VATIMAH
NIM : A310160120
Kelas : 1C
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
NAMA : ERITA NAWANSARI
BalasHapusNIM : A310160124
KELAS : C
1. “Linguistik” berarti ‘ilmu bahasa’ Kata linguistik berasal dari kata latin, yaitu lingua ’bahasa’. Linguistik modern berasal dari Swis Ferdinand De Saussure. Bagi Ferdinand De saussure, lingue adalah salah satu bahasa (misalnya bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan bahasa Prancis). "Linguistik" adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagagai objek kajiannya. (Martinet 1987:19) "Linguistik" adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. (Abdul Chaer 2009:3)
2. Nama Ahli : Drs. Abdul Chaer
Judul Buku : Linguistik Umum
Tahun Terbit : Februari, 2014 (Edisi Revisi)
Nama Penerbit : PT. Rineka Karya
Kota Penerbit : Jakarta
3. Linguistik adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji sebuah bahasa misalnya bahasa Jawa, Arab, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya karena bahasa sebagai alat interaksi sosial dan alat komunikasi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari
4. Kesiapan yang dimiliki oleh pengkaji bahasa antara lain:
a. Bunyi bahasa baik dan mudah dimengerti
b. Bisa mengucap lafal bahasa dengan benar dan tepat
c. Mengerti makna bahasa yang telah diucapkan
5. Subkajian linguistik ada 5, yaitu:
- Fonetok
- Morfologi
- Fonologi
- Sintaksis
- Semantik
6. Fonetik berada dalam tataran medium karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi bahasa, dan tidak sampai mempelajari fungsi dari bunyi bahasa secara mendalam.
Nama : Erita Nawansari
BalasHapusNIM : A310160124
Kelas : I C
TUGAS FONETIK BAB 3 HALAMAN 21
1.
2. Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa, tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
3. Nama ahli : Abdul Chaer
Judul buku : Linguistik Umum
Tahun terbit : 2012
Nomor halaman : 103
Nama penerbit : PT. Rineka Cipta
Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang artinya mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. Fungsi bunyi bahasa adalah sebagai alat komunikasi :
• Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.
• Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami.
• Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi.
6. Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkret seperti ujaran. Contohnya seperti saat kita berkomunikasi dengan orang, maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru (calon guru) bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Seorang guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya, karena bahasa adalah suatu hal yang sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam pemaknaannya.
9. Cara seseorang mempelajari bunyi bahasa adalah seseorang tersebut harus sehat pendengaran, kemudian dapat mendengarkan suara. Suara bersumber dari gesekan atau benturan-benturan, suara bersumber dari alat suara pada manusia ataupun binatang. Selanjutnya lambang bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. Binatang tidak bisa menghasilkan bunyi bahasa, karena bunyi bahasa hanya dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sedangkan bunyi yang tidak dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa.
11. Manfaat teoritis yang berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan. Dan manfaat teoritis lainnya misalnya pengajar di perguruan tinggi, dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian di bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penguasaan secara teoritis memberikan bekal pengentahuan yang memadai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan.
12. Manfaat praktis dalam belajar fonetik adalah mampu mengetahui bunyi bahasa. Profesi yang memanfaatkan bidang fonetik yaitu, pembawa acara, penyair, guru bahasa.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNAMA : OKTA VIANA PUTRI
BalasHapusNIM : A310160111
KELAS : C
1. “Linguistik” berarti ‘ilmu bahasa’ Kata linguistik berasal dari kata latin, yaitu lingua ’bahasa’. Linguistik modern berasal dari Swis Ferdinand De Saussure. Bagi Ferdinand De saussure, lingue adalah salah satu bahasa (misalnya bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan bahasa Prancis). "Linguistik" adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagagai objek kajiannya. (Martinet 1987:19) "Linguistik" adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. (Abdul Chaer 2009:3)
2. Nama Ahli : Drs. Abdul Chaer
Judul Buku : Linguistik Umum
Tahun Terbit : Februari, 2014 (Edisi Revisi)
Nama Penerbit : PT. Rineka Karya
Kota Penerbit : Jakarta
3. Linguistik adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji sebuah bahasa misalnya bahasa Jawa, Arab, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya karena bahasa sebagai alat interaksi sosial dan alat komunikasi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari
4. Kesiapan yang dimiliki oleh pengkaji bahasa antara lain:
a. Bunyi bahasa baik dan mudah dimengerti
b. Bisa mengucap lafal bahasa dengan benar dan tepat
c. Mengerti makna bahasa yang telah diucapkan
5. Subkajian linguistik ada 5, yaitu:
- Fonetok
- Morfologi
- Fonologi
- Sintaksis
- Semantik
6. Fonetik berada dalam tataran medium karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi bahasa, dan tidak sampai mempelajari fungsi dari bunyi bahasa secara mendalam.
Nama : OKTA VIANA PUTRO
BalasHapusNIM : A310160111
Kelas : I C
TUGAS FONETIK BAB 3 HALAMAN 21
1.
2. Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa, tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
3. Nama ahli : Abdul Chaer
Judul buku : Linguistik Umum
Tahun terbit : 2012
Nomor halaman : 103
Nama penerbit : PT. Rineka Cipta
Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang artinya mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. Fungsi bunyi bahasa adalah sebagai alat komunikasi :
• Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.
• Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami.
• Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi.
6. Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkret seperti ujaran. Contohnya seperti saat kita berkomunikasi dengan orang, maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru (calon guru) bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Seorang guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya, karena bahasa adalah suatu hal yang sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam pemaknaannya.
9. Cara seseorang mempelajari bunyi bahasa adalah seseorang tersebut harus sehat pendengaran, kemudian dapat mendengarkan suara. Suara bersumber dari gesekan atau benturan-benturan, suara bersumber dari alat suara pada manusia ataupun binatang. Selanjutnya lambang bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. Binatang tidak bisa menghasilkan bunyi bahasa, karena bunyi bahasa hanya dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sedangkan bunyi yang tidak dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa.
11. Manfaat teoritis yang berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan. Dan manfaat teoritis lainnya misalnya pengajar di perguruan tinggi, dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian di bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penguasaan secara teoritis memberikan bekal pengentahuan yang memadai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan.
12. Manfaat praktis dalam belajar fonetik adalah mampu mengetahui bunyi bahasa. Profesi yang memanfaatkan bidang fonetik yaitu, pembawa acara, penyair, guru bahasa.
dsdgf
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNAMA : Defi Ismawati
BalasHapusNIM : A310160117
KELAS : C
1. “Linguistik” berarti ‘ilmu bahasa’ Kata linguistik berasal dari kata latin, yaitu lingua ’bahasa’. Linguistik modern berasal dari Swis Ferdinand De Saussure. Bagi Ferdinand De saussure, lingue adalah salah satu bahasa (misalnya bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan bahasa Prancis). "Linguistik" adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagagai objek kajiannya. (Martinet 1987:19) "Linguistik" adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. (Abdul Chaer 2009:3)
2. Nama Ahli : Drs. Abdul Chaer
Judul Buku : Linguistik Umum
Tahun Terbit : Februari, 2014 (Edisi Revisi)
Nama Penerbit : PT. Rineka Karya
Kota Penerbit : Jakarta
3. Linguistik adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan tidak hanya mengkaji sebuah bahasa misalnya bahasa Jawa, Arab, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya karena bahasa sebagai alat interaksi sosial dan alat komunikasi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari
4. Kesiapan yang dimiliki oleh pengkaji bahasa antara lain:
a. Bunyi bahasa baik dan mudah dimengerti
b. Bisa mengucap lafal bahasa dengan benar dan tepat
c. Mengerti makna bahasa yang telah diucapkan
5. Subkajian linguistik ada 5, yaitu:
- Fonetok
- Morfologi
- Fonologi
- Sintaksis
- Semantik
6. Fonetik berada dalam tataran medium karena fonetik hanya mempelajari tentang bunyi bahasa, dan tidak sampai mempelajari fungsi dari bunyi bahasa secara mendalam.
Nama : Defi Ismawati
BalasHapusNIM : A310160117
Kelas : I C
TUGAS FONETIK BAB 3 HALAMAN 21
1.
2. Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa, tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.
3. Nama ahli : Abdul Chaer
Judul buku : Linguistik Umum
Tahun terbit : 2012
Nomor halaman : 103
Nama penerbit : PT. Rineka Cipta
Kota penerbit : Jakarta
4. Fonetik dikatakan mengkaji bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna, karena fonetik termasuk linguistik mikro yang artinya mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi belum sampai mempelajari tentang fungsi bunyi-bunyi bahasa.
5. Fungsi bunyi bahasa adalah sebagai alat komunikasi :
• Bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.
• Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami.
• Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi.
6. Kajian bunyi bahasa berada dalam lingkup la parole, yaitu bahasa berada dalam wujud yang nyata dalam kehidupan dan konkret seperti ujaran. Contohnya seperti saat kita berkomunikasi dengan orang, maka apa yang kita sampaikan tersebut merupakan bunyi bahasa yang nyata dalam kehidupan.
7. Fonetik yang dipelajari dan menjadi penekanan bagi guru (calon guru) bahasa adalah fonetik organis atau artikulatoris, karena jenis fonetik ini merupakan jenis fonetik yang terpenting dan bagian yang memberikan sumbangan bagi kajian ilmu bahasa.
8. Seorang guru bahasa harus mampu mendeskripsikan bunyi bahasa yang diucapkan salah oleh siswa dan berupaya membetulkan ucapan siswanya, karena bahasa adalah suatu hal yang sekunder yang harus dipelajari dengan benar baik dalam pengucapan maupun dalam pemaknaannya.
9. Cara seseorang mempelajari bunyi bahasa adalah seseorang tersebut harus sehat pendengaran, kemudian dapat mendengarkan suara. Suara bersumber dari gesekan atau benturan-benturan, suara bersumber dari alat suara pada manusia ataupun binatang. Selanjutnya lambang bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, jadi bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia.
10. Binatang tidak bisa menghasilkan bunyi bahasa, karena bunyi bahasa hanya dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sedangkan bunyi yang tidak dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk bunyi bahasa.
11. Manfaat teoritis yang berhubungan dengan penguasaan bidang fonetik akan menjadi bekal utama bagi seseorang dalam rangka mengembangkan dirinya sebagai ilmuwan. Dan manfaat teoritis lainnya misalnya pengajar di perguruan tinggi, dalam program kebahasaan yang menguasai bidang fonetik memiliki kemampuan untuk mengadakan penelitian di bidang fonetik dan mengembangkan fonetik untuk selanjutnya. Penguasaan secara teoritis memberikan bekal pengentahuan yang memadai untuk berkiprah dalam bidang pekerjaan.
12. Manfaat praktis dalam belajar fonetik adalah mampu mengetahui bunyi bahasa. Profesi yang memanfaatkan bidang fonetik yaitu, pembawa acara, penyair, guru bahasa.
NAMA : HANIFAH NUR VATIMAH
BalasHapusNIM : A310160120
KELAS : 1C
FONETIK HALAMAN 27
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung.
2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi.
3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi:
a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m)
b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n)
c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ)
d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň)
5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : HANIFAH NUR VATIMAH
BalasHapusNIM : A310160120
Kelas : 1C
FONETIK HALAMAN 59
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
FONETIK HALAMAN 27
BalasHapusNAMA : SUSI PRATIWI
NIM : A310160088
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung.
2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi.
3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi:
a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m)
b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n)
c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ)
d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň)
5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
FONETIK HALAMAN 59
BalasHapusNAMA : SUSI PRATIWI
NIM : A310160088
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
FONETIK HALAMAN 27
BalasHapusNAMA : ERITA NAWANSARI
NIM : A310160124
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung.
2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi.
3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi:
a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m)
b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n)
c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ)
d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň)
5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
FONETIK HALAMAN 59
BalasHapusNAMA : ERITA NAWANSARI
NIM : A310160124
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
FONETIK HALAMAN 27
BalasHapusNAMA : DEFI ISMAWATI
NIM : A310160117
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung.
2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi.
3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi:
a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m)
b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n)
c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ)
d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň)
5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
BalasHapusFONETIK HALAMAN 59
NAMA : DEFI ISMAWATI
NIM : A310160117
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
FONETIK HALAMAN 27
BalasHapusNAMA : OKTA VIANA PUTRI
NIM : A310160111
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung.
2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi.
3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi:
a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m)
b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n)
c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ)
d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň)
5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
FONETIK HALAMAN 59
BalasHapusNAMA : OKTA VIANA PUTRI
NIM : A310160111
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
NAMA : FERA DIAH AYU .K
BalasHapusNIM : A310160123
KELAS : C
FONETIK LATIHAN BAB IV HALAMAN 27
1) Kapan proses produksi bunyi bahasa terjadi ?
Jawab:
Proses produksi bunyi bahasa terjadi jika setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain . bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi utamanya.
2) Sebutkan empat proses produksi bunyi bahasa!
Jawab:
a.) proses mengalirnya udara dari paru-paru
b.) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara
c.) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan bunyi nasal atau sengau
d.) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi
3) bagaimana cara menghasilkan bunyi bersuara ?
Jawab:
Bunyi bahasa bersuara terjadi bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4) Bagaimana cara menghasilkan bunyi nasal?
Jawab:
dengan menutup arus udara keluar melalui rongga mulut tetapi membuka jalan agar dapat keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar melalui rongga mulut dapat terjadi : antara kedua belah bibir hasilnya bunyi ( m ), antara ujung lidah dan ceruk hasilnya ( n ), antara tengah lidah dan langit-langit keras hasilnya ( nj ). Semua itu dapat dirasakan, yang sulit dirasakan ialah bahwa dalam pengucapan bunyi sengau apa pun perlu langit-langit lunak diturunkan ( yaitu tidak menyentuh dinding belakang rongga kerongkongan ) agar arus udara dapat keluar melalui rongga hidung.
5) Bagaimana cara menghasilkan bunyi oral?
Jawab:
dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6) Bagaimana cara menghasilkan bunyi tak bersuara?
Jawab:
Bunyi bahasa tidak bersuara terjadi bila pita suara terbuka lebar.
FONETIK HALAMAN 27
BalasHapusNAMA : SANDRIA LARASATI
NIM : A31016087
KELAS : C
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung.
2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi.
3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi:
a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m)
b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n)
c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ)
d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň)
5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNAMA : INTAN MAYKA SARI
BalasHapusNIM : A310160096
KELAS: C
TUGAS FONETIK HALAMAN 27
1) Kapan proses produksi bunyi bahasa terjadi ?
2) Sebutkan empat proses produksi bunyi bahasa!
3) bagaimana cara menghasilkan bunyi bersuara ?
4) Bagaimana cara menghasilkan bunyi nasal?
5) Bagaimana cara menghasilkan bunyi oral?
6) Bagaimana cara menghasilkan bunyi tak bersuara?
Jawaban :
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi jika setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain . bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi utamanya.
2.
a.) proses mengalirnya udara dari paru-paru
b.) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara
c.) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan bunyi nasal atau sengau
d.) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi
3.Bunyi bahasa bersuara terjadi bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Dengan menutup arus udara keluar melalui rongga mulut tetapi membuka jalan agar dapat keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar melalui rongga mulut dapat terjadi : antara kedua belah bibir hasilnya bunyi ( m ), antara ujung lidah dan ceruk hasilnya ( n ), antara tengah lidah dan langit-langit keras hasilnya ( nj ). Semua itu dapat dirasakan, yang sulit dirasakan ialah bahwa dalam pengucapan bunyi sengau apa pun perlu langit-langit lunak diturunkan ( yaitu tidak menyentuh dinding belakang rongga kerongkongan ) agar arus udara dapat keluar melalui rongga hidung.
5. Dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Bunyi bahasa tidak bersuara terjadi bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : KEVIN NINDARAHAYU
BalasHapusNIM : A31016109
KELAS : C
TUGAS FONETIK HALAMAN 27
1) Kapan proses produksi bunyi bahasa terjadi ?
2) Sebutkan empat proses produksi bunyi bahasa!
3) bagaimana cara menghasilkan bunyi bersuara ?
4) Bagaimana cara menghasilkan bunyi nasal?
5) Bagaimana cara menghasilkan bunyi oral?
6) Bagaimana cara menghasilkan bunyi tak bersuara?
Jawaban :
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi jika setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain . bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi utamanya.
2.
a.) proses mengalirnya udara dari paru-paru
b.) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara
c.) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan bunyi nasal atau sengau
d.) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi
3.Bunyi bahasa bersuara terjadi bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Dengan menutup arus udara keluar melalui rongga mulut tetapi membuka jalan agar dapat keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar melalui rongga mulut dapat terjadi : antara kedua belah bibir hasilnya bunyi ( m ), antara ujung lidah dan ceruk hasilnya ( n ), antara tengah lidah dan langit-langit keras hasilnya ( nj ). Semua itu dapat dirasakan, yang sulit dirasakan ialah bahwa dalam pengucapan bunyi sengau apa pun perlu langit-langit lunak diturunkan ( yaitu tidak menyentuh dinding belakang rongga kerongkongan ) agar arus udara dapat keluar melalui rongga hidung.
5. Dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Bunyi bahasa tidak bersuara terjadi bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : DWI KARTIKA
BalasHapusNIM : A31016102
KELAS : C
TUGAS FONETIK HALAMAN 27
1) Kapan proses produksi bunyi bahasa terjadi ?
2) Sebutkan empat proses produksi bunyi bahasa!
3) bagaimana cara menghasilkan bunyi bersuara ?
4) Bagaimana cara menghasilkan bunyi nasal?
5) Bagaimana cara menghasilkan bunyi oral?
6) Bagaimana cara menghasilkan bunyi tak bersuara?
Jawaban :
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi jika setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain . bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi utamanya.
2.
a.) proses mengalirnya udara dari paru-paru
b.) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara
c.) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan bunyi nasal atau sengau
d.) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi
3.Bunyi bahasa bersuara terjadi bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Dengan menutup arus udara keluar melalui rongga mulut tetapi membuka jalan agar dapat keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar melalui rongga mulut dapat terjadi : antara kedua belah bibir hasilnya bunyi ( m ), antara ujung lidah dan ceruk hasilnya ( n ), antara tengah lidah dan langit-langit keras hasilnya ( nj ). Semua itu dapat dirasakan, yang sulit dirasakan ialah bahwa dalam pengucapan bunyi sengau apa pun perlu langit-langit lunak diturunkan ( yaitu tidak menyentuh dinding belakang rongga kerongkongan ) agar arus udara dapat keluar melalui rongga hidung.
5. Dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Bunyi bahasa tidak bersuara terjadi bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : DWI KARTIKA
BalasHapusNIM : A31016102
KELAS : C
TUGAS FONETIK HALAMAN 27
1) Kapan proses produksi bunyi bahasa terjadi ?
2) Sebutkan empat proses produksi bunyi bahasa!
3) bagaimana cara menghasilkan bunyi bersuara ?
4) Bagaimana cara menghasilkan bunyi nasal?
5) Bagaimana cara menghasilkan bunyi oral?
6) Bagaimana cara menghasilkan bunyi tak bersuara?
Jawaban :
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi jika setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain . bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi utamanya.
2.
a.) proses mengalirnya udara dari paru-paru
b.) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara
c.) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan bunyi nasal atau sengau
d.) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi
3.Bunyi bahasa bersuara terjadi bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Dengan menutup arus udara keluar melalui rongga mulut tetapi membuka jalan agar dapat keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar melalui rongga mulut dapat terjadi : antara kedua belah bibir hasilnya bunyi ( m ), antara ujung lidah dan ceruk hasilnya ( n ), antara tengah lidah dan langit-langit keras hasilnya ( nj ). Semua itu dapat dirasakan, yang sulit dirasakan ialah bahwa dalam pengucapan bunyi sengau apa pun perlu langit-langit lunak diturunkan ( yaitu tidak menyentuh dinding belakang rongga kerongkongan ) agar arus udara dapat keluar melalui rongga hidung.
5. Dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Bunyi bahasa tidak bersuara terjadi bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : DWI KARTIKA
BalasHapusNIM : A31016102
KELAS : C
TUGAS FONETIK HALAMAN 27
1) Kapan proses produksi bunyi bahasa terjadi ?
2) Sebutkan empat proses produksi bunyi bahasa!
3) bagaimana cara menghasilkan bunyi bersuara ?
4) Bagaimana cara menghasilkan bunyi nasal?
5) Bagaimana cara menghasilkan bunyi oral?
6) Bagaimana cara menghasilkan bunyi tak bersuara?
Jawaban :
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi jika setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain . bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi utamanya.
2.
a.) proses mengalirnya udara dari paru-paru
b.) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara
c.) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan bunyi nasal atau sengau
d.) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi
3.Bunyi bahasa bersuara terjadi bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Dengan menutup arus udara keluar melalui rongga mulut tetapi membuka jalan agar dapat keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar melalui rongga mulut dapat terjadi : antara kedua belah bibir hasilnya bunyi ( m ), antara ujung lidah dan ceruk hasilnya ( n ), antara tengah lidah dan langit-langit keras hasilnya ( nj ). Semua itu dapat dirasakan, yang sulit dirasakan ialah bahwa dalam pengucapan bunyi sengau apa pun perlu langit-langit lunak diturunkan ( yaitu tidak menyentuh dinding belakang rongga kerongkongan ) agar arus udara dapat keluar melalui rongga hidung.
5. Dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Bunyi bahasa tidak bersuara terjadi bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : KEVIN NINDARAHAYU
BalasHapusNIM : A310160109
KELAS: C
FONETIK HALAMAN 59
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
NAMA : DWI KARTIKA
BalasHapusNIM : A310160102
KELAS: C
FONETIK HALAMAN 59
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
NAMA : DWI KARTIKA
BalasHapusNIM : A310160102
KELAS: C
FONETIK HALAMAN 59
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
NAMA : INTAN MAYKA SARI
BalasHapusNIM : A310160096
KELAS: C
FONETIK HALAMAN 59
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
TUGAS FONETIK HALAMAN 90 NO.2
BalasHapusNAMA : KEVIN NINDARAHAYU
NIM : A310160109
KELAS : C
[rumah kusam]
[bƏgini kƆndisi rumahku,suram kusam]
[di nƏgƏri yaŋ bƏribu yaŋ bƏrtuwan]
[mƏŋapa pƏrjalananña bƏrarah kƏ kƏlam]
[halaman yaŋ rƏmaŋ, pƏrabƆt yaŋ rƆbƆt]
[pƏraŋkat yaŋ pƏraŋ paŋkat dan bƏrkoalisis dƏŋan kusam]
[sistƏm dƏmokrasi yaŋ mƏŋelampun,sƏmuwa wajah mƏŋƏrikan]
[rumahku,nƏgƏriku,kini suram,kini mƏrƏmaŋ,kini kusam,kini mƏŋgƏlam,tƏrpikat gƏlap]
[bƏgini kƆndisi rumahku,nƏgƏriku tƏmpat aku bƏrdiri]
[rƏbah pƆhƆn tƏguh dihalaman tƏmpat bƏrmuʃwarah]
[kolam kƏlam mƏŋhitam tƏmpat bƏrsaUdaraan]
[rantiŋ kƏriŋ bƏrubah mƏmatahkan arah]
[buŋa indah harum waŋi bƏrubah suram]
[rumahku,nƏgeriku dalam kƏlam]
[sƏmuwa wajah pƏraŋkat baŋsa mƏŋhitam]
[halaman muka baŋsa yaŋ kƏlam]
[kolonialismƏ pƏmƏti? intri? masih mƏliri?]
[halaman bƏlakaŋ ruwah baŋsa hitam kƏlam]
[ta? ada cahaya pƏrtƏmuan]
[bƏginilah kƆndsi rumahku,nƏgƏriku yaŋ bƏribu dan bƏrtuwan]
[pƏmƏnaŋ pƏmili masa lalu]
[mƏndƏras rasa,2012:101]
TUGAS FONETIK HALAMAN 90 NO.2
BalasHapusMenskripsikan Puisi Rumah Kusam
NAMA :DWI KARTIKA
NIM : A310160102
KELAS : C
[rumah kusam]
[bƏgini kƆndisi rumahku,suram kusam]
[di nƏgƏri yaŋ bƏribu yaŋ bƏrtuwan]
[mƏŋapa pƏrjalananña bƏrarah kƏ kƏlam]
[halaman yaŋ rƏmaŋ, pƏrabƆt yaŋ rƆbƆt]
[pƏraŋkat yaŋ pƏraŋ paŋkat dan bƏrkoalisis dƏŋan kusam]
[sistƏm dƏmokrasi yaŋ mƏŋelampun,sƏmuwa wajah mƏŋƏrikan]
[rumahku,nƏgƏriku,kini suram,kini mƏrƏmaŋ,kini kusam,kini mƏŋgƏlam,tƏrpikat gƏlap]
[bƏgini kƆndisi rumahku,nƏgƏriku tƏmpat aku bƏrdiri]
[rƏbah pƆhƆn tƏguh dihalaman tƏmpat bƏrmuʃwarah]
[kolam kƏlam mƏŋhitam tƏmpat bƏrsaUdaraan]
[rantiŋ kƏriŋ bƏrubah mƏmatahkan arah]
[buŋa indah harum waŋi bƏrubah suram]
[rumahku,nƏgeriku dalam kƏlam]
[sƏmuwa wajah pƏraŋkat baŋsa mƏŋhitam]
[halaman muka baŋsa yaŋ kƏlam]
[kolonialismƏ pƏmƏti? intri? masih mƏliri?]
[halaman bƏlakaŋ ruwah baŋsa hitam kƏlam]
[ta? ada cahaya pƏrtƏmuan]
[bƏginilah kƆndsi rumahku,nƏgƏriku yaŋ bƏribu dan bƏrtuwan]
[pƏmƏnaŋ pƏmili masa lalu]
[mƏndƏras rasa,2012:101]
Transkripsikan puisi Rumah kusam ke dalam transkripsi Fonetis
BalasHapusNAMA : ANITA SULISTYANINGSIH
BalasHapusNIM : A31016103
KELAS : C
TUGAS FONETIK HALAMAN 27
1) Kapan proses produksi bunyi bahasa terjadi ?
2) Sebutkan empat proses produksi bunyi bahasa!
3) bagaimana cara menghasilkan bunyi bersuara ?
4) Bagaimana cara menghasilkan bunyi nasal?
5) Bagaimana cara menghasilkan bunyi oral?
6) Bagaimana cara menghasilkan bunyi tak bersuara?
Jawaban :
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi jika setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain . bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi utamanya.
2.
a.) proses mengalirnya udara dari paru-paru
b.) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara
c.) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan bunyi nasal atau sengau
d.) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi
3.Bunyi bahasa bersuara terjadi bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Dengan menutup arus udara keluar melalui rongga mulut tetapi membuka jalan agar dapat keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar melalui rongga mulut dapat terjadi : antara kedua belah bibir hasilnya bunyi ( m ), antara ujung lidah dan ceruk hasilnya ( n ), antara tengah lidah dan langit-langit keras hasilnya ( nj ). Semua itu dapat dirasakan, yang sulit dirasakan ialah bahwa dalam pengucapan bunyi sengau apa pun perlu langit-langit lunak diturunkan ( yaitu tidak menyentuh dinding belakang rongga kerongkongan ) agar arus udara dapat keluar melalui rongga hidung.
5. Dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Bunyi bahasa tidak bersuara terjadi bila pita suara terbuka lebar
NAMA : ANITA SULISTYANINGSIH
BalasHapusNIM : A310160103
KELAS: C
FONETIK HALAMAN 59
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
TUGAS FONETIK HALAMAN 90 NO.2
BalasHapusNAMA : ANITASULISTYANINGSIH
NIM : A310160103
KELAS : C
[rumah kusam]
[bƏgini kƆndisi rumahku,suram kusam]
[di nƏgƏri yaŋ bƏribu yaŋ bƏrtuwan]
[mƏŋapa pƏrjalananña bƏrarah kƏ kƏlam]
[halaman yaŋ rƏmaŋ, pƏrabƆt yaŋ rƆbƆt]
[pƏraŋkat yaŋ pƏraŋ paŋkat dan bƏrkoalisis dƏŋan kusam]
[sistƏm dƏmokrasi yaŋ mƏŋelampun,sƏmuwa wajah mƏŋƏrikan]
[rumahku,nƏgƏriku,kini suram,kini mƏrƏmaŋ,kini kusam,kini mƏŋgƏlam,tƏrpikat gƏlap]
[bƏgini kƆndisi rumahku,nƏgƏriku tƏmpat aku bƏrdiri]
[rƏbah pƆhƆn tƏguh dihalaman tƏmpat bƏrmuʃwarah]
[kolam kƏlam mƏŋhitam tƏmpat bƏrsaUdaraan]
[rantiŋ kƏriŋ bƏrubah mƏmatahkan arah]
[buŋa indah harum waŋi bƏrubah suram]
[rumahku,nƏgeriku dalam kƏlam]
[sƏmuwa wajah pƏraŋkat baŋsa mƏŋhitam]
[halaman muka baŋsa yaŋ kƏlam]
[kolonialismƏ pƏmƏti? intri? masih mƏliri?]
[halaman bƏlakaŋ ruwah baŋsa hitam kƏlam]
[ta? ada cahaya pƏrtƏmuan]
[bƏginilah kƆndsi rumahku,nƏgƏriku yaŋ bƏribu dan bƏrtuwan]
[pƏmƏnaŋ pƏmili masa lalu]
[mƏndƏras rasa,2012:101]
NAMA : SANDRIA LARASATI
BalasHapusNIM : A310160087
KELAS : C
FONETIK HALAMAN 59
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : SANDRIA LARASATI
BalasHapusNIM : A310160087
Kelas : C
TUGAS FONETIK HAL 90 NO 2
[rumah kusam]
[bәgIni kϽndisi rumahku, suram kusam]
[di nәgәri yaŋ bәribu yaŋ bәrtuan]
[mәηapa pәrjalanῆ bәrarah kә kәlam]
[halaman yaŋ rәmaŋ, pәrabϽt yaŋ rϽbϽt]
[pәraŋkat yaŋ pәraŋ paŋkat dan bәrkoalisis deŋan kusam]
[sistәm demokrasi yaŋ mәŋәlampun, sәmua wajah mәŋәrikan]
[rumahku, nәgәriku, kini suram, kini mәrәmaŋ, kini kusam]
[kini mәŋәlam, tәrpikat gәlap]
[bәgini kϽndisi rumahku, nәgәriku tәmpat aku bәrdiri]
[rәbah pϽhϽn tәguh di halaman tәmpat bәrmu∫awarah]
[Kolam kәlam mәŋhitam tәmpat bәrsaUdaraan]
[rantiŋ kәriŋ bәrubah mәmatahkan arah]
[buŋa indah harum waŋi bәrubah suram]
[rumahku, nәgәriku dalam kәlam]
[sәmua wajah pәraŋkat baŋsa mәŋhitam]
[halaman muka baŋsa yaŋ kәlam]
[kolonialismә pәmәti? intri? masih mәliri?]
[halaman bәlakaŋ ruah baŋsa hitam kәlam]
[ta? Ada cahaya pәrtәmuan]
[bәginilah kϽndisi rumahku, nәgәriku yaŋ bәribu dan bәrtuan]
[pәmәnaŋ pәmili masa lalu]
[mƏndƏras rasa,2012:101]
Nama : Nanik Hana Putri
BalasHapusNim : A310160122
Kelas : 1C
Tugas fonetik Bab IV halaman 27
1. Kapan proses produksi bunyi bahasa terjadi ?
Proses produksi bunyi bahasa terjadi saat bunyi keluar dari mulut manusia yang bukan suatu peristiwa yang muncul secara tiba-tiba begitu saja. Secara nyata, bunyi bahasa terjadi ketika diawali adanya udara masuk ke paru-paru. Bermula dari udara dihasilkan oleh paru paru yang diatur oleh gerakan teratur dari sekat rongga dada.
2. Sebutkan empat proses produksi bunyi bahasa ?
Empat proses produksi bunyi bahasa :
•proses mengalirnya udara dari paru-paru
•proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara
•proses oro nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan bunyi nasal atau sengau
•proses artikulasi yang terjadi dirongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi
3. Bagaimana cara menghasilkan bunyi bersuara ?
Menghasilkan bunyi bersuara dapat berarti proses artikulasi dimana pita suara bergetar atau bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Bagaiamana cara menghasilkan bunyi nasal ?
Menghasilkan bunyi nasal bunyi dihasilkan dengan cara udara keluar melalui rongga hidung dengan menutup rongga mulut dan membuka velik lebar-lebar.
Contah : bunyi (m)
5. Bagaimana cara menghasilkan bunyi oral ?
Menghasilkan bunyi oral bunyi yang dihasilkan dengan cara udara keluar melalui rongga mulut dengan menutup velik pada dinding faring.
Contoh : bunyi (k)
6. Bagaimana cara menghasilkan bunyi tak bersuara ?
Menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : MUHAMMAD LATIEF PRAKOSA
BalasHapusNIM : A310160089
KELAS : 1C
FONETIK HALAMAN 27
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung.
2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi.
3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung.Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi:
a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m)
b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n)
c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ)
d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň)
5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : MUHAMMAD LATIEF PRAKOSA
BalasHapusNIM : A310160089
Kelas : 1C
FONETIK HALAMAN 59
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
Nama : MUHAMMAD LATIEF PRAKOSA
BalasHapusNIM : A310160089
Kelas : C
TUGAS FONETIK HALAMAN 90 BAGIAN NO 2
[rumah kusam]
[bәgIni kϽndisi rumahku, suram kusam]
[di nәgәri yaŋ bәribu yaŋ bәrtuan]
[mәηapa pәrjalanῆ bәrarah kә kәlam]
[halaman yaŋ rәmaŋ, pәrabϽt yaŋ rϽbϽt]
[pәraŋkat yaŋ pәraŋ paŋkat dan bәrkoalisis deŋan kusam]
[sistәm demokrasi yaŋ mәŋәlampun, sәmua wajah mәŋәrikan]
[rumahku, nәgәriku, kini suram, kini mәrәmaŋ, kini kusam]
[kini mәŋәlam, tәrpikat gәlap]
[bәgini kϽndisi rumahku, nәgәriku tәmpat aku bәrdiri]
[rәbah pϽhϽn tәguh di halaman tәmpat bәrmu∫awarah]
[Kolam kәlam mәŋhitam tәmpat bәrsaUdaraan]
[rantiŋ kәriŋ bәrubah mәmatahkan arah]
[buŋa indah harum waŋi bәrubah suram]
[rumahku, nәgәriku dalam kәlam]
[sәmua wajah pәraŋkat baŋsa mәŋhitam]
[halaman muka baŋsa yaŋ kәlam]
[kolonialismә pәmәti? intri? masih mәliri?]
[halaman bәlakaŋ ruah baŋsa hitam kәlam]
[ta? Ada cahaya pәrtәmuan]
[bәginilah kϽndisi rumahku, nәgәriku yaŋ bәribu dan bәrtuan]
[pәmәnaŋ pәmili masa lalu]
Nama:Rossy andriani
BalasHapusNIM: A310160101
Kelas: C
Halaman:59
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
NAMA : Rossy andriani
BalasHapusNim: A310160101
KELAS : C
Fonetik halaman 27
1.produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung.
2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi.
3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi:
a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m)
b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n)
c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ)
d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň)
5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
TUGAS FONETIK HALAMAN 90 NO.2
BalasHapusNAMA : Rossy andriani
Nim: A310160101
KELAS : C
[rumah kusam]
[bƏgini kƆndisi rumahku,suram kusam]
[di nƏgƏri yaŋ bƏribu yaŋ bƏrtuwan]
[mƏŋapa pƏrjalananña bƏrarah kƏ kƏlam]
[halaman yaŋ rƏmaŋ, pƏrabƆt yaŋ rƆbƆt]
[pƏraŋkat yaŋ pƏraŋ paŋkat dan bƏrkoalisis dƏŋan kusam]
[sistƏm dƏmokrasi yaŋ mƏŋelampun,sƏmuwa wajah mƏŋƏrikan]
[rumahku,nƏgƏriku,kini suram,kini mƏrƏmaŋ,kini kusam,kini mƏŋgƏlam,tƏrpikat gƏlap]
[bƏgini kƆndisi rumahku,nƏgƏriku tƏmpat aku bƏrdiri]
[rƏbah pƆhƆn tƏguh dihalaman tƏmpat bƏrmuʃwarah]
[kolam kƏlam mƏŋhitam tƏmpat bƏrsaUdaraan]
[rantiŋ kƏriŋ bƏrubah mƏmatahkan arah]
[buŋa indah harum waŋi bƏrubah suram]
[rumahku,nƏgeriku dalam kƏlam]
[sƏmuwa wajah pƏraŋkat baŋsa mƏŋhitam]
[halaman muka baŋsa yaŋ kƏlam]
[kolonialismƏ pƏmƏti? intri? masih mƏliri?]
[halaman bƏlakaŋ ruwah baŋsa hitam kƏlam]
[ta? ada cahaya pƏrtƏmuan]
[bƏginilah kƆndsi rumahku,nƏgƏriku yaŋ bƏribu dan bƏrtuwan]
[pƏmƏnaŋ pƏmili masa lalu]
[mƏndƏras rasa,2012:101]
NAMA : INTAN MAYKA SARI
BalasHapusNIM : A310160096
KELAS : C
TUGAS : FONETIK HALAMAN 90
[rumah kusam]
[bƏgini kƆndisi rumahku,suram kusam]
[di nƏgƏri yaŋ bƏribu yaŋ bƏrtuwan]
[mƏŋapa pƏrjalananña bƏrarah kƏ kƏlam]
[halaman yaŋ rƏmaŋ, pƏrabƆt yaŋ rƆbƆt]
[pƏraŋkat yaŋ pƏraŋ paŋkat dan bƏrkoalisis dƏŋan kusam]
[sistƏm dƏmokrasi yaŋ mƏŋelampun,sƏmuwa wajah mƏŋƏrikan]
[rumahku,nƏgƏriku,kini suram,kini mƏrƏmaŋ,kini
kusam,kini mƏŋgƏlam,tƏrpikat gƏlap]
[bƏgini kƆndisi rumahku,nƏgƏriku tƏmpat aku bƏrdiri]
[rƏbah pƆhƆn tƏguh dihalaman tƏmpat bƏrmuʃawarah]
[kolam kƏlam mƏŋhitam tƏmpat bƏrsaUdaraan]
[rantiŋ kƏriŋ bƏrubah mƏmatahkan arah]
[buŋa indah harum waŋi bƏrubah suram]
[rumahku,nƏgeriku dalam kƏlam]
[sƏmuwa wajah pƏraŋkat baŋsa mƏŋhitam]
[halaman muka baŋsa yaŋ kƏlam]
[kolonialismƏ pƏmƏti? intri? masih mƏliri?]
[halaman bƏlakaŋ ruwah baŋsa hitam kƏlam]
[ta? ada cahaya pƏrtƏmuan]
[bƏginilah kƆndsi rumahku,nƏgƏriku yaŋ bƏribu dan
bƏrtuwan]
[pƏmƏnaŋ pƏmili masa lalu]
(mƏndƏras rasa,2012:101]
NAMA : SUSI PRATIWI
BalasHapusNIM : A310160088
KELAS : C
TUGAS : FONETIK HALAMAN 90
[rumah kusam]
[bƏgini kƆndisi rumahku,suram kusam]
[di nƏgƏri yaŋ bƏribu yaŋ bƏrtuwan]
[mƏŋapa pƏrjalananña bƏrarah kƏ kƏlam]
[halaman yaŋ rƏmaŋ, pƏrabƆt yaŋ rƆbƆt]
[pƏraŋkat yaŋ pƏraŋ paŋkat dan bƏrkoalisis dƏŋan kusam]
[sistƏm dƏmokrasi yaŋ mƏŋelampun,sƏmuwa wajah mƏŋƏrikan]
[rumahku,nƏgƏriku,kini suram,kini mƏrƏmaŋ,kini
kusam,kini mƏŋgƏlam,tƏrpikat gƏlap]
[bƏgini kƆndisi rumahku,nƏgƏriku tƏmpat aku bƏrdiri]
[rƏbah pƆhƆn tƏguh dihalaman tƏmpat bƏrmuʃawarah]
[kolam kƏlam mƏŋhitam tƏmpat bƏrsaUdaraan]
[rantiŋ kƏriŋ bƏrubah mƏmatahkan arah]
[buŋa indah harum waŋi bƏrubah suram]
[rumahku,nƏgeriku dalam kƏlam]
[sƏmuwa wajah pƏraŋkat baŋsa mƏŋhitam]
[halaman muka baŋsa yaŋ kƏlam]
[kolonialismƏ pƏmƏti? intri? masih mƏliri?]
[halaman bƏlakaŋ ruwah baŋsa hitam kƏlam]
[ta? ada cahaya pƏrtƏmuan]
[bƏginilah kƆndsi rumahku,nƏgƏriku yaŋ bƏribu dan
bƏrtuwan]
[pƏmƏnaŋ pƏmili masa lalu]
(mƏndƏras rasa,2012:101]
NAMA : ERITA NAWANSARI
BalasHapusNIM : A310160124
KELAS : C
TUGAS : FONETIK HALAMAN 90
[rumah kusam]
[bƏgini kƆndisi rumahku,suram kusam]
[di nƏgƏri yaŋ bƏribu yaŋ bƏrtuwan]
[mƏŋapa pƏrjalananña bƏrarah kƏ kƏlam]
[halaman yaŋ rƏmaŋ, pƏrabƆt yaŋ rƆbƆt]
[pƏraŋkat yaŋ pƏraŋ paŋkat dan bƏrkoalisis dƏŋan kusam]
[sistƏm dƏmokrasi yaŋ mƏŋelampun,sƏmuwa wajah mƏŋƏrikan]
[rumahku,nƏgƏriku,kini suram,kini mƏrƏmaŋ,kini
kusam,kini mƏŋgƏlam,tƏrpikat gƏlap]
[bƏgini kƆndisi rumahku,nƏgƏriku tƏmpat aku bƏrdiri]
[rƏbah pƆhƆn tƏguh dihalaman tƏmpat bƏrmuʃawarah]
[kolam kƏlam mƏŋhitam tƏmpat bƏrsaUdaraan]
[rantiŋ kƏriŋ bƏrubah mƏmatahkan arah]
[buŋa indah harum waŋi bƏrubah suram]
[rumahku,nƏgeriku dalam kƏlam]
[sƏmuwa wajah pƏraŋkat baŋsa mƏŋhitam]
[halaman muka baŋsa yaŋ kƏlam]
[kolonialismƏ pƏmƏti? intri? masih mƏliri?]
[halaman bƏlakaŋ ruwah baŋsa hitam kƏlam]
[ta? ada cahaya pƏrtƏmuan]
[bƏginilah kƆndsi rumahku,nƏgƏriku yaŋ bƏribu dan
bƏrtuwan]
[pƏmƏnaŋ pƏmili masa lalu]
(mƏndƏras rasa,2012:101]
Nama : SETYO EKO WAHYU ADDIN NUGROHO
BalasHapusNIM : A310160119
Kelas : C
TUGAS FONETIK HALAMAN 90
BAGIAN NO 2
[rumah kusam]
[bәgIni kϽndisi rumahku, suram kusam][di nәgәri yaŋ bәribu yaŋ bәrtuan][mәηapa pәrjalanῆ bәrarah kә kәlam]
[halaman yaŋ rәmaŋ, pәrabϽt yaŋ rϽbϽt][pәraŋkat yaŋ pәraŋ paŋkat dan bәrkoalisis deŋan kusam]
[sistәm demokrasi yaŋ mәŋәlampun, sәmuawajah mәŋәrikan]
[rumahku, nәgәriku, kini suram, kini mәrәmaŋ, kini kusam]
[kini mәŋәlam, tәrpikat gәlap]
[bәgini kϽndisi rumahku, nәgәriku tәmpat aku bәrdiri][rәbah pϽhϽn tәguh di halaman tәmpat bәrmu∫awarah]
[kolam kәlam mәŋhitam tәmpat bәrsaUdaraan]
[rantiŋ kәriŋ bәrubah mәmatahkan arah][buŋa indah harum waŋi bәrubah suram][rumahku, nәgәriku dalam kәlam]
[sәmua wajah pәraŋkat baŋsa mәŋhitam]
[halaman muka baŋsa yaŋ kәlam][kolonialismә pәmәti? intri? masih mәliri?]
[halaman bәlakaŋ ruah baŋsa hitam kәlam]
[ta? Ada cahaya pәrtәmuan]
[bәginilah kϽndisi rumahku, nәgәriku yaŋ bәribu dan bәrtuan]
[pәmәnaŋ pәmili masa lalu]
NAMA : setyo eko wahyu addin nugroho
BalasHapusNIM : A310160119
Kelas : 1C
FONETIK HALAMAN 59
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir,karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alatucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNAMA : DEFI ISMAWATI
BalasHapusNIM : A310160117
KELAS : C
TUGAS : FONETIK HALAMAN 90
[rumah kusam]
[bƏgini kƆndisi rumahku,suram kusam]
[di nƏgƏri yaŋ bƏribu yaŋ bƏrtuwan]
[mƏŋapa pƏrjalananña bƏrarah kƏ kƏlam]
[halaman yaŋ rƏmaŋ, pƏrabƆt yaŋ rƆbƆt]
[pƏraŋkat yaŋ pƏraŋ paŋkat dan bƏrkoalisis dƏŋan kusam]
[sistƏm dƏmokrasi yaŋ mƏŋelampun,sƏmuwa wajah mƏŋƏrikan]
[rumahku,nƏgƏriku,kini suram,kini mƏrƏmaŋ,kini
kusam,kini mƏŋgƏlam,tƏrpikat gƏlap]
[bƏgini kƆndisi rumahku,nƏgƏriku tƏmpat aku bƏrdiri]
[rƏbah pƆhƆn tƏguh dihalaman tƏmpat bƏrmuʃawarah]
[kolam kƏlam mƏŋhitam tƏmpat bƏrsaUdaraan]
[rantiŋ kƏriŋ bƏrubah mƏmatahkan arah]
[buŋa indah harum waŋi bƏrubah suram]
[rumahku,nƏgeriku dalam kƏlam]
[sƏmuwa wajah pƏraŋkat baŋsa mƏŋhitam]
[halaman muka baŋsa yaŋ kƏlam]
[kolonialismƏ pƏmƏti? intri? masih mƏliri?]
[halaman bƏlakaŋ ruwah baŋsa hitam kƏlam]
[ta? ada cahaya pƏrtƏmuan]
[bƏginilah kƆndsi rumahku,nƏgƏriku yaŋ bƏribu dan
bƏrtuwan]
[pƏmƏnaŋ pƏmili masa lalu]
(mƏndƏras rasa,2012:101]
NAMA : OKTA VIANA PUTRI
BalasHapusNIM : A310160111
KELAS : C
TUGAS : FONETIK HALAMAN 90
[rumah kusam]
[bƏgini kƆndisi rumahku,suram kusam]
[di nƏgƏri yaŋ bƏribu yaŋ bƏrtuwan]
[mƏŋapa pƏrjalananña bƏrarah kƏ kƏlam]
[halaman yaŋ rƏmaŋ, pƏrabƆt yaŋ rƆbƆt]
[pƏraŋkat yaŋ pƏraŋ paŋkat dan bƏrkoalisis dƏŋan kusam]
[sistƏm dƏmokrasi yaŋ mƏŋelampun,sƏmuwa wajah mƏŋƏrikan]
[rumahku,nƏgƏriku,kini suram,kini mƏrƏmaŋ,kini
kusam,kini mƏŋgƏlam,tƏrpikat gƏlap]
[bƏgini kƆndisi rumahku,nƏgƏriku tƏmpat aku bƏrdiri]
[rƏbah pƆhƆn tƏguh dihalaman tƏmpat bƏrmuʃawarah]
[kolam kƏlam mƏŋhitam tƏmpat bƏrsaUdaraan]
[rantiŋ kƏriŋ bƏrubah mƏmatahkan arah]
[buŋa indah harum waŋi bƏrubah suram]
[rumahku,nƏgeriku dalam kƏlam]
[sƏmuwa wajah pƏraŋkat baŋsa mƏŋhitam]
[halaman muka baŋsa yaŋ kƏlam]
[kolonialismƏ pƏmƏti? intri? masih mƏliri?]
[halaman bƏlakaŋ ruwah baŋsa hitam kƏlam]
[ta? ada cahaya pƏrtƏmuan]
[bƏginilah kƆndsi rumahku,nƏgƏriku yaŋ bƏribu dan
bƏrtuwan]
[pƏmƏnaŋ pƏmili masa lalu]
(mƏndƏras rasa,2012:101]
NAMA : SETYO EKO WAHYU ADDIN NUGROHO NIM : A310160119
BalasHapusKELAS : 1C
FONETIK HALAMAN 27
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbulpada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan ronggaudara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung.
2. Empat proses produksi bunyi bahasa
(a) proses mengallirnya udara dari paru-paru,
(b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara,
(c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan
(d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi.
3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung.Penutupan arus udara ke luar ronggamulut dapat terjadi:a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m)b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n)c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ)d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň)
5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyioral.
6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
8. Bagan proses produksi
Alat ucap~> arus udara ~>pita suara
Nama : ANNISA FEBRIASARI
BalasHapusNIM : A310160085
Kelas : C
TUGAS FONETIK HALAMAN 90
BAGIAN NO 2
[rumah kusam]
[bәgIni kϽndisi rumahku, suram kusam][di nәgәri yaŋ bәribu yaŋ bәrtuan][mәηapa pәrjalanῆ bәrarah kә kәlam]
[halaman yaŋ rәmaŋ, pәrabϽt yaŋ rϽbϽt][pәraŋkat yaŋ pәraŋ paŋkat dan bәrkoalisis deŋan kusam]
[sistәm demokrasi yaŋ mәŋәlampun, sәmuawajah mәŋәrikan]
[rumahku, nәgәriku, kini suram, kini mәrәmaŋ, kini kusam]
[kini mәŋәlam, tәrpikat gәlap]
[bәgini kϽndisi rumahku, nәgәriku tәmpat aku bәrdiri][rәbah pϽhϽn tәguh di halaman tәmpat bәrmu∫awarah]
[kolam kәlam mәŋhitam tәmpat bәrsaUdaraan]
[rantiŋ kәriŋ bәrubah mәmatahkan arah][buŋa indah harum waŋi bәrubah suram][rumahku, nәgәriku dalam kәlam]
[sәmua wajah pәraŋkat baŋsa mәŋhitam]
[halaman muka baŋsa yaŋ kәlam][kolonialismә pәmәti? intri? masih mәliri?]
[halaman bәlakaŋ ruah baŋsa hitam kәlam]
[ta? Ada cahaya pәrtәmuan]
[bәginilah kϽndisi rumahku, nәgәriku yaŋ bәribu dan bәrtuan]
[pәmәnaŋ pәmili masa lalu]
NAMA : ANNISA FEBRIASARI
BalasHapusNIM : A310160085
Kelas : C
FONETIK HALAMAN 59
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir,karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alatucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
NAMA : DEWI SURTIKANTI
BalasHapusNIM : A310160084
Kelas : 1C
FONETIK HALAMAN 59
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir,karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alatucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
Nama : DEWI SURTIKANTI
BalasHapusNIM : A310160084
Kelas : C
TUGAS FONETIK HALAMAN 90
BAGIAN NO 2
[rumah kusam]
[bәgIni kϽndisi rumahku, suram kusam][di nәgәri yaŋ bәribu yaŋ bәrtuan][mәηapa pәrjalanῆ bәrarah kә kәlam]
[halaman yaŋ rәmaŋ, pәrabϽt yaŋ rϽbϽt][pәraŋkat yaŋ pәraŋ paŋkat dan bәrkoalisis deŋan kusam]
[sistәm demokrasi yaŋ mәŋәlampun, sәmuawajah mәŋәrikan]
[rumahku, nәgәriku, kini suram, kini mәrәmaŋ, kini kusam]
[kini mәŋәlam, tәrpikat gәlap]
[bәgini kϽndisi rumahku, nәgәriku tәmpat aku bәrdiri][rәbah pϽhϽn tәguh di halaman tәmpat bәrmu∫awarah]
[kolam kәlam mәŋhitam tәmpat bәrsaUdaraan]
[rantiŋ kәriŋ bәrubah mәmatahkan arah][buŋa indah harum waŋi bәrubah suram][rumahku, nәgәriku dalam kәlam]
[sәmua wajah pәraŋkat baŋsa mәŋhitam]
[halaman muka baŋsa yaŋ kәlam][kolonialismә pәmәti? intri? masih mәliri?]
[halaman bәlakaŋ ruah baŋsa hitam kәlam]
[ta? Ada cahaya pәrtәmuan]
[bәginilah kϽndisi rumahku, nәgәriku yaŋ bәribu dan bәrtuan]
[pәmәnaŋ pәmili masa lalu]
NAMA : DEWI SURTIKANTI
BalasHapusNim: A310160084
KELAS : C
Halaman 27
1.produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung.
2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi.
3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi:
a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m)
b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n)
c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ)
d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň)
5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : ANNISA FEBRIASARI
BalasHapusNim: A310160085
KELAS : C
Halaman 27
1.produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung.
2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi.
3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi:
a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m)
b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n)
c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ)
d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň)
5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : HANIFAH NUR VATIMAH
BalasHapusNIM : A310160120
KELAS : 1C
FONETIK HALAMAN 90
[rumah kusam]
[bƏgini kƆndisi rumahku,suram kusam]
[di nƏgƏri yaŋ bƏribu yaŋ bƏrtuwan]
[mƏŋapa pƏrjalananña bƏrarah kƏ kƏlam]
[halaman yaŋ rƏmaŋ, pƏrabƆt yaŋ rƆbƆt]
[pƏraŋkat yaŋ pƏraŋ paŋkat dan bƏrkoalisis dƏŋan kusam]
[sistƏm dƏmokrasi yaŋ mƏŋelampun,sƏmuwa wajah mƏŋƏrikan]
[rumahku,nƏgƏriku,kini suram,kini mƏrƏmaŋ,kini
kusam,kini mƏŋgƏlam,tƏrpikat gƏlap]
[bƏgini kƆndisi rumahku,nƏgƏriku tƏmpat aku bƏrdiri]
[rƏbah pƆhƆn tƏguh dihalaman tƏmpat bƏrmuʃawarah]
[kolam kƏlam mƏŋhitam tƏmpat bƏrsaUdaraan]
[rantiŋ kƏriŋ bƏrubah mƏmatahkan arah]
[buŋa indah harum waŋi bƏrubah suram]
[rumahku,nƏgeriku dalam kƏlam]
[sƏmuwa wajah pƏraŋkat baŋsa mƏŋhitam]
[halaman muka baŋsa yaŋ kƏlam]
[kolonialismƏ pƏmƏti? intri? masih mƏliri?]
[halaman bƏlakaŋ ruwah baŋsa hitam kƏlam]
[ta? ada cahaya pƏrtƏmuan]
[bƏginilah kƆndsi rumahku,nƏgƏriku yaŋ bƏribu dan
bƏrtuwan]
[pƏmƏnaŋ pƏmili masa lalu]
(mƏndƏras rasa,2012:101]
NAMA : FERA DIAH AYU .K
BalasHapusNIM : A310160123
KELAS : C
FONETIK LATIHAN HALAMAN 59
1. Apakah bunyi segmental itu mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi suprasegmental?
Jawab:
Bunyi segmental tidak mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi suprasegmental, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. dan Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Apakah bunyi suprasegmental itu mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi segmental?
Jawab:
Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi segmental , sebab bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada.dan Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Mengapa kedua bunyi itu memiliki sifat ketergantungan?
Jawab:
Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Apakah bunyi suprasegmental tersebut berperan dalam pembeda makna?
Jawab:
Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5.Apakah durasi menjadi pembeda makna dalam mengucapkan kata bahasa Indonesia?
Jawab:
Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
NAMA : FERA DIAH AYU .K
BalasHapusNIM : A310160123
KELAS : C
FONETIK HALAMAN 90 TRANSKRIPSI FONETIS
[rumah kusam]
[bƏgini kƆndisi rumahku,suram kusam]
[di nƏgƏri yaŋ bƏribu yaŋ bƏrtuwan]
[mƏŋapa pƏrjalananña bƏrarah kƏ kƏlam]
[halaman yaŋ rƏmaŋ, pƏrabƆt yaŋ rƆbƆt]
[pƏraŋkat yaŋ pƏraŋ paŋkat dan bƏrkoalisis dƏŋan kusam]
[sistƏm dƏmokrasi yaŋ mƏŋelampun,sƏmuwa wajah mƏŋƏrikan]
[rumahku,nƏgƏriku,kini suram,kini mƏrƏmaŋ,kini
kusam,kini mƏŋgƏlam,tƏrpikat gƏlap]
[bƏgini kƆndisi rumahku,nƏgƏriku tƏmpat aku bƏrdiri]
[rƏbah pƆhƆn tƏguh dihalaman tƏmpat bƏrmuʃawarah]
[kolam kƏlam mƏŋhitam tƏmpat bƏrsaUdaraan]
[rantiŋ kƏriŋ bƏrubah mƏmatahkan arah]
[buŋa indah harum waŋi bƏrubah suram]
[rumahku,nƏgeriku dalam kƏlam]
[sƏmuwa wajah pƏraŋkat baŋsa mƏŋhitam]
[halaman muka baŋsa yaŋ kƏlam]
[kolonialismƏ pƏmƏti? intri? masih mƏliri?]
[halaman bƏlakaŋ ruwah baŋsa hitam kƏlam]
[ta? ada cahaya pƏrtƏmuan]
[bƏginilah kƆndsi rumahku,nƏgƏriku yaŋ bƏribu dan
bƏrtuwan]
[pƏmƏnaŋ pƏmili masa lalu]
(mƏndƏras rasa,2012:101]
NAMA : RISMA NUR’AINI
BalasHapusNIM : A310160083
KELAS : 1C
FONETIK HALAMAN 27
1)Proses produksi bunyi bahasa terjadi jika setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain. bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi utamanya.
2)a. proses mengalirnya udara dari paru-paru.
b. proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara.
c. proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan bunyi nasal atau sengau.
d. proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi.
3)Bunyi bahasa bersuara terjadi bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4)Dengan menutup arus udara keluar melalui rongga mulut tetapi membuka jalan agar dapat keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar melalui rongga mulut dapat terjadi : antara kedua belah bibir hasilnya bunyi (m), antara ujung lidah dan ceruk hasilnya (n), antara tengah lidah dan langit-langit keras hasilnya (nj). Semua itu dapat dirasakan, yang sulit dirasakan ialah bahwa dalam pengucapan bunyi sengau apa pun perlu langit-langit lunak diturunkan (yaitu tidak menyentuh dinding belakang rongga kerongkongan) agar arus udara dapat keluar melalui rongga hidung.
5)Dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6)Bunyi bahasa tidak bersuara terjadi bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : RISMA NUR’AINI
BalasHapusNIM : A310160083
KELAS : 1C
FONETIK HALAMAN 59
1) Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2) Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3) Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4) Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5) Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
Nama : Risma Nur’Aini
BalasHapusNIM : A310160083
Kelas : 1C
FONETIK TRANSKRIPSI PUISI HALAMAN 90
[rumah kusam]
[bәgIni kϽndisi rumahku, suram kusam]
[di nәgәri yaŋ bәribu yaŋ bәrtuan]
[mәηapa pәrjalanῆ bәrarah kә kәlam]
[halaman yaŋ rәmaŋ, pәrabϽt yaŋ rϽbϽt]
[pәraŋkat yaŋ pәraŋ paŋkat dan bәrkoalisis deŋan kusam]
[sistәm demokrasi yaŋ mәŋәlampun, sәmua wajah mәŋәrikan]
[rumahku, nәgәriku, kini suram, kini mәrәmaŋ, kini kusam]
[kini mәŋәlam, tәrpikat gәlap]
[bәgini kϽndisi rumahku, nәgәriku tәmpat aku bәrdiri]
[rәbah pϽhϽn tәguh di halaman tәmpat bәrmu∫awarah]
[Kolam kәlam mәŋhitam tәmpat bәrsaUdaraan]
[rantiŋ kәriŋ bәrubah mәmatahkan arah]
[buŋa indah harum waŋi bәrubah suram]
[rumahku, nәgәriku dalam kәlam]
[sәmua wajah pәraŋkat baŋsa mәŋhitam]
[halaman muka baŋsa yaŋ kәlam]
[kolonialismә pәmәti? intri? masih mәliri?]
[halaman bәlakaŋ ruah baŋsa hitam kәlam]
[ta? Ada cahaya pәrtәmuan]
[bәginilah kϽndisi rumahku, nәgәriku yaŋ bәribu dan bәrtuan]
[pәmәnaŋ pәmili masa lalu]
NAMA : DYAH AYU S
BalasHapusKELAS : C
NIM : A310160107
Halaman 27
1.produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung.
2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi.
3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi:
a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m)
b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n)
c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ)
d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň)
5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : Dyah Ayu S
BalasHapusKELAS : C
NIM : A310160107
TRANSKRIPSI PUISI
HALAMAN 90
[rumah kusam]
[bәgIni kϽndisi rumahku, suram kusam]
[di nәgәri yaŋ bәribu yaŋ bәrtuan]
[mәηapa pәrjalanῆ bәrarah kә kәlam]
[halaman yaŋ rәmaŋ, pәrabϽt yaŋ rϽbϽt]
[pәraŋkat yaŋ pәraŋ paŋkat dan bәrkoalisis deŋan kusam]
[sistәm demokrasi yaŋ mәŋәlampun, sәmua wajah mәŋәrikan]
[rumahku, nәgәriku, kini suram, kini mәrәmaŋ, kini kusam]
[kini mәŋәlam, tәrpikat gәlap]
[bәgini kϽndisi rumahku, nәgәriku tәmpat aku bәrdiri]
[rәbah pϽhϽn tәguh di halaman tәmpat bәrmu∫awarah]
[Kolam kәlam mәŋhitam tәmpat bәrsaUdaraan]
[rantiŋ kәriŋ bәrubah mәmatahkan arah]
[buŋa indah harum waŋi bәrubah suram]
[rumahku, nәgәriku dalam kәlam]
[sәmua wajah pәraŋkat baŋsa mәŋhitam]
[halaman muka baŋsa yaŋ kәlam]
[kolonialismә pәmәti? intri? masih mәliri?]
[halaman bәlakaŋ ruah baŋsa hitam kәlam]
[ta? Ada cahaya pәrtәmuan]
[bәginilah kϽndisi rumahku, nәgәriku yaŋ bәribu dan bәrtuan]
[pәmәnaŋ pәmili masa lalu]
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Dyah Ayu S
BalasHapusKelas : C
NIM : A310160107
1.Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir,karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alatucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
Nama : Fitri Rusiyati
BalasHapusNIM : A310160095
Kelas : C
Halaman 27
1.produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung.
2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi.
3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi:
a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m)
b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n)
c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ)
d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň)
5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
Nama : Fitri Rusiyati
BalasHapusNIM : A310160095
Kelas : C
FONETIK HALAMAN 59
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir,karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alatucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
Nama : Fitri Rusiyati
BalasHapusNIM : A310160095
Kelas : C
TUGAS FONETIK HALAMAN 90
BAGIAN NO 2
[rumah kusam]
[bәgIni kϽndisi rumahku, suram kusam][di nәgәri yaŋ bәribu yaŋ bәrtuan][mәηapa pәrjalanῆ bәrarah kә kәlam]
[halaman yaŋ rәmaŋ, pәrabϽt yaŋ rϽbϽt][pәraŋkat yaŋ pәraŋ paŋkat dan bәrkoalisis deŋan kusam]
[sistәm demokrasi yaŋ mәŋәlampun, sәmuawajah mәŋәrikan]
[rumahku, nәgәriku, kini suram, kini mәrәmaŋ, kini kusam]
[kini mәŋәlam, tәrpikat gәlap]
[bәgini kϽndisi rumahku, nәgәriku tәmpat aku bәrdiri][rәbah pϽhϽn tәguh di halaman tәmpat bәrmu∫awarah]
[kolam kәlam mәŋhitam tәmpat bәrsaUdaraan]
[rantiŋ kәriŋ bәrubah mәmatahkan arah][buŋa indah harum waŋi bәrubah suram][rumahku, nәgәriku dalam kәlam]
[sәmua wajah pәraŋkat baŋsa mәŋhitam]
[halaman muka baŋsa yaŋ kәlam][kolonialismә pәmәti? intri? masih mәliri?]
[halaman bәlakaŋ ruah baŋsa hitam kәlam]
[ta? Ada cahaya pәrtәmuan]
[bәginilah kϽndisi rumahku, nәgәriku yaŋ bәribu dan bәrtuan]
[pәmәnaŋ pәmili masa lalu]
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Anindita Yuan Prabandari
BalasHapusKelas: C
NIM : A310160121
FONETIK
HALAMAN 27
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung.
2. Empat proses produksi bunyi bahasa
a. proses mengallirnya udara dari paru-paru,
b. proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara,
c. proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan
d. proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi.
3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi:
a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m)
b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n)
c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ)
d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň)
5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara, yakni bila pita suara terbuka lebar.
Nama : Anindita Yuan Prabandari
BalasHapusKelas: C
NIM : A310160121
FONETIK
HALAMAN 90
[rumah kusam]
[bƏgini kƆndisi rumahku,suram kusam]
[di nƏgƏri yaŋ bƏribu yaŋ bƏrtuwan]
[mƏŋapa pƏrjalananña bƏrarah kƏ kƏlam]
[halaman yaŋ rƏmaŋ, pƏrabƆt yaŋ rƆbƆt]
[pƏraŋkat yaŋ pƏraŋ paŋkat dan bƏrkoalisis dƏŋan kusam]
[sistƏm dƏmokrasi yaŋ mƏŋelampun,sƏmuwa wajah mƏŋƏrikan]
[rumahku,nƏgƏriku,kini suram,kini mƏrƏmaŋ,kini
kusam,kini mƏŋgƏlam,tƏrpikat gƏlap]
[bƏgini kƆndisi rumahku,nƏgƏriku tƏmpat aku bƏrdiri]
[rƏbah pƆhƆn tƏguh dihalaman tƏmpat bƏrmuʃawarah]
[kolam kƏlam mƏŋhitam tƏmpat bƏrsaUdaraan]
[rantiŋ kƏriŋ bƏrubah mƏmatahkan arah]
[buŋa indah harum waŋi bƏrubah suram]
[rumahku,nƏgeriku dalam kƏlam]
[sƏmuwa wajah pƏraŋkat baŋsa mƏŋhitam]
[halaman muka baŋsa yaŋ kƏlam]
[kolonialismƏ pƏmƏti? intri? masih mƏliri?]
[halaman bƏlakaŋ ruwah baŋsa hitam kƏlam]
[ta? ada cahaya pƏrtƏmuan]
[bƏginilah kƆndsi rumahku,nƏgƏriku yaŋ bƏribu dan
bƏrtuwan]
[pƏmƏnaŋ pƏmili masa lalu]
(mƏndƏras rasa,2012:101]
TUGAS FONETIK HAL 27
BalasHapusNAMA : YASINTA SILVIANA NINGRUM
NIM : A310160086
KELAS : C
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung.
2. Empat proses produksi bunyi bahasa
a. proses mengallirnya udara dari paru-paru,
b. proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara,
c. proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan
d. proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi.
3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara dengan cara mempersempit glottis sehingga pita suara bergetar dan menghasilkan suara, bunyi yang dihasilkan disebut bunyi bersuara.
4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi:
~ Antara kedua bibir, misal bunyi (m)
~ Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n)
~ Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ)
~ Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň)
5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara dengan membuka glottis sepenuhnya. Dalam keadaan demikian pita suara tidak bergetar dan tidak menimbulkan suara. Oleh karena itu bunyi yang dihasilkan disebut bunyi tak bersuara.
TUGAS FONETIK HAL: 90
BalasHapusNama. : YASINTA SILVIANA NINGRUM
NIM : A310160086
Kelas : C
[rumah kusam]
[bәgIni kϽndisi rumahku, suram kusam]
[di nәgәri yaŋ bәribu yaŋ bәrtuan]
[mәηapa pәrjalanῆ bәrarah kә kәlam]
[halaman yaŋ rәmaŋ, pәrabϽt yaŋ rϽbϽt]
[pәraŋkat yaŋ pәraŋ paŋkat dan bәrkoalisis deŋan kusam]
[sistәm demokrasi yaŋ mәŋәlampun, sәmua wajah mәŋәrikan]
[rumahku, nәgәriku, kini suram, kini mәrәmaŋ, kini kusam]
[kini mәŋәlam, tәrpikat gәlap]
[bәgini kϽndisi rumahku, nәgәriku tәmpat aku bәrdiri]
[rәbah pϽhϽn tәguh di halaman tәmpat bәrmu∫awarah]
[Kolam kәlam mәŋhitam tәmpat bәrsaUdaraan]
[rantiŋ kәriŋ bәrubah mәmatahkan arah]
[buŋa indah harum waŋi bәrubah suram]
[rumahku, nәgәriku dalam kәlam]
[sәmua wajah pәraŋkat baŋsa mәŋhitam]
[halaman muka baŋsa yaŋ kәlam]
[kolonialismә pәmәti? intri? masih mәliri?]
[halaman bәlakaŋ ruah baŋsa hitam kәlam]
[ta? Ada cahaya pәrtәmuan]
[bәginilah kϽndisi rumahku, nәgәriku yaŋ bәribu dan bәrtuan]
[pәmәnaŋ pәmili masa lalu]
Nama : M. Alip Samsudin Kabut
BalasHapusNim : A310160082
Kelas : C
Tugas : Halaman 27
1. produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang ber kebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa di produksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi utama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita suara sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung.
2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengalir nya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalir nya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan bunyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalang nya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi.
3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi:
a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m)
b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n)
c. Antara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ)
d. Antara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň)
5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
Nama : M. Alip Samsudin Kabut
BalasHapusNim : A310160082
Kelas : C
Tugas : HALAMAN 59
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi supra segmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi supra segmental akan mengikuti ketika bunyi segmental di ujarkan.
2. Bunyi supra segmental tidak mampu hadir,karena bunyi supra segmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi supra segmental akan mengikuti ketika bunyi segmental di ujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi supra segmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi supra segmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi supra segmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
Nama : M. Alip Samsudin Kabut
BalasHapusNIm : A310160082
Kelas : C
Tugas : Halaman 90
[rumah kusam]
[bƏgini kƆndisi rumahku,suram kusam]
[di nƏgƏri yaŋ bƏribu yaŋ bƏrtuwan]
[mƏŋapa pƏrjalananña bƏrarah kƏ kƏlam]
[halaman yaŋ rƏmaŋ, pƏrabƆt yaŋ rƆbƆt]
[pƏraŋkat yaŋ pƏraŋ paŋkat dan bƏrkoalisis dƏŋan kusam]
[sistƏm dƏmokrasi yaŋ mƏŋelampun,sƏmuwa wajah mƏŋƏrikan]
[rumahku,nƏgƏriku,kini suram,kini mƏrƏmaŋ,kini
kusam,kini mƏŋgƏlam,tƏrpikat gƏlap]
[bƏgini kƆndisi rumahku,nƏgƏriku tƏmpat aku bƏrdiri]
[rƏbah pƆhƆn tƏguh dihalaman tƏmpat bƏrmuʃawarah]
[kolam kƏlam mƏŋhitam tƏmpat bƏrsaUdaraan]
[rantiŋ kƏriŋ bƏrubah mƏmatahkan arah]
[buŋa indah harum waŋi bƏrubah suram]
[rumahku,nƏgeriku dalam kƏlam]
[sƏmuwa wajah pƏraŋkat baŋsa mƏŋhitam]
[halaman muka baŋsa yaŋ kƏlam]
[kolonialismƏ pƏmƏti? intri? masih mƏliri?]
[halaman bƏlakaŋ ruwah baŋsa hitam kƏlam]
[ta? ada cahaya pƏrtƏmuan]
[bƏginilah kƆndsi rumahku,nƏgƏriku yaŋ bƏribu dan
bƏrtuwan]
[pƏmƏnaŋ pƏmili masa lalu]
(mƏndƏras rasa,2012:101]
NAMA : SHOLIKHAH S
BalasHapusNIM : A310160094
KELAS : 1C
FONETIK HALAMAN 27
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung.
2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi.
3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi:
a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m)
b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n)
c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ)
d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň)
5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
Balas
Nama : sholikhah s
BalasHapusNIM : A310160094
Kelas : C
TUGAS FONETIK HALAMAN 90
BAGIAN NO 2
[rumah kusam]
[bәgIni kϽndisi rumahku, suram kusam][di nәgәri yaŋ bәribu yaŋ bәrtuan][mәηapa pәrjalanῆ bәrarah kә kәlam]
[halaman yaŋ rәmaŋ, pәrabϽt yaŋ rϽbϽt][pәraŋkat yaŋ pәraŋ paŋkat dan bәrkoalisis deŋan kusam]
[sistәm demokrasi yaŋ mәŋәlampun, sәmuawajah mәŋәrikan]
[rumahku, nәgәriku, kini suram, kini mәrәmaŋ, kini kusam]
[kini mәŋәlam, tәrpikat gәlap]
[bәgini kϽndisi rumahku, nәgәriku tәmpat aku bәrdiri][rәbah pϽhϽn tәguh di halaman tәmpat bәrmu∫awarah]
[kolam kәlam mәŋhitam tәmpat bәrsaUdaraan]
[rantiŋ kәriŋ bәrubah mәmatahkan arah][buŋa indah harum waŋi bәrubah suram][rumahku, nәgәriku dalam kәlam]
[sәmua wajah pәraŋkat baŋsa mәŋhitam]
[halaman muka baŋsa yaŋ kәlam][kolonialismә pәmәti? intri? masih mәliri?]
[halaman bәlakaŋ ruah baŋsa hitam kәlam]
[ta? Ada cahaya pәrtәmuan]
[bәginilah kϽndisi rumahku, nәgәriku yaŋ bәribu dan bәrtuan]
[pәmәnaŋ pәmili masa lalu]
NAMA : sholikhah s
BalasHapusNIM : A310160094
KELAS : C
FONETIK LATIHAN HALAMAN 59
1. Apakah bunyi segmental itu mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi suprasegmental?
Jawab:
Bunyi segmental tidak mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi suprasegmental, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. dan Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Apakah bunyi suprasegmental itu mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi segmental?
Jawab:
Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi segmental , sebab bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada.dan Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Mengapa kedua bunyi itu memiliki sifat ketergantungan?
Jawab:
Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Apakah bunyi suprasegmental tersebut berperan dalam pembeda makna?
Jawab:
Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5.Apakah durasi menjadi pembeda makna dalam mengucapkan kata bahasa Indonesia?
Jawab:
Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
Nama : Anindita Yuan Prabandari
BalasHapusKelas : C
NIM : A310160121
FONETIK
HALAMAN 59
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental adalah ini material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
NAMA : NURUL AYU ROMADHONA
BalasHapusNIM : A310160104
KELAS : 1C
FONETIK HALAMAN 27
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung.
2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi.
3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi:
a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m)
b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n)
c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ)
d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň)
5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : NURUL AYU R
BalasHapusNIM : A310160104
KELAS : C
FONETIK LATIHAN HALAMAN 59
1. Apakah bunyi segmental itu mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi suprasegmental?
Jawab:
Bunyi segmental tidak mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi suprasegmental, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. dan Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Apakah bunyi suprasegmental itu mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi segmental?
Jawab:
Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi segmental , sebab bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada.dan Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Mengapa kedua bunyi itu memiliki sifat ketergantungan?
Jawab:
Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Apakah bunyi suprasegmental tersebut berperan dalam pembeda makna?
Jawab:
Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5.Apakah durasi menjadi pembeda makna dalam mengucapkan kata bahasa Indonesia?
Jawab:
Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
Nama : NURUL AYU R
BalasHapusNIM : A310160104
Kelas : C
TUGAS FONETIK HALAMAN 90
BAGIAN NO 2
[rumah kusam]
[bәgIni kϽndisi rumahku, suram kusam][di nәgәri yaŋ bәribu yaŋ bәrtuan][mәηapa pәrjalanῆ bәrarah kә kәlam]
[halaman yaŋ rәmaŋ, pәrabϽt yaŋ rϽbϽt][pәraŋkat yaŋ pәraŋ paŋkat dan bәrkoalisis deŋan kusam]
[sistәm demokrasi yaŋ mәŋәlampun, sәmuawajah mәŋәrikan]
[rumahku, nәgәriku, kini suram, kini mәrәmaŋ, kini kusam]
[kini mәŋәlam, tәrpikat gәlap]
[bәgini kϽndisi rumahku, nәgәriku tәmpat aku bәrdiri][rәbah pϽhϽn tәguh di halaman tәmpat bәrmu∫awarah]
[kolam kәlam mәŋhitam tәmpat bәrsaUdaraan]
[rantiŋ kәriŋ bәrubah mәmatahkan arah][buŋa indah harum waŋi bәrubah suram][rumahku, nәgәriku dalam kәlam]
[sәmua wajah pәraŋkat baŋsa mәŋhitam]
[halaman muka baŋsa yaŋ kәlam][kolonialismә pәmәti? intri? masih mәliri?]
[halaman bәlakaŋ ruah baŋsa hitam kәlam]
[ta? Ada cahaya pәrtәmuan]
[bәginilah kϽndisi rumahku, nәgәriku yaŋ bәribu dan bәrtuan]
[pәmәnaŋ pәmili masa lalu]
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Nanik Hana Putri
BalasHapusNim : A310160122
Kelas : 1C
Tugas fonetik halaman 59
1. Apakah bunyi segmental itu mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi suprasegmental?
Bunyi segmental tidak mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi suprasegmental, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. dan Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Apakah bunyi suprasegmental itu mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi segmental?
Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi segmental , sebab bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada.dan Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Mengapa kedua bunyi itu memiliki sifat ketergantungan?
Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Apakah bunyi suprasegmental tersebut berperan dalam pembeda makna?
Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5.Apakah durasi menjadi pembeda makna dalam mengucapkan kata bahasa Indonesia?
Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
Nama : Nanik Hana Putri
BalasHapusNim : A310160122
Kelas : 1C
Tugas fonetik, transkripsikan puisi ke dalam transkripasi fonetis halaman 90
[rumah kusam]
[bƏgini kƆndisi rumahku,suram kusam]
[di nƏgƏri yaŋ bƏribu yaŋ bƏrtuwan]
[mƏŋapa pƏrjalananña bƏrarah kƏ kƏlam]
[halaman yaŋ rƏmaŋ, pƏrabƆt yaŋ rƆbƆt]
[pƏraŋkat yaŋ pƏraŋ paŋkat dan bƏrkoalisis dƏŋan kusam]
[sistƏm dƏmokrasi yaŋ mƏŋelampun,sƏmuwa wajah mƏŋƏrikan]
[rumahku,nƏgƏriku,kini suram,kini mƏrƏmaŋ,kini kusam,kini mƏŋgƏlam,tƏrpikat gƏlap]
[bƏgini kƆndisi rumahku,nƏgƏriku tƏmpat aku bƏrdiri]
[rƏbah pƆhƆn tƏguh dihalaman tƏmpat bƏrmuʃwarah]
[kolam kƏlam mƏŋhitam tƏmpat bƏrsaUdaraan]
[rantiŋ kƏriŋ bƏrubah mƏmatahkan arah]
[buŋa indah harum waŋi bƏrubah suram]
[rumahku,nƏgeriku dalam kƏlam]
[sƏmuwa wajah pƏraŋkat baŋsa mƏŋhitam]
[halaman muka baŋsa yaŋ kƏlam]
[kolonialismƏ pƏmƏti? intri? masih mƏliri?]
[halaman bƏlakaŋ ruwah baŋsa hitam kƏlam]
[ta? ada cahaya pƏrtƏmuan]
[bƏginilah kƆndsi rumahku,nƏgƏriku yaŋ bƏribu dan bƏrtuwan]
[pƏmƏnaŋ pƏmili masa lalu]
[mƏndƏras rasa,2012:101]
NAMA : BUNGA DEBY
BalasHapusNIM : A310160093
KELAS : 1C
FONETIK HALAMAN 27
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi uatama. Udara sebagai energi utama dalam memproduksi bahasa. Proses pembentukan bunyi bahasa bersumber pada arus udara yang mengalir dari/ke paru-paru. Getaran-getaran itu timbul pada pita sura sebagai akibat tekanan arus udara, yang dibarengi dengan gerakan alat-alat ucap sedemikian rupa hingga menimbulkan perbedaan/perubahan rongga udara yang terdapat dalam rongga mulut dan atau hidung.
2. Empat proses produksi bunyi bahasa (a) proses mengallirnya udara dari paru-paru, (b) proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara, (c) proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan buyi nasal atau sengau, dan (d) proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi atau di daerah artikulasi.
3. Cara menghasilkan bunyi bahasa bersuara bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi:
a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m)
b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n)
c. Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ)
d. Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň)
5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : BUNGA DEBBY
BalasHapusNIM : A310160093
KELAS : C
FONETIK LATIHAN HALAMAN 59
1. Apakah bunyi segmental itu mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi suprasegmental?
Jawab:
Bunyi segmental tidak mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi suprasegmental, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. dan Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Apakah bunyi suprasegmental itu mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi segmental?
Jawab:
Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi segmental , sebab bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada.dan Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Mengapa kedua bunyi itu memiliki sifat ketergantungan?
Jawab:
Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Apakah bunyi suprasegmental tersebut berperan dalam pembeda makna?
Jawab:
Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5.Apakah durasi menjadi pembeda makna dalam mengucapkan kata bahasa Indonesia?
Jawab:
Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
Nama : BUNGA DEBBY
BalasHapusNIM : A310160093
Kelas : C
TUGAS FONETIK HALAMAN 90
BAGIAN NO 2
[rumah kusam]
[bәgIni kϽndisi rumahku, suram kusam][di nәgәri yaŋ bәribu yaŋ bәrtuan][mәηapa pәrjalanῆ bәrarah kә kәlam]
[halaman yaŋ rәmaŋ, pәrabϽt yaŋ rϽbϽt][pәraŋkat yaŋ pәraŋ paŋkat dan bәrkoalisis deŋan kusam]
[sistәm demokrasi yaŋ mәŋәlampun, sәmuawajah mәŋәrikan]
[rumahku, nәgәriku, kini suram, kini mәrәmaŋ, kini kusam]
[kini mәŋәlam, tәrpikat gәlap]
[bәgini kϽndisi rumahku, nәgәriku tәmpat aku bәrdiri][rәbah pϽhϽn tәguh di halaman tәmpat bәrmu∫awarah]
[kolam kәlam mәŋhitam tәmpat bәrsaUdaraan]
[rantiŋ kәriŋ bәrubah mәmatahkan arah][buŋa indah harum waŋi bәrubah suram][rumahku, nәgәriku dalam kәlam]
[sәmua wajah pәraŋkat baŋsa mәŋhitam]
[halaman muka baŋsa yaŋ kәlam][kolonialismә pәmәti? intri? masih mәliri?]
[halaman bәlakaŋ ruah baŋsa hitam kәlam]
[ta? Ada cahaya pәrtәmuan]
[bәginilah kϽndisi rumahku, nәgәriku yaŋ bәribu dan bәrtuan]
[pәmәnaŋ pәmili masa lalu]
NAMA : DIAN AYU CAHYANINGTIAS
BalasHapusNIM : A310160126
KELAS : C
FONETIK HALAMAN 27
1. Kapan proses produksi bunyi bahasa terjadi ?
Jawaban
Proses produksi bunyi bahasa terjadi jika setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain. Bunyi bahasa diproduksi dengan memanfaatkan udara sebagai energi utamanya.
2. Sebutkan empat proses produksi bunyi bahasa!
Jawaban
a. proses mengalirnya udara dari paru-paru.
b. proses fonasi yang terjadi di daerah pita-pita suara.
c. proses oro-nasal mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan bunyi nasal atau sengau.
d. proses artikulasi yang terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yang mengalir di titik-titik artikulasi.
3. Bagaimana cara menghasilkan bunyi bersuara ?
Jawaban
Bunyi bahasa bersuara terjadi bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Bagaimana cara menghasilkan bunyi nasal?
Jawaban
Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi:
a. Antara kedua bibir, misal bunyi (m)
b. Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n)
c. Antara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ)
d. Antara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň)
5. Bagaimana cara menghasilkan bunyi oral?
Jawaban
Dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Bagaimana cara menghasilkan bunyi tak bersuara?
Jawaban
Bunyi bahasa tidak bersuara terjadi bila pita suara terbuka lebar.
NAMA : DIAN AYU CAHYANINGTIAS
BalasHapusNIM : A310160126
KELAS : C
FONETIK HALAMAN 59
1. Apakah bunyi segmental itu mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi suprasegmental?
Jawaban
Bunyi segmental tidak mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi suprasegmental, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Dan Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran,sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Apakah bunyi suprasegmental itu mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi segmental?
Jawaban
Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi segmental , sebab bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada, dan Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Mengapa kedua bunyi itu memiliki sifat ketergantungan?
Jawaban
Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich,2010:61).
4. Apakah bunyi suprasegmental tersebut berperan dalam pembeda makna?
Jawaban
Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Apakah durasi menjadi pembeda makna dalam mengucapkan kata bahasa Indonesia?
Jawaban
Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata
NAMA : DIAN AYU CAHYANINGTIAS
BalasHapusNIM : A310160126
KELAS : C
FONETIK HALAMAN 90
TRANSKRIPSI FONETIS
[rumah kusam]
[bƏgini kƆndisi rumahku,suram kusam]
[di nƏgƏri yaŋ bƏribu yaŋ bƏrtuwan]
[mƏŋapa pƏrjalananña bƏrarah Kə kƏlam]
[halaman yaŋ rƏmaŋ, pƏrabƆt yaŋ rƆbƆt]
[pƏraŋkat yaŋ pƏraŋ paŋkat dan bƏrkoalisis dƏŋan kusam]
[sistƏm dƏmokrasi yaŋ mƏŋelampun,sƏmuwa wajah mƏŋƏrikan]
[rumahku,nƏgƏriku,kini suram,kini mƏrƏmaŋ,kini kusam,kini mƏŋgƏlam,tƏrpikat gƏlap]
[bƏgini kƆndisi rumahku,nƏgƏriku tƏmpat aku bƏrdiri]
[rƏbah pƆhƆn tƏguh dihalaman tƏmpat bƏrmuʃawarah]
[kolam kƏlam mƏŋhitam tƏmpat bƏrsaUdaraan]
[rantiŋ kƏriŋ bƏrubah mƏmatahkan arah]
[buŋa indah harum waŋi bƏrubah suram]
[rumahku,nƏgeriku dalam kƏlam]
[sƏmuwa wajah pƏraŋkat baŋsa mƏŋhitam]
[halaman muka baŋsa yaŋ kƏlam]
[kolonialismƏ pƏmƏti? intri? Masih mƏliri?]
[halaman bƏlakaŋ ruwah baŋsa hitam kƏlam]
[ta? ada cahaya pƏrtƏmuan]
[bƏginilah kƆndsi rumahku,nƏgƏriku yaŋ bƏribu dan bƏrtuwan]
[pƏmƏnaŋ pƏmili masa lalu]
(mƏndƏras rasa,2012:101]
Tugas Fonetik Hal:59
BalasHapusNAMA : YASINTA SILVIANA NINGRUM
NIM : A310160086
KELAS : C
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Karena bunyi segmental ini adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir, karena bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Karena bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
Nama : Putri Hapsari
BalasHapusNIM : A310160112
Kelas : C
Tugas Fonetik (Hal 27)
1. Proses produksi bunyi bahasa terjadi setiap manusia yang berkebutuhan ingin mengadakan komunikasi dengan orang lain akan memproduksi bunyi bahasa.
2. a) proses mengalirnya udara dari paru-paru, b) proses fonasi yg terjadi di daerah pita-pita suara, c) proses oro-nasal-mengalirnya udara ke rongga hidung pada saat mengucapkan bunyi nasal/sengau, d) proses artikulasi yg terjadi di rongga mulut yaitu terhalangnya arus udara yg mengalir di titik-titik artikulasi.
3. Bunyi bahasa bersuara terjadi bila posisi pita suara terbuka sedikit.
4. Cara menghasilkan bunyi nasal dengan menutup arus udara keluar melalui rongga hidung. Penutupan arus udara ke luar rongga mulut dapat terjadi:
a) Antara kedua bibir, misal bunyi (m)
b) Antara ujung lidah dan ceruk, hasilnya bunyi (n)
c) Anatara pangkal lidah dan langit-langit lunak, hasilnya bunyi (ŋ)
d) Anatara ujung lidah dan langit-langit keras, hasilnya bunyi (ň)
5. Cara menghasilkan bunyi oral dengan jalan mengangkut ujung anak tekak mendekati langit-langit lunak untuk menutupi rongga hidung sehingga arus udara dari paru-paru keluar melalui mulut. Selain bunyi nasal, semua bunyi vokal dan konsonan bahasa Indonesia termasuk bunyi oral.
6. Cara menghasilkan bunyi tak bersuara bila pita suara terbuka lebar.
Nama : Putri Hapsari
BalasHapusNIM : A310160112
Kelas : C
Tugas Fonetik (Hal 59)
1. Bunyi segmental tidak mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi suprasegmental, sebab bunyi suprasegmental terjadi apabila ada bunyi segmental. Dan bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
2. Bunyi suprasegmental tidak mampu hadir dalam tuturan tanpa bunyi segmental, sebab bunyi suprasegmental akan hadir jika bunyi segmental ada. Dan bunyi segmental adalah material utama dalam ujaran, sedangkan bunyi suprasegmental akan mengikuti ketika bunyi segmental diujarkan.
3. Kedua bunyi ini saling ketergantungan karena bunyi suprasegmental selalu hadir mengiringi, menindih, menemani bunyi segmental (baik vokoid maupun kontoid) (Muslich, 2010:61).
4. Bunyi suprasegmental tidak berperan dalam pembeda makna tetapi bunyi suprasegmental berperan dalam bahasa nada.
5. Durasi tidak menjadi pembeda makna karena bunyi segmental yang diucapkan alat ucap dipertahankan cukup lama tidak bersifat fonemis dalam bahasa Indonesia, artinya tidak membedakan makna kata.
Nama : Putri Hapsari
BalasHapusNIM : A310160112
Kelas : C
Tugas Fonetik (Hal 90)
[rumah kusam]
[bƏgini kƆndisi rumahku, suram kusam]
[di nƏgƏri yaŋ bƏribu yaŋ bƏrtuwan]
[mƏŋapa pƏrjalananña bƏrarah kƏ kƏlam]
[halaman yaŋ rƏmaŋ, pƏrabƆt yaŋ rƆbƆt]
[pƏraŋkat yaŋ pƏraŋ paŋkat dan bƏrkoalisis dƏŋan kusam]
[sistƏm dƏmokrasi yaŋ mƏŋelampun,sƏmuwa wajah mƏŋƏrikan]
[rumahku,nƏgƏriku,kini suram,kini mƏrƏmaŋ,kini kusam]
[kini mƏŋgƏlam,tƏrpikat gƏlap]
[bƏgini kƆndisi rumahku,nƏgƏriku tƏmpat aku bƏrdiri]
[rƏbah pƆhƆn tƏguh dihalaman tƏmpat bƏrmuʃwarah]
[kolam kƏlam mƏŋhitam tƏmpat bƏrsaUdaraan]
[rantiŋ kƏriŋ bƏrubah mƏmatahkan arah]
[buŋa indah harum waŋi bƏrubah suram]
[rumahku,nƏgeriku dalam kƏlam]
[sƏmuwa wajah pƏraŋkat baŋsa mƏŋhitam]
[halaman muka baŋsa yaŋ kƏlam]
[kolonialismƏ pƏmƏti? intri? masih mƏliri?]
[halaman bƏlakaŋ ruwah baŋsa hitam kƏlam]
[ta? ada cahaya pƏrtƏmuan]
[bƏginilah kƆndsi rumahku,nƏgƏriku yaŋ bƏribu dan bƏrtuwan]
[pƏmƏnaŋ pƏmili masa lalu]
[mƏndƏras rasa, 2012:101]